Syiahindonesia.com – Dalam sejarah panjang perjalanannya, kelompok Syiah tidak hanya menyimpang dalam persoalan akidah dan ibadah, tetapi juga piawai dalam memainkan isu-isu sosial demi menarik simpati umat Islam, terutama di negara-negara mayoritas Sunni seperti Indonesia. Mereka membungkus ajaran batilnya dengan jubah kepedulian sosial, pluralisme, dan kemanusiaan untuk menciptakan kesan positif di hadapan publik. Taktik ini sangat berbahaya karena dapat menyusupkan racun ideologi mereka ke tengah umat dengan cara yang tidak disadari.
Artikel ini mengupas bagaimana Syiah secara sistematis menggunakan isu-isu sosial sebagai alat dakwah terselubung untuk menipu umat Islam dan menyebarkan paham sesat mereka di Indonesia.
1. Menggunakan Isu Palestina sebagai Kedok Solidaritas Umat
Salah satu taktik paling umum yang digunakan Syiah adalah menjadikan isu Palestina sebagai alat propaganda. Mereka kerap mengklaim bahwa Iran dan kelompok Syiah sangat peduli terhadap perjuangan Palestina melawan penjajahan Zionis Israel. Padahal, faktanya banyak kalangan di Palestina sendiri—terutama kelompok Sunni—menolak bantuan Iran yang sarat kepentingan ideologi.
Dengan mengklaim sebagai “pembela Palestina”, Syiah berusaha menampilkan wajah islami dan revolusioner. Mereka menciptakan narasi bahwa Sunni telah gagal memperjuangkan Palestina, dan hanya Iran-lah (yang merupakan negara Syiah) yang tulus mendukung perjuangan tersebut. Padahal, dalam praktiknya, dukungan ini disertai agenda penyebaran faham Rafidhah.
"وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ"
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.”
(QS. Hud: 113)
2. Mengusung Isu Keadilan Sosial dan Pembela Kaum Tertindas
Syiah sangat aktif mengangkat tema keadilan sosial, pembelaan terhadap kaum miskin, tertindas, atau korban konflik. Mereka membentuk lembaga-lembaga sosial, rumah yatim, bahkan program kemanusiaan yang dikemas atas nama Islam.
Namun di balik program-program tersebut, tersembunyi agenda indoktrinasi ajaran Rafidhah. Anak-anak yatim yang diberi beasiswa, misalnya, secara perlahan diajarkan untuk mencaci sahabat Nabi, menyalahkan Aisyah radhiyallahu ‘anha, dan mengkultuskan imam-imam Syiah.
"وَيُرِيدُونَ أَنْ يَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا"
“Dan mereka menginginkan agar kamu menyimpang (dari jalan yang benar) dengan penyimpangan yang besar.”
(QS. An-Nisa: 27)
3. Memanfaatkan Narasi Anti-Amerika dan Anti-Zionis
Syiah, khususnya Iran, sangat aktif membangun citra sebagai kekuatan yang menentang dominasi Barat dan Zionisme. Hal ini membuat banyak kaum Muslimin awam bersimpati karena melihat adanya musuh bersama.
Narasi ini sering digunakan untuk menyusup ke dalam gerakan mahasiswa Islam, komunitas pejuang HAM, dan aktivis sosial di Indonesia. Melalui pendekatan ini, mereka menyebarkan pemikiran-pemikiran revolusioner yang dibungkus dalam doktrin wilayah al-faqih — sebuah sistem kepemimpinan agama-politik khas Syiah.
Padahal, para ulama Ahlus Sunnah telah mengingatkan:
قال رسول الله ﷺ: "سيكون في آخر أمتي أقوام يحدثونكم بما لم تسمعوا أنتم ولا آباؤكم، فإياكم وإياهم"
“Akan muncul di akhir umatku suatu kaum yang berbicara kepada kalian dengan hal-hal yang belum pernah kalian dan bapak-bapak kalian dengar. Maka jauhilah mereka dan waspadalah!”
(HR. Muslim)
4. Menyusup ke Ranah Pendidikan dan Media Sosial
Kelompok Syiah juga menggunakan isu kebebasan berpikir dan kebebasan akademik untuk menyusup ke kampus-kampus di Indonesia. Mereka menyamar sebagai dosen, peneliti, atau pengamat Timur Tengah yang netral, padahal menyisipkan paham Rafidhah dalam materi kajian mereka.
Di media sosial, akun-akun Syiah menyamar sebagai akun Islam moderat, cinta damai, atau pemerhati isu-isu Timur Tengah. Mereka sering memancing diskusi tentang kezaliman pemerintah Arab Saudi, lalu menyusupkan propaganda pro-Iran, pro-Hizbullah, dan menyebarkan narasi kebencian terhadap sahabat Nabi.
5. Kedok Solidaritas Kemanusiaan Saat Bencana
Setiap terjadi bencana di Indonesia, kelompok Syiah kerap hadir membawa bantuan atas nama lembaga sosial. Bantuan ini disambut baik oleh masyarakat karena tidak mengetahui identitas ideologis mereka. Padahal, setelah bantuan diberikan, muncul pendekatan ideologis dan undangan kajian-kajian “majelis cinta Ahlulbait”.
Penggunaan nama “Ahlulbait” sangat strategis karena umat Islam umumnya mencintai keluarga Nabi. Namun dalam Syiah, Ahlulbait dipersempit hanya kepada Ali dan keturunannya sambil menyingkirkan para istri Nabi dan sahabatnya.
"إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ"
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka.”
(QS. Al-An'am: 159)
Penutup: Jangan Tertipu oleh Jubah Sosial Mereka
Kepedulian sosial yang ditampilkan oleh Syiah bukanlah bentuk kasih sayang Islami yang tulus, tetapi bagian dari strategi dakwah terselubung mereka. Tujuannya adalah menyebarkan ajaran menyimpang yang memusuhi para sahabat Nabi, merusak akidah, dan menyesatkan umat.
Umat Islam Indonesia harus cerdas dan waspada. Jangan mudah tertipu dengan tampilan luarnya. Waspadai lembaga-lembaga sosial, pendidikan, dan media yang menjadi sarana penyebaran Syiah.
Mari jaga kemurnian akidah Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jangan beri ruang bagi ajaran yang terbukti menyimpang, merusak, dan memecah belah persatuan umat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: