Breaking News
Loading...

 Benarkah Syiah Mengambil Ajaran dari Agama Majusi?


Syiahindonesia.com -
Pertanyaan ini sering muncul di kalangan umat Islam yang menelaah asal-usul dan ajaran sekte Syiah. Apakah benar sebagian ajaran dalam Syiah memiliki kemiripan atau bahkan berasal dari agama Majusi (Zoroastrianisme) yang berkembang di Persia sebelum datangnya Islam?

1. Latar Belakang Sejarah Persia dan Syiah

Setelah penaklukan Persia oleh pasukan Islam di masa kekhalifahan Umar bin Khattab رضي الله عنه, bangsa Persia mengalami kejatuhan kekuasaan. Sebagian kelompok dari kalangan aristokrat dan pendeta Majusi tidak menerima kenyataan ini dan menyimpan dendam terhadap Islam dan bangsa Arab. Para ulama Islam menyebut bahwa banyak dari mereka berpura-pura masuk Islam, namun diam-diam menyusupkan ajaran mereka ke dalam Islam melalui jalur bid’ah.

2. Pemujaan Berlebihan terhadap Keturunan

Salah satu ciri khas Majusi adalah pemujaan terhadap keluarga kerajaan dan garis keturunan tertentu, yang mereka anggap suci dan layak dipatuhi secara mutlak. Dalam ajaran Syiah, kita juga menemukan bentuk pengkultusan terhadap Ahlul Bait, khususnya para Imam yang mereka yakini maksum (bebas dari dosa) dan memiliki pengetahuan gaib.

Bahkan mereka meyakini bahwa para Imam lebih tinggi derajatnya dari para nabi, sebagaimana disebut dalam kitab Bihar al-Anwar:

"إِنَّ الْأَئِمَّةَ هُمْ النُّورُ الَّذِي خَلَقَهُ اللَّهُ قَبْلَ الْخَلْقِ"
“Sesungguhnya para imam adalah cahaya yang diciptakan Allah sebelum penciptaan makhluk.”
(Bihar al-Anwar, 25/5)

Konsep ini sangat mirip dengan doktrin suci para pendeta dan raja dalam Majusi.

3. Dualisme: Nur vs Zulmat

Ajaran Majusi terkenal dengan dualisme: adanya dua kekuatan besar, yaitu kebaikan (Ahura Mazda) dan kejahatan (Ahriman) yang terus bertarung. Dalam ajaran Syiah, kita menemukan konsep wilayah cahaya dan wilayah kegelapan, di mana para imam adalah “cahaya” dan lawan mereka adalah “zulmat”. Mereka bahkan menggambarkan sahabat seperti Abu Bakar dan Umar sebagai perwujudan kegelapan – padahal mereka adalah sahabat yang dijamin surga oleh Nabi ﷺ.

4. Upacara Ritual Asyura dan Kesedihan yang Berlebihan

Tradisi memukul dada, kepala, bahkan menyayat tubuh dengan pedang saat peringatan Asyura (hari wafatnya Husain bin Ali) sangat mirip dengan ritual ratapan dan penyesalan dalam agama Majusi, terutama saat memperingati kematian pahlawan atau raja mereka.

Islam melarang meratapi kematian dengan berlebihan. Nabi ﷺ bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang memukul pipi, merobek pakaian, dan menyeru dengan seruan jahiliyyah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Ritual yang dilakukan oleh Syiah dalam Asyura tidak ada dalil dari Nabi ﷺ atau para sahabat, dan justru bertentangan dengan sunnah.

5. Doa-Doa dengan Bahasa Asing

Sebagian doa-doa yang diajarkan dalam tradisi Syiah (khususnya yang berkembang di Iran) menggunakan bahasa Persia kuno dan konsep metafisik yang tidak dikenal dalam Islam. Hal ini semakin menunjukkan adanya warisan budaya keagamaan non-Islami yang masuk ke dalam ajaran mereka.

6. Pengaruh Abdullah bin Saba'

Beberapa ulama Ahlus Sunnah menyebut bahwa asal muasal Syiah sebagai gerakan politik dan keagamaan tidak lepas dari tokoh bernama Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman yang menyusup ke tubuh umat Islam. Ia mempromosikan ajaran tentang keutamaan Ali secara ekstrem dan menyebarkan doktrin ghaibnya Imam dan rajanya Imam – suatu hal yang memiliki kemiripan dengan konsep "raja yang hilang dan akan kembali" dalam Zoroastrianisme.

7. Syiah Membenci Arab, Majusi Membenci Islam

Dalam banyak literatur Syiah, terutama versi Iran, ditemukan sentimen kebencian terhadap bangsa Arab. Hal ini selaras dengan semangat anti-Arab dari para Majusi yang merasa Islam telah menghancurkan kerajaan Persia. Maka, ajaran Syiah dijadikan kendaraan untuk membalas dendam sejarah, bukan karena mencari kebenaran Islam.

Kesimpulan: Benarkah Syiah Mengambil Ajaran dari Majusi?

Dari penelusuran di atas, dapat disimpulkan bahwa memang ada kemiripan yang signifikan antara ajaran Syiah dan Majusi, baik dari segi doktrin spiritual, ritual keagamaan, maupun konsep kepemimpinan suci. Meskipun Syiah mengklaim sebagai bagian dari Islam, banyak unsur dalam ajaran mereka yang merupakan warisan dari budaya dan keyakinan non-Islam, khususnya Persia Majusi.

Maka tak heran jika banyak ulama Ahlus Sunnah mengingatkan umat Islam agar tidak tertipu dengan penampilan luar Syiah, karena akar ideologi mereka berasal dari ajaran-ajaran sesat yang dikemas dalam istilah keislaman.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: