Syiahindonesia.com - Iran mengatakan pada Sabtu (2/11/2019) bahwa mereka telah mengirim Irak dan negara-negara Arab di Teluk pernyataan dari proyek keamanan dan kerjasamanya yang pertama kali diungkapkan oleh Presiden Hassan Rouhani di PBB pada bulan September.
Rouhani “mengirim teks lengkap (inisiatif tersebut) ke kepala Dewan Kerjasama Teluk dan Irak” dan “meminta kerja sama mereka dalam memproses dan mengimplementasikannya”, kata kementerian luar negeri.
GCC adalah blok enam negara yang mengelompokkan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Oman.
Hubungan antara Iran dan anggota GCC telah menegang di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, keduanya sekutu Amerika Serikat dan anggota terkemuka dari koalisi militer yang memerangi pemberontak Houtsi yang didukung Iran di Yaman.
Pada bulan September, Rouhani mengusulkan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB sebuah “Koalisi untuk Harapan” yang akan menyatukan semua negara-negara kawasan dalam janji untuk tidak melakukan agresi dan tanpa campur tangan dalam urusan masing-masing.
Langkah itu terjadi setelah serangkaian serangan misterius terhadap kapal tanker minyak di Teluk dan instalasi minyak Saudi, yang oleh Amerika Serikat disalahkan pada Teheran. Iran membantah terlibat dalam serangan itu.
“Keamanan kawasan akan diberikan ketika pasukan Amerika menarik diri,” kata Rouhani di Majelis Umum.
“Jika terjadi insiden, anda dan kami tidak akan tinggal sendirian. Kami bertetangga satu sama lain dan tidak dengan Amerika Serikat,” tambahnya.
Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat tajam sejak Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri tahun lalu dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Sejak itu AS memberlakukan kembali sanksi sepihak sebagai bagian dari kampanye “tekanan maksimum”. (Althaf/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Rouhani “mengirim teks lengkap (inisiatif tersebut) ke kepala Dewan Kerjasama Teluk dan Irak” dan “meminta kerja sama mereka dalam memproses dan mengimplementasikannya”, kata kementerian luar negeri.
GCC adalah blok enam negara yang mengelompokkan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Oman.
Hubungan antara Iran dan anggota GCC telah menegang di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, keduanya sekutu Amerika Serikat dan anggota terkemuka dari koalisi militer yang memerangi pemberontak Houtsi yang didukung Iran di Yaman.
Pada bulan September, Rouhani mengusulkan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB sebuah “Koalisi untuk Harapan” yang akan menyatukan semua negara-negara kawasan dalam janji untuk tidak melakukan agresi dan tanpa campur tangan dalam urusan masing-masing.
Langkah itu terjadi setelah serangkaian serangan misterius terhadap kapal tanker minyak di Teluk dan instalasi minyak Saudi, yang oleh Amerika Serikat disalahkan pada Teheran. Iran membantah terlibat dalam serangan itu.
“Keamanan kawasan akan diberikan ketika pasukan Amerika menarik diri,” kata Rouhani di Majelis Umum.
“Jika terjadi insiden, anda dan kami tidak akan tinggal sendirian. Kami bertetangga satu sama lain dan tidak dengan Amerika Serikat,” tambahnya.
Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat tajam sejak Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri tahun lalu dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Sejak itu AS memberlakukan kembali sanksi sepihak sebagai bagian dari kampanye “tekanan maksimum”. (Althaf/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: