Pendahuluan
Syiahindonesia.com - Salah satu ancaman terbesar bagi persatuan umat Islam sejak era sahabat hingga zaman modern adalah penyimpangan akidah dan politik Syiah. Sejak awal sejarahnya, Syiah tumbuh bukan sebagai mazhab fikih, tetapi sebagai gerakan politik yang memiliki doktrin kebencian terhadap para sahabat Nabi ﷺ serta keyakinan imamah yang bertentangan dengan prinsip Islam. Penyimpangan akidah inilah yang kemudian melahirkan konflik, perpecahan, pemberontakan, hingga pertumpahan darah di berbagai negeri Muslim selama lebih dari 14 abad.
Syiah selalu tampil sebagai penggerak disintegrasi, bukan perekat persatuan. Artikel ini mengulas secara mendalam bagaimana Syiah merusak ukhuwah Islamiyah, ditinjau dari Al-Qur’an, hadis, dan pandangan para ulama.
1. Islam Mengharamkan Perpecahan, tetapi Syiah Membangunnya sebagai Ajaran Utama
Allah menegaskan dalam Al-Qur’an:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Berpeganglah kalian semua pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai.”
(QS. Ali Imran: 103)
Namun Syiah menjadikan perpecahan sebagai identitas, karena mereka mengklaim semua umat Islam telah sesat kecuali pengikut 12 imam.
Hadis sahih dari Abu Hurairah:
"ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة، كلها في النار إلا واحدة."
“Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu.”
(HR. Abu Dawud)
Ulama Ahlus Sunnah sepakat bahwa Syiah termasuk kelompok-kelompok sesat yang muncul karena permusuhan terhadap sahabat dan penyimpangan akidah.
2. Doktrin Kebencian terhadap Sahabat: Akar Perpecahan
Syiah mengajarkan bahwa:
-
Abu Bakar
-
Umar bin Khattab
-
Utsman bin Affan
-
serta mayoritas sahabat
adalah pengkhianat agama.
Padahal Allah memuji para sahabat dalam banyak ayat:
لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ ... وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ ... وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ
(QS. Al-Hashr: 8–10)
Ayat ini menyebut tiga generasi terbaik sebagai mukmin mulia, tetapi Syiah justru melaknat mereka.
Bagaimana mungkin persatuan terwujud bila ajaran Syiah berdiri di atas:
-
melaknat sahabat,
-
menuduh mereka murtad,
-
memalsukan sejarah demi menjatuhkan martabat mereka?
Kebencian kepada generasi awal Islam otomatis melahirkan kebencian kepada seluruh umat Sunni.
3. Syiah Menciptakan Sejarah Alternatif untuk Menjustifikasi Permusuhan
Agar umat membenci generasi sahabat, Syiah:
-
Merekayasa kisah pemukulan Fathimah,
-
Mengarang cerita pembakaran rumah Ali,
-
Menyebarkan narasi palsu bahwa Abu Bakar dan Umar mencuri hak imamah,
-
Menghidupkan dendam Karbala dengan cerita dramatis yang berlebihan.
Narasi ini dipakai setiap tahun melalui ritual Asyura, yang sengaja memupuk kebencian terhadap kaum Sunni.
Persatuan tidak akan pernah terjadi selama dendam historis terus diajarkan.
4. Penyimpangan Konsep Imamah yang Menolak Kepemimpinan Umat Islam
Syiah memiliki akidah imamah:
-
Pemimpin umat harus dari keturunan Ali dan Fathimah,
-
Imam dianggap maksum (ma’shūm),
-
Imam lebih tinggi dari nabi (menurut sebagian ulama Syiah ekstrem),
-
Seluruh pemerintahan Sunni dianggap tidak sah.
Karena doktrin ini, Syiah secara ideologi tidak mungkin bersatu dengan umat Islam yang mayoritas Sunni.
Selama mereka percaya bahwa:
➡️ “Sunni adalah perebut kekhalifahan dan pengkhianat,”
maka persatuan tidak pernah mungkin terjadi.
5. Taqiyyah: Ajaran yang Menghancurkan Kepercayaan Antar Muslim
Syiah menghalalkan taqiyyah, yaitu kebohongan yang dianggap ibadah. Mereka berbohong tentang keyakinan asli demi menarik simpati Sunni.
Dalam kitab al-Kafi, disebutkan:
التَّقِيَّةُ دِينِي وَدِينُ آبَائِي
“Taqiyyah adalah agamaku dan agama para leluhurku.”
Akibatnya:
-
dialog tidak jujur,
-
kerja sama mustahil,
-
umat Sunni sulit percaya,
-
Syiah menyebar dengan mencuri simpati.
Ajaran yang membolehkan dusta secara sistematis akan selalu merusak hubungan antar umat Islam.
6. Upaya Politik Syiah dalam Melemahkan Dunia Islam
Di abad modern, negara dan kelompok Syiah menjadi perpanjangan kepentingan geopolitik Iran:
-
Hizbullah di Lebanon,
-
Houthi di Yaman,
-
Milisi Syiah di Irak,
-
Syiah di Suriah,
-
Jaringan intelijen Syiah di Bahrain dan Kuwait.
Kesemuanya aktif:
-
memicu perang saudara,
-
meruntuhkan stabilitas negara Muslim,
-
memecah masyarakat Sunni,
-
memerangi kelompok Ahlus Sunnah.
Persatuan tidak mungkin berdiri selama Syiah menjadikan kekacauan politik sebagai strategi penyebaran.
7. Ritual dan Ajaran Syiah yang Memecah Belah
Beberapa ajaran Syiah memang dirancang untuk menciptakan perbedaan mencolok dari Sunni, seperti:
-
ritual pukul badan (tatbir),
-
meratap dan menangis ekstrem,
-
mencela sahabat dan istri Nabi ﷺ,
-
menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah,
-
keyakinan bahwa imam mengetahui hal ghaib,
-
menghapus legitimasi ulama Sunni.
Ajaran-ajaran ini bukan sekadar beda mazhab, tetapi penyimpangan akidah yang menghalangi persatuan.
8. Syiah Modern dan Strategi Memecah Umat Islam di Indonesia
Di Indonesia, Syiah menggunakan strategi halus:
-
Muncul sebagai komunitas cinta Ahlul Bait
Padahal mereka menyerang sahabat. -
Mengadakan majelis ta’ziyah Husain
Dibalut dengan “budaya” untuk menarik simpati. -
Menyerang ulama Sunni secara terselubung
Menuduh ulama sebagai Wahabi, radikal, atau kaki pemerintah. -
Membangun citra sebagai pihak tertindas
Padahal mereka aktif menyebarkan ajaran syirik dan kebencian. -
Menyusup ke lembaga pendidikan
Mengajar sejarah Islam versi Syiah.
Jika tidak diantisipasi, perpecahan besar bisa muncul seperti di Irak, Yaman, dan Suriah.
9. Mengapa Syiah Menjadi Ancaman Bagi Persatuan?
Karena Syiah:
-
Mengkafirkan mayoritas sahabat.
-
Mencela istri Nabi ﷺ.
-
Memiliki kitab hadis berbeda.
-
Mengakui imam ghaib yang tidak pernah muncul.
-
Menghalalkan dusta (taqiyyah).
-
Menganggap Sunni sebagai musuh.
-
Menolak pemerintahan Muslim yang bukan Syiah.
-
Menciptakan sejarah palsu untuk menyebarkan kebencian.
Seluruh ini menjadikan Syiah secara ideologi tidak kompatibel dengan prinsip persatuan Islam.
Kesimpulan
-
Syiah berdiri di atas doktrin permusuhan terhadap sahabat dan Sunni.
-
Ajaran Syiah bertentangan dengan ayat dan hadis tentang persatuan.
-
Sejarah palsu, ritual kebencian, dan ideologi imamah membuat persatuan mustahil.
-
Taqiyyah menjadikan hubungan Sunni–Syiah tidak jujur dan rawan konflik.
-
Jejak sejarah menunjukkan bahwa Syiah adalah pemicu utama perpecahan di banyak negeri Muslim.
-
Indonesia harus mewaspadai ajaran Syiah agar umat tidak terpecah seperti negara-negara lain.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: