Syiahindonesia.com - Salah satu konsep paling mendasar dalam ajaran Syiah adalah al-wilayah, yaitu keyakinan bahwa keimanan seseorang tidak akan diterima kecuali ia berwalā’ (berloyalitas) kepada imam-imam Syiah, terutama Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Mereka tidak hanya menjadikan wilayah sebagai nilai cinta kepada keluarga Nabi ﷺ—yang dalam Islam memang dianjurkan—tetapi mengubahnya menjadi doktrin wajib yang menentukan sah atau tidaknya iman. Inilah akar dari banyak penyimpangan teologis dalam ajaran Syiah.
1. Wilayah Menjadi Rukun Iman Versi Syiah
Walaupun dalam Islam terdapat enam rukun iman, Syiah menambahkan satu lagi: wilayah kepada imam. Dalam kitab-kitab Syiah seperti Al-Kafi, wilāyah disebut lebih tinggi dari seluruh rukun Islam.
Disebutkan dalam Al-Kafi:
“Islam dibangun di atas lima perkara... dan tidak ada yang diperintahkan dengan sesuatu sebagaimana mereka diperintahkan dengan wilāyah.”
(Al-Kafi, Jilid 2, hlm. 18)
Dengan keyakinan ini, siapa pun yang tidak meyakini imamah versi Syiah dianggap:
-
tidak beriman,
-
amalnya tidak diterima,
-
bahkan mati dalam keadaan jahiliyah.
Ini berbeda jauh dari ajaran Islam yang diajarkan Nabi ﷺ dan para sahabat.
2. Wilayah Menjadi Kriteria Surga dan Neraka
Dalam ajaran Syiah, wilayah berfungsi sebagai “surat izin masuk surga”. Mereka mengklaim bahwa:
-
mencintai imam,
-
berloyalitas kepada imam,
-
meyakini imam sebagai maksum,
adalah syarat utama keselamatan.
Padahal Allah berfirman:
﴿ وَأَن لَيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى ﴾
“Dan tidaklah manusia memperoleh kecuali apa yang ia usahakan.”
(QS. An-Najm: 39)
Tidak ada ayat atau hadis shahih yang menjadikan cinta kepada tokoh tertentu sebagai syarat utama keselamatan.
3. Wilayah Dijadikan Alat untuk Mengkafirkan Sunni
Karena Sunni tidak menganggap Ali sebagai satu-satunya imam yang wajib diikuti setelah Nabi ﷺ, maka doktrin wilāyah ini digunakan Syiah untuk menuduh Sunni sebagai:
-
kafir,
-
munafik,
-
musuh Ahlul Bait.
Di berbagai literatur Syiah bahkan disebutkan bahwa:
-
“Orang yang tidak memiliki wilayah terhadap imam adalah musyrik.”
-
“Shalat dan amal orang Sunni tidak diterima oleh Allah.”
Padahal Sunni mencintai Ali dan Ahlul Bait dengan cara yang adil, tanpa mengangkat mereka setara nabi atau makhluk maksum.
4. Wilayah Merusak Konsep Tauhid
Dengan menjadikan iman bergantung pada kepercayaan kepada imam, Syiah sebenarnya menggeser makna tauhid. Mereka menempatkan imam sebagai:
-
pengendali syafaat,
-
penyelamat di hari kiamat,
-
pintu keselamatan,
-
makhluk suci yang tidak mungkin salah.
Ini mendekati bentuk ghuluw (kultus) yang dilarang keras dalam Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:
« إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ »
“Jauhilah sikap berlebihan dalam agama.”
(HR. Ahmad)
Wilayah versi Syiah jelas bertentangan dengan ajaran Nabi ﷺ ini.
5. Wilayah Menghapus Makna Persaudaraan Sesama Muslim
Dalam Islam, selama seseorang mengucapkan syahadat, ia adalah Muslim yang memiliki:
-
hak keselamatan,
-
kehormatan,
-
perlindungan darah dan harta,
-
serta persaudaraan.
Dalam Syiah, semua itu hilang jika seseorang tidak meyakini wilāyah. Maka Sunni dianggap sebagai:
-
musuh,
-
kafir,
-
najis,
-
bahkan halal dalam kondisi tertentu.
Konsep ini merusak ukhuwah Islamiyah dan memecah belah umat.
6. Wilayah Sebagai Senjata Politik Syiah
Doktrin wilayah bukan hanya masalah teologi, tetapi juga strategi politik. Dengan mewajibkan loyalitas kepada imam:
-
Syiah membangun hierarki kepemimpinan tunggal,
-
menciptakan ketaatan buta,
-
memudahkan mobilisasi massa,
-
dan mengokohkan kekuasaan ulama Syiah modern, terutama di Iran.
Wilayah menjadi ideologi yang mengontrol umat, bukan sekadar ajaran agama.
7. Salah Paham terhadap Cinta Ahlul Bait
Islam mengajarkan untuk mencintai Ahlul Bait. Allah berfirman:
﴿ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى ﴾
“Katakanlah: Aku tidak meminta imbalan kepadamu kecuali kasih sayang kepada kerabat.”
(QS. Asy-Syura: 23)
Namun, cinta yang dimaksud:
-
bukan menjadikan mereka maksum,
-
bukan menjadikan mereka penentu surga-neraka,
-
bukan menjadikan mereka berhak menerima ketaatan absolut.
Syiah memutarbalikkan ayat ini menjadi alasan untuk membangun sistem imamah yang tidak pernah diajarkan Nabi ﷺ.
8. Wilayah Adalah Gerbang kepada Banyak Penyimpangan Syiah
Banyak penyimpangan Syiah berakar dari wilayah, antara lain:
-
keyakinan imam maksum,
-
kultus Imam Ali dan keturunannya,
-
takfir terhadap sahabat,
-
penghalalan nikah mut'ah,
-
konsep raj’ah (imam kembali ke dunia),
-
pengkafiran Sunni,
-
tahrif (klaim bahwa Al-Qur’an telah diubah).
Semua penyimpangan ini saling terhubung dalam fondasi wilāyah.
Kesimpulan
Konsep al-wilayah versi Syiah bukanlah ajaran yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Ini adalah konsep buatan yang digunakan untuk:
-
mengkultuskan imam,
-
mengkafirkan Sunni,
-
memecah belah umat Islam,
-
mendirikan struktur kepemimpinan yang tidak berdasarkan wahyu,
-
dan membuka pintu bagi penyimpangan lainnya.
Umat Islam perlu memahami bahaya doktrin ini agar tidak terperangkap dalam ajaran yang menggeser makna tauhid dan merusak persatuan.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: