Breaking News
Loading...

FATWA ULAMA ISLAM TENTANG SYIAH RAFIDHAH (Edisi 2)*
*10. Al-Qadhi Abu Ya’la [1]*
.
Beliau berkata: *“Adapun hukum terhadap orang Rafidhah…., jika ia mengkafirkan sahabat atau menganggap mereka fasik yang berarti pasti masuk neraka, maka orang semacam ini adalah kafir.” [2]*
.
*Padahal golongan Rafidhah (Syiah) sebagaimana terbukti dalam pokok-pokok ajaran mereka adalah orang-orang yang mengkafirkan sebagian besar Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.*
.
*11. Ibnu Hazm*
.
_Beliau berkata: *“Pendapat golongan Nashrani yang menyakan bahwa golongan Rafidhah (Syiah) menuduh Al-Quran telah diubah, maka sesungguhnya dakwaan semacam itu menunjukkan golongan Syiah adalah bukan muslim [3]. Karena golongan ini muncul pertama kali 25 tahun setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia merupakan golongan yang melakukan kebohongan dan kekafiran seperti yang dilakukan kaum Yahudi dan Nashrani.”[4]*_
.
_Kemudian beliau berkata: *“Orang yang berpendapat bahwa Al-Quran ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau berkata: “Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan semua kelompok umat Islam Ahlussunnah, Mu’tazilah, Murji’ah, Zaidiyah, bahwa adalah wajib berpegang kepada Al-Quran yang biasa kita baca ini……dan hanya golongan Syiah ekstrim sajalah yang menyalahi sikap ini. Dengan sikapnya itu mereka menjadi kafir lagi musyrik menurut pendapat semua penganut Islam. Dan pendapat kita sama sekali tidak sama dengan mereka (Syiah). Pendapat kita hanyalah sejalan dengan sesama pemeluk agama kita.” [5]*_
.
_Beliau berkata: *“Ketahuilah sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyembunyikan satu kata atau satu huruf pun dari syariat Ilahi. Saya tidak melihat adanya keistimewaan pada manusia tertentu, baik anak perempuannya, keponakan laki-lakinya, istri, atau sahabatnya, untuk mengetahui suatu syariat yang disembunyikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap bangsa kulit putih atau bangsa kulit hitam atau penggembala kambing. Tidak ada sesuatu pun rahasia, perlambang ataupun kata sandi diluar apa yang telah disampaikan kepada manusia, berarti beliau tidak menjalankan tugasnya. Barangsiapa beranggapan semacam ini maka dia kafir. [6]*_
.
*12. Al-Asfaraayini [7]*
.
_Telah diriwayatkan beberapa macam aqidah Syiah misalnya: *Mereka mengkafirkan sahabat, Al-Quran telah diubah dari keasliannya dan terdapat tambahan serta pengurangan, mereka menantikan kedatangan Imam Ghaib mereka yang akan muncul untuk mengajarkan syariat kepada mereka…. Beliau berkata: “Semua kelompok Syiah Imamiyah telah sepakat pada keyakinan sebagaimana yang telah kami sebutkan diatas.” Kemudian beliau menyatakan tentang hukum mereka sebagaimana dikatakannya: “Dalam keyakinan mereka semacam itu sama sekali bukanlah merupakan ajaran Islam dan hanya berarti suatu kekafiran. Karena di dalam keyakinan semaca itu tak ada lagi sedikit pun ajaran Islam yang tersisa.” [8]*_
.
*13. Al-Qadhi ‘Iyadh [9]*
.
_Beliau berkata: *“Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam keyakinan mereka bahwa para Imam mereka lebih mulia daripada para Nabi.” [10]*_
.
_*Begitu pula dihukum kafir orang yang mengatakan bahwa Ali radhiyallahu ‘anhu dan para Imam sesudahnya mempunyai wewenang kenabian yang sama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap Imam Syiah menempati derajat sama dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hal kenabian dan sumber penetapan agama. Beliau menyatakan bahwa mayoritas golongan Syiah berkeyakinan seperti ini [11]. Begitu juga seseorang yang mengaku memperoleh wahyu, sekalipun tidak mengaku sebagai nabi. [12]*_
.
_Beliau berkata: *“Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari Al-Quran walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah atau ditambah di dalamnya, sebagaimana keyakinan golongan Bathiniyyah dan Isma’iliyah. [13]*_
.
*14. As-Sam’ani [14] (wafat tahun 562 H)*
.
_Beliau berkata: *“Umat Islam telah bersepakat untuk mengkafirkan golongan Imamiyah (Syiah) karena mereka berkeyakinan bahwa para sahabat telah sesat, mengingkari ijma’ mereka dan menisbatkan hal-hal yang patut bagi mereka.” [15] [16]*_
.
*15. Ibnu Taimiyah*
.
_Beliau berkata: *“Barangsiapa beranggapan bahwa Al-Quran dikurangi ayat-ayatnya atau ada yang disembunyikan atau beranggapan bahwa Al-Quran mempunyai penafsiran-penafsiran batin, maka gugurlah amal-amal kebaikannya. Dan tidak ada perselisihan pendapat tentang kekafiran orang semacam ini”*_
.
*Barangsiapa beranggapan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu murtad setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -kecuali tidak lebih dari sepuluh orang- atau mayoritas dari mereka sebagai orang fasik, maka tidak diragukan lagi bahwa orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan penegasan Al-Quran yang terdapat dalam berbagai ayat mengenai keridhaan dan pujian Allah kepada mereka.*
.
_*Bahkan kekafiran orang semacam ini, adakah orang yang meragukannya? Sebab kekafiran orang semacam ini sudah jelas. Jika pernyataan orang semacam ini mengandung pengertian bahwa orang-orang yang telah menyampaikan Riwayat Al-Quran dan Sunnah Nabi adalah orang-orang kafir atau fasik, padahal ayat berikut ini menegaskan: “Kamu adalah sebaik-baik umat yang ditampilkan kepada sesama manusia” [17]. Begitu juga periode mereka merupakan sebaik-baik periode sejarah manusia, namun dikatakan bahwa sebagian besar dari mereka adalah orang kafir atau fasik.*_
.
*Hal ini berarti bahwa umat ini (umat Islam) adalah sejahat-jahat umat dan pendahulunya adalah sejelek-jelek manusia. Dan orang yang beranggapan seperti ini adalah kafir, karena mengacaukan/merusak citra Agama Islam. [18]*
.
_Syaikhul Islam berkata: *“Mereka ini lebih jahat dari sebagian besar golongan pengikut hawa nafsu dan lebih patuh diperangi daripada golongan Khawarij [19]. Mereka ini telah kafir terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang hanya Allah-lah mengetahui berapa banyak ajaran yang dibawa oleh Rasul-Nya. Golongan ini terkadang mendustakan hadits-hadits yang sah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terkadang mendustakan ayat-ayat Al-Quran.*_
.
*Sungguh Allah telah menyatakan pujian kepada para sahabat dalam Al-Quran, ridha kepada mereka dan mengampuni mereka, namun orang-orang Syiah mengingkari kebenaran ini. Allah telah menyatakan dalam Al-Quran adanya keharusan Shalat Jumat dan berjihad serta taat kepada ulil amri, namun mereka mengingkari hal ini.*
.
_*Allah telah menyatakan dalam kitab Al-Quran bahwa sesama kaum mu’minin saling mengayomi, saling mencintai, mendamaikan perselisihan sesama mereka, namun golongan Syiah mengingkari semua ini. Allah menyatakan dalam Al-Quran larangan untuk membantu golongan kafir dan saling mencintai sesama mereka, namun golongan Syiah melanggarnya.*_
.
*Allah menyebutkan dalam Al-Quran haramnya menumpahkan darah orang Islam, merusak harta dan kehormatan, mengharamkan menggunjing mereka, mengolok-olok dan memberi nama yang tak baik, namun golongan Syiah ternyata merupakan manusia yang paling depan dalam menghalalkan semua ini.*
.
_*Allah menyebutkan dalam Al-Quran perintah untuk berjamaah dan bersatu padu, melarang bergolong-golongan dan bercerai berai, namun Syiah jauh menyimpang dari ketetapan ini. Allah menyebutkan dalam kitab-Nya agar taat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mencintainya dan mengikuti hukumnya, namun Syiah mengingkarinya. Allah menyebutkan dalam kitab-Nya hak-hak istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun Syiah mendurhakainya.*_
.
*Allah menyatakan dalam Al-Quran tentang ketauhidan-Nya, ketunggalan kekuasaan-Nya, hak tunggal bagi-Nya untuk disembah, tiada sesuatu apapun yang menjadi sekutu-Nya, namun Syiah mengingkarinya. Mereka telah melakukan kesyirikan karena mereka merupakan manusia yang paling hebat dalam mengagungkan kuburan sehingga menjadikannya sesembahan selain Allah. Allah menyebutkan dalam kitab-Nya mengenai nama dan sifat-sifat-Nya, namun Syiah mengingkarinya. Allah menyebutkan dalam kitab-Nya bahwa Dialah yang Maha Kuasa atas segalanya, Pencipta segalanya, dan Pemilik segala kekuatan, namun Syiah kafir kepadanya.*
.
Kemudian Syaikhul Islam berkata: _*“Barangsiapa beranggapan baik dia dikatakan berilmu atau lain sebagainya, bahwa pembenaran memerangi Syiah diqiyaskan dengan hukum memerangi pemberontak terhadap pemerintahan Islam yang sah, karena mereka melakukan takwil yang dapat ditolerir [20], sesungguhnya dia adalah keliru lagi jahil terhadap hakikat syariat Islam, karena golongan Syiah ini telah mengingkari syariat dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga ia lebih jahat dari golongan Khawarij yang berpendapat bahwa umat Islam bebas untuk mempunyai Imam atau tidak.*_
.
*Padahal golongan Syiah ini tidaklah menggunakan takwil yang dapat ditolerir, karena takwil jenis ini boleh digunakan hanya apabila tidak ada nash yang tegas, misalnya para ulama yang berbeda pendapat mengenai sumber-sumber ijtihad, sehingga mereka menggunakan takwil jenis tersebut. Sedangkan golongan Syiah ini bukanlah mengikuti takwil yang dapat ditolerir yang biasa digunakan para ulama dalam memahami Al-Quran, As-Sunnah, dan ijma’, tetapi menggunakan takwil yang digunakan oleh umat Yahudi dan Nashrani.
Bahkan takwil yang digunakan golongan Syiah adalah takwil pengikut hawa nafsu yang paling jahat. [21]*
.
_*Tetapi Syaikhul Islam mengkafirkan golongan yang punya pendapat semacam ini, dengan syarat dia telah mengetahui dalil yang benar dan risalah Islam telah sampai kepadanya. Oleh karena itu terhadap kasus golongan Syiah yang telah tertangkap (oleh pemerintah Islam), beliau memberi fatwa sebagai berikut:*_
.
*FATWA SYAIKHUL ISLAM TENTANG GOLONGAN SYIAH YANG TELAH DIKALAHKAN*
.
_Beliau berkata: *“Diketahui bahwa dahulu di sebuah pantai negeri Syiria terdapat sebuah gunung besar yang dihuni oleh ribuan kaum Syiah yang masih senang membunuh dan merampas harta orang. Dahulupun mereka telah menewaskan banyak orang dan merampok harta mereka. Pada tahun terjadinya perang Ghazan [22] kaum muslimin menyerbu mereka, sehingga dapat merampas Kuda, senjata serta memperoleh tawanan. Mereka ini dijual kepada golongan kafir dan Nashrani di Cyprus. Kaum muslimin menangkap tantara Syiah yang lewat di depan mereka. Kaum Syiah ini jauh lebih berbahaya bagi kaum muslimin daripada musuh-musuh yang lain. Sebagian tokoh mereka memanggul bendera Nashrani. Bila dia ditanya manakah yang lebih baik, kaum muslimin atau kaum Nashrani? Jawabnya: “Kaum Nashrani!” dan jika ditanya: “Pada hari kiamat kelak kamu dikumpulkan bersama siapa?” Jawabnya: “Bersama Kaum Nashrani.” Kaum Syiah inilah yang menyerahkan kepada kaum Nashrani sebagian dari negeri-negeri umat Islam.*_
.
*Walaupun demikian, tatkala sebagian komandan pasukan Islam meminta nasihat (kepadaku) tentang peperangan dengan kaum Syiah, kemudian aku tulis jawaban singkat berkenaan dengan perang yang mereka lakukan [23]…..lalu kami pergi ke perkemahan mereka. Kemudian datanglah kepadaku beberapa orang diantara mereka dan terjadilah tukar pikiran serta perdebatan panjang antara aku dan mereka. Kemudian tatkala kaum muslimin berhasil menaklukan negeri mereka (Syiah) dan menangkap sebagian dari mereka, maka aku melarang tantara Islam untuk membunuh mereka, menawan mereka, namun kami pindahkan mereka ke berbagai daerah wilayah Islam, agar tidak dapat bersatu kembali”. [24]*
.
_*Demikianlah fatwa dari seorang tokoh Ahlussunnah pada zamannya. Jelaslah bahwa Ahlussunnah mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka yang telah dibawa oleh Rasul-Nya.*_
.
*Mereka tidak begitu saja mengkafirkan orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka dalam mencari kebenaran. Bahkan mereka ini adalah orang yang lebih mengetahui kebenaran dan lebih mengasihi manusia. Hal ini berbeda sekali dengan pengikut hawa nafsu yang suka mengada-adakan pendapat dan mengkafirkan siapa saja yang berbeda pendapat dengan mereka dalam mencari kebenaran. [25]*
.————————-
[*] Disalin dari Kitab Fatwa dan Pendirian Ulama Sunni terhadap Aqidah Syiah hal. 61-72, oleh Ustadz Muhammad Umar Baabdullah rahimahullah dengan sedikit ringkasan.
.
[1] Muhammad bin Al-Husain bin Muhammad bin Khalaf bin Al-Fara’ Abu Ya’la, seorang alim dalam urusan aqidah dan syariah pada masanya, wafat tahun 458 H.
[2] Al-Mu’tamad hal. 267.
[3] Maksudnya: ucapan mereka tidak bisa dipertanggung jawabkan atas nama kaum muslimin maupun Al-Quran.
[4] Al-Fashl 5/40.
[5] Al-Ihkâm fi Ushûli Al-Ahkâm 1/96.
[6] Al-Fashl 2/274-275. Orang yang berkeyakinan semacam ini dikafirkan oleh Ibnu Hazm. Dan keyakinan semacam ini dipegang oleh Syiah Itsna Asyariyah. Pendapat ini dikuatkan oleh guru-guru beliau pada masanya dan para ulama sebelumnya.
[7] Abu Al-Mughaffar Syahfur bin Thahir bin Muhammad Al-Asfaraayini, seorang imam Ahli Fiqh lagi Ahli Tafsir yang banyak karangan-karanganya, antara lain: At-Tafsîr Al-Kabîr dan At-Tabshîr fid Dîn. Beliau wafat tahun 471 H. (Baca: Thabaqât Asy-Syafî’iyyah 5/11 dan Al-A’lâm 3/260).
[8] At-Tabshîr fid Dîn hal. 24-25.
[9] ‘Iyadh bin Musa bin Umarun Al-Yahshabi, seorang ulama Maghribi, tokoh ahli hadits pada zamannya. Wafat tahun 544 H. (Baca: Wafayâtul A’yân 3/483; Al-‘Ibar 2/467 oleh Adz-Dzahabi; Bughyatut Thais hal. 437 oleh Adh-Dhabi; Târîkh Qudhâtul Andalus hal. 101 oleh An-Nabahi).
[10] Kaum Syiah dewasa ini beranggapan bahwa keyakinan mengkafirkan para Sahabat merupakan salah satu pokok ajaran mereka. Sedangkan orang yang mengingkari prinsip ini, mereka memandangnya kafir. Al-Mamqani yang merupakan guru Syiah berkata: “Termasuk prinsip madzhab kami adalah bahwa para Imam kami lebih mulia daripada Nabi Bani Israil, sebagaimana telah dinyatakan oleh keterangan-keterangan yang mutawatir. Orang yang memahami berita-berita Ahlul Bait (para Imam yang dua belas), bahwa para Imam tersebut memiliki keajaiban yang sama dengan yang ada pada para nabi, bahkan lebih hebat. Para nabi dan ulama salaf hanya memperoleh satu atau dua pintu ilmu, sedangkan para Imam Syiah karena ibadah dan ketaatan mereka, maka seseorang dapat naik ke tingkat menyamai Allah. Jika ia mengatakan kepada sesuatu “jadilah”, maka terbukalah semua pintu-pintu (ilmu).
[11] Aqidah semacam ini kita temukan pada golongan Itsna Asyariyah. Karena mereka beranggapan bahwa Imamah lebih tinggi dari kenabian. Para imam Syiah diyakini sebagai pokok pegangan bagi semua umat manusia seperti halnya para rasul.
[12] Demikianlah perkataan kaum Rafidhah. Baca Ar-Risâlah hal. 325 dan seterusnya.
[13] Disini perlu perhatian serius, sebab sebagian dari para Imam Syiah menisbatkan keyakinan tentang perubahan Al-Quran kepada golongan Ismaili, padahal sebenarnya adalah pendapat golongan Itsna Asyariyah sedangkan golongan Ismaili tidak pernah menyatakan pendapat seperti ini, namun golongan ini hanya menggunakan penakwilan ayat-ayat Al-Quran secara bathini (perlambang).
[14] Imam penghafal hadits, Abu Sa’ad Abdul Karim bin Muhammad bin Manshur At-Tamimi As-Sam’ani, pengarang kitab Al-Ansâb dan lain-lain. Ia sering melakukan kunjungan dan mendengar dari banyak guru hadits. Ibnu Katsir berkata: “Ibnu Khalkan telah menyebutkan perihal orang ini yang mempunyai banyak karya tulis, antara lain sebuah kitab yang telah menghimpun seribu hadits dari seratus orang guru hadits beserta pembicaraan sanad dan matannya, buku ini sangat berguna. Beliau wafat tahun 562 H. (Wafayâtul A’yân 3/209; Al-Bidâyah wa An-Nihâyah 12/175).
[15] Kata-kata “hal-hal yang patut bagi mereka” demikianlah yang ada pada tulisan aslinya. Jika kata ganti “mereka” tertuju kepada golongan Rafidhah, maka kalimat tersebut sudah benar. Maksudnya, golongan Rafidhah menyebut para sahabat sebagai orang-orang sesat, adalah patutnya tertuju pada diri mereka sendiri. Sedangkan jika kata ganti “mereka” tertuju kepada para sahabat berarti pada kalimat tersebut ada kata yang hilang. Barangkali yang benar kalimat tersebut harus berbunyi: “Apa yang tidak patut bagi mereka”.
[16] Al-Ansâb 6/341.
[17] QS. Âli-Imrân: 110.
[18] Ash-Shârim Al-Maslûl hal. 586-587.
[19] Majmû’ Al-Fatâwa 28/482.
[20] Baca Majmû’ Al-Fatâwa 28/484/485.
[21] Ibid. hal. 486.
[22] Bacalah Kitab Ar-Risâlah hal. 1239.
[23] Semoga begitu yang ada di Majmû’ Al-Fatâwa 28/398.
[24] Minhâjussunnah 3/39.
[25] Ar-Risâlah hal. 1239.
Link PDF: https://bit.ly/354KqfP 



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: