Breaking News
Loading...

Besok Dijadwalkan Menjadi Hari Baiat Ratusan Penganut Syiah Sampang ke Ahlus Sunnah


Syiahindonesia.com -
Penganut paham Syiah Sampang Akan Berikrar ke Paham Sunni Murtadho atau Tajul Muluk bersama ratusan pengikutnya akan berikrar untuk kembali ke ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Rencana pembacaan ikrar tersebut direncanakan akan digelar di Pendapa Bupati di jalan Wijaya Kusuma, pada 5 November 2020 mendatang.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang, Pardi menyatakan, pelaksanaan ikrar pengikut syiah yang berada di pengungsian Rumah Susun (Rusun) Puspa Agro, Sidoarjo ke ajaran Sunni sudah mencapai final atau sudah mencapai 98 persen. Bahkan dikatakannya, persiapan saksi-saksi melibatkan unsur ulama dan Kiai se-Madura.

“Ikrar ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ustad Tajul Muluk bahwa akan diucapkan secara langsung sebanyak 287 orang. Rencana ikrar ini difasilitasi oleh pemerintah daerah Sampang,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 3 November 2020.

Dikatakannya, pengucapan ikrar itu nantinya akan dilakukan satu-persatu di hadapan para saksi Ulama dan Kiai se-Madura tapi secara umum lebih banyak yang dari Sampang. Kemudian pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh lintas Kabupaten di Madura, tokoh penting di Jawa Timur maupun nasional.

“Perlu kami tegaskan kembali, kegiatan itu intinya yaitu kegiatan murni pernyataan atau ikrar kembalinya mereka ke ajaran Sunni, kembalinya mereka menjadi warga Aswaja. Belum ada kaitannya mengenai bahasan lainnya termasuk akan kembali ke kampung halaman. Bahkan soal itu (pulang kampung) belum ada pernyataan langsung dari Tajul Muluk,” terangnya.

Mengenai jumlah pengungsi di Rusun Puspa Agro yang akan berikrar, Pardi menyatakan ada sebagian belum bisa melaksanakan ikrar bersama Tajul Muluk yangvakan diselenggarakan di Pendapa Bupati pada 5 November 2020 mendatang.

“Dari 315 orang di pengungsian, yang akan datang nantinya sebanyak 287 orang, atau ada sekitar 19 orang yang belum bisa berikrar karena beberapa alasan seperti karena masih ada di pondok Tebu Ireng Jombang dan Lirboyo Kediri, dan semacamnya,” paparnya.

Lanjut Pardi mengaku, ada alasan yang bersifat pribadi, sehingga ada sejumlah pengungsi tidak bisa bisa ikut berikrar.

“Ada alasan pribadi, dan bagaimanapun ini persoalahan paham dan itu menjadi personal. Sehingga mereka apakah mau berikrar atau tidak, itu tergantung mereka. Dan ustad Tajul sebenarnya sudah fair memberikan ruang kepada mereka, apakah mau kembali atau tidak, sehingga tidak ada paksaan dalam berikrar nantinya,” ungkapnya. koranmadura.com



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: