Syiahindonesia.com – Salah satu bahaya terbesar dari ajaran Syiah adalah usaha sistematis mereka dalam memalsukan sejarah Islam demi menyesuaikan narasi dengan keyakinan batil mereka. Syiah tidak hanya menambah, mengurangi, dan memutarbalikkan fakta sejarah, tetapi juga menciptakan kisah-kisah fiktif yang tidak dikenal dalam Islam selama berabad-abad pertama.
Pemalsuan sejarah ini dilakukan untuk membenarkan klaim bahwa Ahlul Bait dan imam-imam mereka adalah sumber satu-satunya kebenaran, serta menjatuhkan martabat sahabat yang telah membela Islam sejak awal.
1. Menggambarkan Sahabat sebagai Pengkhianat
Syiah secara rutin menuduh mayoritas sahabat yang dijanjikan surga dalam banyak hadits sebagai:
-
munafik
-
perebut kekuasaan
-
pengkhianat wasiat Nabi
-
pembenci Ahlul Bait
Padahal Allah ﷻ telah memuliakan para sahabat:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ ... رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Orang-orang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar… Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
(QS. At-Taubah: 100)
Syiah memalsukan sejarah dengan menuduh para sahabat merebut kekhalifahan dari Ali, padahal Ali sendiri berbaiat kepada Abu Bakar, menjadi penasihat Umar, dan memberikan nama anaknya “Umar” dan “Utsman”.
Fakta-fakta historis ini mereka sembunyikan dari pengikut awam.
2. Mengklaim Ada Wasiat Kepemimpinan untuk Ali
Syiah mengarang cerita bahwa Nabi ﷺ secara khusus menunjuk Ali sebagai penerus kepemimpinan pada peristiwa Ghadir Khumm.
Padahal haditsnya berbunyi:
مَنْ كُنْتُ مَوْلَاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ
“Siapa yang menjadikan aku sebagai kawannya, maka Ali juga kawannya.”
Tidak ada satu pun ulama hadits yang memahami kata mawla sebagai khalifah politik.
Namun Syiah memelintir maknanya agar cocok dengan doktrin imamah mereka yang tidak pernah ada pada masa Nabi.
3. Menciptakan Kisah-Kisah Fiktif tentang Penindasan terhadap Fatimah
Salah satu kebohongan terbesar dalam sejarah Syiah adalah cerita bahwa:
-
Umar memukul Fatimah
-
Fatimah gugur karena pintu rumah ditekan
-
rumah Ahlul Bait dibakar
Semua ini tidak memiliki satu pun sanad yang sahih, bahkan ditolak oleh ulama Syiah sendiri pada abad awal.
Kisah ini diciptakan untuk menumbuhkan kebencian terhadap sahabat utama seperti Abu Bakar dan Umar.
4. Mengubah Tragedi Karbala Menjadi Ritual Kesyirikan
Syiah menjadikan tragedi Karbala sebagai dasar cerita dramatis yang terus diperbesar. Banyak narasi yang mereka sebar bukan hanya tidak sahih, tetapi murni cerita dongeng, seperti:
-
langit menjadi merah selama 40 hari
-
70 ribu malaikat turun tetapi tidak menolong
-
bumi menangis
-
Husain mengetahui nasibnya secara gaib
-
bayi Ali Asghar berbicara
Syiah menggunakan tragedi ini untuk:
-
membenarkan sumpah dendam terhadap Sunni
-
menciptakan ritual ratapan yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah ﷺ
-
menambah legenda tentang imam-imam mereka
5. Mengangkat Tokoh-Tokoh Fiktif sebagai Imam
Beberapa sekte Syiah mengangkat “imam ghaib” yang bahkan tidak ada bukti historisnya. Misalnya Imam ke-12 mereka, Muhammad ibn Hasan al-Askari, tidak memiliki catatan kelahiran, tidak pernah dilihat ulama zamannya, dan tidak pernah disebut oleh ayahnya sendiri.
Untuk menutupi fakta sejarah ini, mereka menciptakan narasi bahwa imam tersebut “disembunyikan”, “ghaib sejak kecil”, atau “hanya diketahui oleh orang-orang khusus”.
Ini adalah bentuk pemalsuan sejarah yang dilakukan demi mempertahankan keyakinan mereka.
6. Mengubah Identitas Tokoh-Tokoh Tertentu
Dalam beberapa kitab Syiah ekstrem, tokoh sejarah sering “dipermak” agar cocok dengan doktrin mereka, misalnya:
-
Menggambarkan Abdullah bin Saba’ sebagai tokoh imajiner, padahal dialah pendiri awal aliran Syiah.
-
Mengubah sejarah agar seolah-olah Ahlus Sunnah memusuhi keluarga Nabi.
-
Menyatakan bahwa imam mereka lebih mulia dari para nabi (klaim ini dianut sebagian sekte Ghulat).
7. Mengarang Hadis untuk Menopang Sejarah Versi Syiah
Syiah memiliki tradisi panjang menciptakan “hadis-hadis politik” untuk mendukung narasi sejarah mereka:
-
hadis tentang keutamaan Karbala
-
hadis tentang imam mengetahui yang ghaib
-
hadis tentang wasiat khusus untuk Ali
-
hadis bahwa imam lebih tinggi dari malaikat
-
hadis palsu tentang sahabat kafir setelah wafat Nabi
Inilah yang menyebabkan kitab-kitab hadis Syiah penuh dengan riwayat yang tidak dapat dipercaya.
8. Menyelewengkan Makna Ayat Al-Qur’an untuk Membenarkan Narasi
Syiah sering menafsirkan ayat Al-Qur’an untuk mendukung sejarah versi mereka. Misalnya:
-
ayat “إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ” (QS. Al-Maidah: 55) mereka tafsirkan sebagai bukti imamah Ali, padahal konteksnya bukan tentang khalifah.
-
ayat “تُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا” (QS. Al-Ahzab: 33) dipelintir seolah menunjukkan kemaksuman Ahlul Bait, padahal ayat itu turun untuk istri-istri Nabi.
Pemelintiran ini adalah bentuk pemalsuan sejarah dan aqidah.
9. Menghapus Peran Besar Para Khalifah dalam Sejarah Islam
Syiah sering berusaha menghapus jasa-jasa para Khulafaur Rasyidin:
-
Abu Bakar → penakluk Musailamah
-
Umar → pembebas Persia dan Romawi
-
Utsman → pengkodifikasian Al-Qur’an
-
Ali → pemimpin yang adil dan cerdas
Sebaliknya, mereka menggambarkan para khalifah sebagai “perampas kekuasaan” dan “musuh Ahlul Bait”, demi melanggengkan narasi sektarian.
Kesimpulan
Upaya Syiah dalam memalsukan sejarah Islam bukanlah kesalahan kecil, tetapi agenda besar yang telah berlangsung selama lebih dari 1.300 tahun. Tujuannya jelas:
-
menjatuhkan kehormatan sahabat,
-
mengangkat kedudukan imam mereka,
-
menciptakan permusuhan terhadap Sunni,
-
memperbesar citra Syiah sebagai korban,
-
mengubah sejarah agar mendukung doktrin imamah.
Oleh karena itu, umat Islam wajib memahami sejarah Islam dari sumber yang sahih dan tidak terpancing propaganda sesat Syiah yang memutarbalikkan fakta.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: