Breaking News
Loading...

Kesesatan Syiah dalam Menggunakan Hadis Palsu

Syiahindonesia.com – Salah satu metode utama Syiah dalam menyebarkan kesesatan akidah mereka adalah penggunaan hadis-hadis palsu dan riwayat bohong yang disandarkan kepada Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Hadis-hadis ini kemudian dijadikan landasan untuk membangun doktrin imam maksum, pengkafiran sahabat, konsep Mahdi ghaib, pengkultusan Ahlul Bait, hingga pembenaran taqiyyah. Praktik ini bukan hanya menyimpang secara ilmiah, tetapi merupakan kejahatan besar terhadap agama Islam.

Artikel ini membahas secara detail, lengkap, dan sistematis bagaimana Syiah menggunakan hadis palsu, dampaknya terhadap akidah umat, serta bantahan dari Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’ ulama Ahlus Sunnah.


1. Posisi Hadis dalam Islam dan Bahaya Pemalsuannya

Dalam Islam, hadis adalah sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Melalui hadislah umat Islam mengetahui:

  • Tata cara shalat,

  • Hukum zakat,

  • Puasa,

  • Haji,

  • Muamalah dan akhlak.

Allah berfirman:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.”
(QS. Al-Hasyr: 7)

Rasulullah ﷺ memberi ancaman keras terhadap pemalsu hadis:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Namun justru inilah lahan yang paling banyak diselewengkan oleh Syiah.


2. Karakter Umum Hadis-Hadis dalam Kitab Syiah

Kitab-kitab induk Syiah seperti Al-Kafi, Man La Yahduruhul Faqih, Tahdzib Al-Ahkam, dan Al-Istibshar dipenuhi riwayat yang:

  • Bertentangan dengan Al-Qur’an,

  • Menyelisihi hadits shahih,

  • Mengandung celaan terhadap sahabat,

  • Mengangkat imam ke derajat ketuhanan atau kenabian terselubung.

Bahkan ulama Syiah sendiri mengakui bahwa:

  • Mayoritas riwayat dalam Al-Kafi adalah dhaif dan palsu,

  • Namun tetap dipakai untuk menyusun akidah Syiah.

Ini menunjukkan bahwa Syiah tidak menjadikan keshahihan sebagai standar utama, melainkan kepentingan madzhab.


3. Hadis-Hadis Palsu untuk Mengangkat Kedudukan Imam

Syiah memalsukan banyak hadis yang seolah-olah menyatakan bahwa:

  • Imam lebih utama dari para nabi,

  • Segala amal tidak diterima tanpa loyalitas kepada Ali,

  • Seluruh sahabat telah murtad kecuali beberapa orang.

Contoh kebohongan yang sering mereka sebarkan adalah riwayat-riwayat tentang:

  • Ali sebagai satu-satunya penerus sah Rasulullah ﷺ secara mutlak,

  • Seluruh umat akan binasa kecuali pengikut imam.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis shahih ini justru menetapkan keutamaan seluruh generasi sahabat, bukan hanya satu kelompok tertentu.


4. Hadis Palsu untuk Mengkafirkan dan Menghina Sahabat

Syiah menggunakan riwayat palsu untuk menuduh bahwa:

  • Abu Bakar, Umar, dan Utsman adalah perampas kekhilafahan,

  • Aisyah adalah musuh Ahlul Bait,

  • Mayoritas sahabat adalah munafik dan kafir.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي
“Janganlah kalian mencela para sahabatku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dan Allah berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ… رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
(QS. At-Taubah: 100)

Maka setiap riwayat yang mencela sahabat adalah pasti batil, karena bertabrakan langsung dengan Al-Qur’an dan hadits mutawatir.


5. Hadis Palsu untuk Membenarkan Mahdi Ghaib

Syiah memalsukan hadis untuk mendukung keyakinan bahwa imam ke-12 mereka hidup ghaib sejak kecil. Mereka mengklaim imam ini:

  • Mengatur alam semesta,

  • Menjadi tempat meminta pertolongan,

  • Memberi petunjuk langsung kepada ulama Syiah.

Padahal seluruh hadits shahih tentang Imam Mahdi tidak pernah menyebut:

  • Ia ghaib ribuan tahun,

  • Ia tinggal di gua,

  • Ia memimpin dunia secara tersembunyi.

Hadits shahih hanya menyebut:

المَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ
“Mahdi berasal dari keturunanku, dari anak Fatimah.”
(HR. Abu Dawud)

Tidak lebih dari itu.


6. Hadis Palsu untuk Membenarkan Taqiyyah (Dusta)

Syiah memproduksi banyak hadis palsu yang memuji taqiyyah, bahkan menyebutnya sebagai:

  • Sembilan persepuluh agama,

  • Ibadah paling utama,

  • Bukti kecerdikan orang beriman.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ
“Wajib atas kalian berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan.”
(HR. Muslim)

Dan beliau juga bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ
“Jauhilah kebohongan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Islam tidak pernah menjadikan dusta sebagai ibadah, sebagaimana yang diajarkan Syiah.


7. Dampak Hadis Palsu Syiah terhadap Akidah Umat

Penggunaan hadis palsu oleh Syiah menimbulkan kerusakan besar, di antaranya:

  1. Merusak kemurnian tauhid,

  2. Menjatuhkan kehormatan para sahabat,

  3. Menumbuhkan kebencian internal umat Islam,

  4. Membangun agama versi baru berbasis dongeng,

  5. Menjadikan akal dan dalil dikalahkan oleh fanatisme madzhab.

Jika hadis palsu dibiarkan, maka:

  • Syariat akan berubah,

  • Aqidah akan menyimpang,

  • Islam akan kehilangan keotentikannya.


8. Standar Ahlus Sunnah dalam Menyaring Hadis

Ahlus Sunnah wal Jama’ah memiliki disiplin ilmu yang sangat ketat, yaitu:

  • Ilmu sanad,

  • Ilmu rijal,

  • Ilmu jarh wa ta’dil,

  • Ilmu ‘ilal hadits.

Setiap hadis:

  • Diteliti perawinya,

  • Dicek kejujurannya,

  • Diperiksa hafalannya,

  • Dibandingkan dengan riwayat lain.

Inilah yang menjaga Sunnah tetap murni selama 14 abad.
Berbeda dengan Syiah yang mengutamakan kesesuaian dengan imamah, bukan keshahihan riwayat.


9. Tujuan Utama Syiah Menggunakan Hadis Palsu

Di balik pemalsuan hadis, terdapat agenda besar:

  • Mengganti Islam yang bersumber dari Nabi dengan Islam versi imam,

  • Melegitimasi kekuasaan politik Syiah,

  • Menarik massa awam dengan kisah mistik,

  • Menghancurkan otoritas ulama Ahlus Sunnah,

  • Mengubah sejarah Islam secara sistematis.

Pemalsuan hadis bukan kesalahan kecil — ini adalah kejahatan terhadap wahyu.


Penutup: Menjaga Sunnah Nabi dari Pemalsuan Syiah

Kesesatan Syiah dalam menggunakan hadis palsu bukan sekadar kekeliruan akademik, melainkan:

  • Penyimpangan aqidah,

  • Penghinaan terhadap Rasulullah ﷺ,

  • Pengkhianatan terhadap amanah ilmu,

  • Dan ancaman serius bagi kesatuan umat Islam.

Umat Islam Indonesia harus:

  • Lebih mengenal ilmu hadits,

  • Tidak mudah percaya pada riwayat tanpa sumber shahih,

  • Bertanya kepada ulama Ahlus Sunnah,

  • Menolak segala ajaran yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Semoga Allah menjaga umat ini dari kebohongan atas nama agama dan meneguhkan kita di atas jalan yang lurus.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar: