Breaking News
Loading...

Syiah dan Konsep Mahdawiyah yang Bertentangan dengan Islam


Pendahuluan

Di antara ajaran Syiah yang paling bertentangan dengan Islam adalah konsep Mahdawiyah—yakni keyakinan tentang Imam Mahdi versi Syiah. Sekilas terlihat mirip dengan konsep Mahdi dalam ajaran Ahlus Sunnah, tetapi ketika diteliti, ajaran Syiah ternyata membangun doktrin yang sangat jauh dari prinsip Islam yang sahih dan tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an maupun hadits yang valid.

Ajaran Mahdawiyah Syiah bukan sekadar perbedaan kecil, tapi menjadi pondasi ideologis yang membentuk seluruh sistem kepercayaan mereka, termasuk imamah, raj’ah, taqiyyah, hingga penyalahan para sahabat.


1. Konsep Mahdi dalam Islam (Ahlus Sunnah)

Ahlus Sunnah meyakini Mahdi berdasarkan hadits shahih, namun dengan ciri-ciri berikut:

1.1 Mahdi bukan Nabi dan bukan makhluk gaib

Rasulullah ï·º bersabda:

"Al-Mahdi adalah dari keturunanku..."
— HR. Abu Dawud

Mahdi menurut Sunnah adalah manusia biasa yang hidup di akhir zaman, bukan makhluk yang hidup ribuan tahun lalu.

1.2 Mahdi tidak memiliki sifat ketuhanan

Mahdi bukan pemberi syafaat khusus, bukan penyelamat absolut, dan tidak memiliki kekuasaan supranatural. Ia hanyalah pemimpin adil yang Allah pilih di akhir zaman.

1.3 Mahdi tidak ghaib dan tidak hilang

Tidak ada dalam Islam konsep “imam menghilang”, karena Allah berfirman:

“Tidaklah Kami menjadikan engkau (Muhammad) sebagai penjaga atas mereka.”
(QS. An-Nisa: 80)


2. Konsep Mahdi dalam Syiah: Bertentangan dengan Islam

Berikut inti ajaran Mahdawiyah Syiah Imamiyah:

2.1 Mahdi Syiah dianggap lahir 255 H dan bersembunyi 1200+ tahun

Syiah percaya Imam ke-12, Muhammad bin Hasan al-Askari, masuk “ghaib kubra” dan masih hidup sampai sekarang.

Tidak ada dalil Qur’an. Tidak ada hadits shahih. Tidak ada bukti sejarah.

Ini bertentangan dengan firman Allah:

"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”
(QS. Ali Imran: 185)

Tidak ada pengecualian untuk “Imam Syiah”.


2.2 Mahdi versi Syiah menjadi hakim mutlak, bahkan lebih tinggi dari Rasulullah

Dalam kitab Syiah Al-Kafi, disebutkan:

“Mahdi akan mengajarkan agama baru.”
(Al-Kafi, 1/534)

“Mahdi akan menghukum semua umat kecuali pengikut Syiah.”
(Al-Kafi, 8/128)

Ini jelas bertentangan dengan Islam:

Islam telah sempurna:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu.”
(QS. Al-Maidah: 3)

Bagaimana mungkin Muhammad SAW menyempurnakan agama, tetapi Syiah mengklaim Mahdi akan membawa syariat baru?


2.3 Mahdi Syiah dianggap memiliki kekuasaan supra-manusia

Kitab Syiah menyebut:

“Bersama Mahdi ada mus-haf Fatimah yang isinya 3 kali lebih besar dari Al-Qur'an.”
(Al-Kafi, 1/241)

Artinya, mereka menganggap Mahdi membawa kitab suci baru.

Ini mengarah pada keyakinan tahrif Al-Qur’an, yang merupakan kekufuran menurut seluruh ulama Sunni.


2.4 Mahdi Syiah diklaim akan membalas dendam kepada Sunni

Syiah percaya Mahdi akan:

  • Membunuh mayoritas Sunni

  • Menghidupkan kembali musuh Ahlul Bait untuk dihukum

  • Merobohkan masjid-masjid Sunni

(Tercantum dalam Bihar al-Anwar, 52/318, 53/104)

Ini bukan ajaran Islam. Ini ajaran dendam.

Islam tidak mengajarkan pemusnahan kelompok tertentu, apalagi Muslim.


3. Penyimpangan Teologis dalam Mahdawiyah Syiah

3.1 Menganggap Mahdi mengetahui gaib

Padahal Allah berfirman:

“Tidak ada yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah.”
(QS. An-Naml: 65)

Namun Syiah memberikan sifat ilahi ini kepada Imam.


3.2 Menganggap Mahdi sebagai pemberi syafaat mutlak

Syiah berkata hanya melalui Imam Mahdi seseorang bisa masuk surga.

Padahal Allah menegaskan:

“Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali dengan izin-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 255)


3.3 Menganggap Mahdi sebagai penelepon roh (raj’ah)

Syiah percaya Mahdi akan menghidupkan kembali orang-orang mati tertentu.

Tidak ada dalil Qur’an atau hadits shahih mengenai ini.


4. Dampak Sosial dan Politik dari Mahdawiyah Syiah

Ajaran Mahdawiyah Syiah bukan hanya teologi, tetapi menjadi alat politik:

4.1 Menjadi dalih membenci Sunni

Mereka menganggap Sunni musuh Mahdi.

4.2 Menjadi dasar otoritas Wilayatul Faqih Iran

Konsep pemimpin tunggal Iran saat ini didasarkan pada “mewakili Imam ghaib”.

4.3 Menimbulkan konflik sektarian

Ajaran Mahdawiyah Syiah mendorong ide superioritas Syiah atas Muslim lainnya.


5. Kesimpulan

Konsep Mahdawiyah Syiah:

  • tidak memiliki landasan Qur’an,

  • bertentangan dengan hadits shahih,

  • mengandung unsur penyelewengan akidah,

  • mengangkat imam sebagai makhluk setengah Tuhan,

  • memunculkan kebencian terhadap Sunni,

  • dan membangun “agama baru” yang tidak diajarkan Rasulullah.

Mahdi dalam Sunni adalah pemimpin akhir zaman yang adil.
Mahdi dalam Syiah adalah figur teologis-politik yang penuh mitos dan penyimpangan.

Oleh sebab itu, penting bagi umat Islam untuk memahami perbedaan mendasar ini agar tidak terpengaruh oleh propaganda Syiah.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: