Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Tidak Mengikuti Sunnah Nabi?


Syiahindonesia.com - 
Salah satu perbedaan paling mendasar antara Sunni dan Syiah adalah sikap terhadap Sunnah Nabi Muhammad ﷺ. Dalam Islam, Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah:

"وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ"
“Apa yang diberikan Rasul kepada kalian, maka ambillah.”
(QS. Al-Hasyr: 7)

Namun Syiah memiliki metode dan standar yang sangat berbeda dalam menerima Sunnah. Perbedaan ini bukan sekadar teknis, tetapi menyangkut aqidah, otoritas, dan legitimasi agama.

Artikel ini menjelaskan secara rinci mengapa Syiah tidak mengikuti Sunnah Nabi, serta akibat-akibatnya terhadap praktik agama mereka.


1. Syiah Menganggap Para Sahabat Pendusta

Bagi Sunni, para sahabat adalah:

  • pembawa hadis

  • penjaga syariat

  • generasi terbaik

Namun Syiah—khususnya Syiah Itsna Asyariah—meyakini bahwa sebagian besar sahabat telah kafir atau murtad setelah wafatnya Nabi.

Dalam kitab Al-Kafi disebutkan:

“Semua manusia murtad setelah Nabi kecuali tiga orang.”
(Al-Kafi, 8/245)

Jika sahabat dianggap murtad, otomatis seluruh riwayat mereka ditolak, termasuk:

  • Abu Bakar

  • Umar

  • Utsman

  • Aisyah

  • Ibnu Abbas

  • Anas bin Malik

  • dan mayoritas sahabat besar lainnya

Dengan demikian Syiah kehilangan 90% sumber hadis, sehingga mereka tidak mengikuti Sunnah yang diriwayatkan lewat jalur sahabat.


2. Syiah Memiliki Sumber Hadis Sendiri

Karena menolak hadis para sahabat, Syiah menciptakan sistem hadis sendiri yang bersumber dari:

  • Ali

  • Fathimah

  • Hasan

  • Husain

  • Ja’far ash-Shadiq

  • sebagian imam Syiah lainnya

Padahal:

  • Imam Ali sendiri meriwayatkan hadis dari sahabat

  • Imam Ja’far adalah guru besar ulama Sunni

  • Riwayat “dari imam ke imam” yang Syiah klaim tidak pernah memiliki rantai sanad lengkap

Akibatnya, hadis-hadis Syiah hanya terdapat dalam kitab mereka sendiri seperti:

  • Al-Kafi

  • Man La Yahdhuruhu al-Faqih

  • Tahdzib al-Ahkam

  • Al-Istibsar

Tidak satu pun dari kitab ini memiliki syarat kesahihan seperti Shahih Bukhari dan Muslim.


3. Syiah Menganggap Imam Lebih Tinggi dari Nabi (kecuali Nabi Muhammad)

Ini alasan terbesar mereka tidak mengikuti Sunnah Nabi.

Syiah Itsna Asyariah meyakini bahwa imam memiliki:

✓ Ilmu ilahi

✓ Tidak mungkin salah (ma’shum)

✓ Ajaran mereka lebih otoritatif daripada sahabat

✓ Mereka sama seperti nabi kecuali tidak menerima wahyu

Bahkan ditegaskan dalam Al-Kafi bahwa:

“Imam memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh para nabi.”
(Al-Kafi, 1/255)

Karena meninggikan para imam di atas standar manusia biasa, Syiah kemudian menjadikan perkataan imam lebih tinggi dari Sunnah Nabi.

Contoh nyata:

  • Tata cara shalat Syiah berbeda karena mengikuti “ajaran Ja’far ash-Shadiq”, bukan Nabi.

  • Tata cara wudhu berbeda karena mengikuti “riwayat imam”, bukan sahabat.

  • Taqiyyah, nikah mut’ah, raj’ah, dan imamah—semua ini tidak ada dalam Sunnah Nabi, tapi diambil dari ajaran imam.


4. Syiah Menolak Kitab-Kitab Hadis Sunni

Syiah menolak secara total:

  • Shahih Bukhari

  • Shahih Muslim

  • Sunan Tirmidzi

  • Sunan Abu Dawud

  • Sunan an-Nasa’i

  • Ibnu Majah

  • Musnad Ahmad

Alasannya sederhana:

➡️ Para sahabat adalah perawi utama kitab-kitab ini.
➡️ Syiah tidak percaya kepada sahabat.

Karena itu Syiah lebih memilih kitab mereka sendiri yang berisi riwayat:

  • dari perawi majhul (tidak dikenal)

  • dari pendusta (kadzdzab)

  • dari ekstremis ghulât

  • dari jalur putus (mursal, mu’dhal)

Dengan metode seperti ini, Sunnah Nabi menjadi terputus dari sumber aslinya.


5. Syiah Banyak Mengambil Ajaran dari Yahudi, Majusi, dan Ghulât

Banyak ulama menyebutkan bahwa sumber ajaran Syiah pada awalnya berasal dari:

✓ Abdullah bin Saba (Yahudi yang pura-pura masuk Islam)

✓ Ghulât (kaum ekstrem yang mengultuskan Ali)

✓ Pengaruh Persia Majusi

Konsep seperti:

  • imam ma’shum

  • taqiyyah

  • raj’ah

  • wilayat al-faqih

  • nikah mut’ah

  • imamah 12 imam

  • kebencian terhadap sahabat

…semua ini tidak ada dalam Sunnah Nabi, tetapi diambil dari tradisi kaum ekstrem.


6. Praktik Ibadah Syiah Berbeda Total dari Sunnah Nabi

Contoh nyata bahwa Syiah tidak mengikuti Sunnah:

A. Wudhu Syiah

Mereka mengusap kaki, bukan membasuh sebagaimana Sunnah sahih.

B. Shalat Syiah

  • Tidak meletakkan tangan di atas dada

  • Menggunakan tanah Karbala (turbah)

  • Mengucapkan “Hayya ‘ala khairil ‘amal” pada adzan

Semua ini tidak pernah diajarkan Nabi.

C. Mut’ah Syiah

Mereka membolehkan nikah kontrak, padahal Nabi ﷺ sudah menghapusnya selamanya.

Hadis Nabi:

"إني كنتُ نَهَيْتُكم عن المتعة، ألا فإني قد حرمتُها إلى يوم القيامة"
“Aku pernah melarang kalian melakukan mut’ah, maka sekarang aku haramkan sampai Hari Kiamat.”
(HR. Muslim)

Syiah menolak hadis ini karena tidak sesuai dengan keinginan mereka.


7. Kesimpulan: Mengapa Syiah Tidak Mengikuti Sunnah Nabi?

  1. Mereka menolak mayoritas sahabat, sehingga menolak sumber hadis.

  2. Mereka lebih mendahulukan perkataan imam daripada Sunnah Nabi.

  3. Mereka memiliki kitab hadis sendiri yang tidak sah secara ilmiah.

  4. Banyak ajaran mereka berasal dari ekstremisme (ghuluw), bukan Sunnah.

  5. Mereka mengamalkan praktik ibadah yang tidak pernah diajarkan Rasulullah.

  6. Doktrin taqiyyah memungkinkan mereka berbohong tentang ajaran sebenarnya.

Dengan semua ini, Syiah berdiri sebagai mazhab yang berbeda total dari Islam yang diajarkan Rasulullah ﷺ.


Jika kamu mau, saya bisa tulis artikel lanjutan seperti:

  • Perbedaan Hadis Sunni dan Syiah: Mana yang Sah?

  • Kesalahan Syiah dalam Mengambil Sumber Hukum

  • Mengapa Syiah Memusuhi Ahlus Sunnah?

Tinggal bilang saja.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: