Breaking News
Loading...

Syiah dan Hubungannya dengan Iran sebagai Negara Syiah


Syiah Imamiyah (Itsna ‘Asyariyah / Syiah Dua Belas Imam) adalah mazhab resmi Republik Islam Iran. Sejak Revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin Ayatollah Khomeini, negara itu bukan hanya menganut mazhab Syiah, tetapi juga menjadikannya ideologi negara, alat politik, dan sarana ekspansi pengaruh regional.

Pembahasan ini mengulas hubungan teologis, politik, dan ideologis antara Syiah dan Iran, serta bagaimana hal itu berdampak pada dunia Islam, khususnya Ahlus Sunnah.


1. Iran = Negara Ideologis Berbasis Syiah

A. Konstitusi Iran Menetapkan Syiah sebagai Mazhab Negara

Pasal 12 Konstitusi Iran menyatakan:

“Mazhab resmi negara Iran adalah Ja'fariyah Itsna ‘Asyariyah.”

Ini berarti:

  • Semua hukum, kebijakan nasional, dan politik luar negeri tunduk pada doktrin Syiah.

  • Khomeini dan para Ayatollah ditempatkan sebagai otoritas tertinggi agama dan negara.

B. Wilayat al-Faqih sebagai Inti Sistem Politik

Iran adalah satu-satunya negara di dunia yang menerapkan konsep Wilayat al-Faqih, yaitu:

  • Kekuasaan absolut berada di tangan seorang ulama Syiah (Rahbar).

  • Rahbar dianggap wakil Imam Mahdi.

  • Keputusan politiknya dipandang suci dan wajib ditaati.

Ini adalah konsep politik-agama yang tidak ada dalam Islam Sunni, dan menjadi sumber perpecahan.


2. Iran Menggunakan Syiah sebagai Instrumen Politik

A. Ekspansi Pengaruh Melalui Kelompok Syiah di Negara Lain

Untuk memperluas kekuasaan, Iran mendukung kelompok Syiah di berbagai negara, misalnya:

  • Hizbullah (Lebanon)

  • Hashd al-Shaabi (Irak)

  • Houthi (Yaman)

  • Milisi Syiah di Suriah (Fatemiyoun, Zaynabiyoun)

  • Kelompok Syiah di Bahrain, Kuwait, Arab Saudi (wilayah timur), Nigeria, dan Pakistan

Tujuan akhirnya:
membentuk “Sabuk Syiah” dari Iran sampai Mediterania.

B. Iran Menggunakan Isu “Pembela Ahlul Bait”

Narasi propaganda Iran:

  • “Kami pembela keluarga Nabi.”

  • “Kami pewaris ahlul bait.”

  • “Kami representasi Islam sejati.”

Namun praktik di lapangan:

  • Menguatnya faksi milisi Syiah

  • Serangan terhadap Sunni di Irak, Suriah, Yaman

  • Pengusiran ulama Sunni di wilayah mereka


3. Iran Memanfaatkan Perbedaan Sunni-Syiah untuk Kepentingan Politik

A. Mengklaim Dunia Sunni Menindas Syiah

Iran memainkan peran sebagai “korban” untuk:

  • Memperoleh simpati

  • Mendorong radikalisasi komunitas Syiah lokal

  • Menjustifikasi intervensi militer

Contoh:

  • Di Irak, Iran membentuk milisi-milisi yang dibungkus narasi “melindungi Syiah dari ISIS”.

  • Di Bahrain, Iran memakai isu “Syiah tertindas” untuk mempengaruhi gerakan politik.

B. Menggunakan Konflik untuk Memperluas Kekuasaan

Iran memanfaatkan konflik sektarian untuk:

  • Melemahkan pemerintahan negara-negara Arab Sunni

  • Mengambil kontrol ekonomi & militer wilayah tertentu

  • Menyebarkan ideologi Wilayat al-Faqih


4. Iran dan Kontrol terhadap Ajaran Syiah Global

A. Iran Mengontrol Hauzah Syiah

Sekolah tinggi Syiah di:

  • Qom (Iran)

  • Najaf (Irak)

Mayoritas dana, kurikulum, dan jaringan global dikelola oleh Iran.

B. Pendanaan untuk Dakwah Syiah di Dunia

Iran mengucurkan dana besar untuk:

  • Membangun masjid Syiah

  • Mengirim da’i Syiah ke Afrika, Asia, Eropa

  • Mendanai media Syiah (TV, website, radio)

  • Memberikan beasiswa untuk pemuda agar belajar di Qom

Banyak pemuda Muslim terpengaruh melalui:

  • beasiswa gratis

  • fasilitas hidup di Iran

  • propaganda cinta Ahlul Bait

Padahal mereka diajarkan doktrin yang menyimpang dari akidah Sunni.


5. Iran Menggunakan Ritual Syiah untuk Politik Global

A. Asyura dan Karbala Dipolitisasi

Iran memanfaatkan tragedi Karbala untuk:

  • membangkitkan sentimen kebencian kepada Sunni

  • menghidupkan narasi bahwa:
    “Sunni = pembunuh Husain.”

  • merekrut milisi dengan slogan “Balas dendam untuk Husain”

B. Wisata Religi Karbala sebagai Propaganda

Jutaan Syiah melakukan ziarah ke Karbala, dan Iran menggunakan momen itu untuk:

  • mempromosikan ideologi Wilayat al-Faqih

  • menguatkan solidaritas Syiah global

  • memperkuat legitimasi politik Ayatollah


6. Hubungan Iran–Syiah: Simbiosis yang Saling Menguatkan

A. Syiah Memberi Legitimasi Agama bagi Iran

Dengan memposisikan Ayatollah sebagai “wakil Imam Mahdi”, Iran mendapat:

  • otoritas spiritual

  • kontrol total atas rakyat

  • justifikasi atas kebijakan agresif

B. Iran Memberi Kekuatan Politik bagi Syiah

Iran menyediakan:

  • dana tak terbatas

  • kekuatan militer

  • perlindungan internasional

  • jaringan intelijen bagi komunitas Syiah

Gabungan keduanya menghasilkan kekuatan geopolitik besar.


7. Dampaknya bagi Dunia Islam dan Sunni

A. Ketegangan Sektarian

Keberadaan Iran memperdalam:

  • konflik Sunni–Syiah

  • kekerasan antarmazhab di Irak, Suriah, Yaman, Lebanon

B. Munculnya Milisi-Milisi Berbahaya

Milisi Syiah yang didukung Iran sering:

  • menyerang masjid Sunni

  • membakar rumah warga

  • mengeksekusi tahanan

  • mengusir populasi Sunni

C. Fragmentasi Dunia Islam

Iran sering menolak:

  • kesepakatan ulama Sunni

  • panduan fiqih empat mazhab

  • otoritas para sahabat Nabi ﷺ

Hasilnya:

  • perpecahan

  • konflik ideologis

  • tatanan geopolitik yang semakin kacau


Kesimpulan Besar

1. Iran adalah negara dengan ideologi Syiah sebagai fondasi resmi.

2. Iran memanfaatkan Syiah sebagai alat politik dan ekspansi.

3. Iran membentuk jaringan global Syiah untuk memperluas pengaruh.

4. Iran mempolitisasi ritual dan sejarah Syiah untuk strategi geopolitik.

5. Dampaknya adalah perpecahan serius antara Sunni dan Syiah di dunia Islam.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: