Syiahindonesia.com - Syariat Islam adalah aturan Allah yang bersifat sempurna, jelas, dan tidak membutuhkan tambahan atau pengurangan dari manusia. Namun kelom pok Syiah melakukan berbagai penyelewengan terhadap syariat tersebut. Mereka menafsirkan hukum-hukum Allah bukan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah yang sahih, tetapi mengikuti kepentingan politik, doktrin imamah, serta riwayat-riwayat palsu yang mereka ciptakan sendiri. Penyimpangan ini membuat ajaran Syiah jauh dari syariat Islam yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
Artikel ini membongkar berbagai kesalahan Syiah dalam memahami syariat Islam, sehingga umat dapat melihat betapa jauhnya mereka dari ajaran Nabi ﷺ dan para sahabat.
1. Syiah Menolak Sunnah Shahih dan Menggantinya dengan Riwayat Imam
Kelompok Syiah hanya menerima hadis yang datang dari jalur “imam-imam mereka”, sementara seluruh hadis sahih dari Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya ditolak.
Padahal Allah memerintahkan untuk taat kepada Rasul, bukan kepada imam-inspiratif ciptaan mereka:
قَوْلُهُ تَعَالٰى:
"مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ"
“Barangsiapa menaati Rasul, sungguh ia telah menaati Allah.” (QS. An-Nisa: 80)
Namun Syiah menolak mayoritas Sunnah dan memilih riwayat yang penuh kebohongan serta kontradiksi.
2. Syiah Menganggap Imam Lebih Tinggi dari Syariat
Syiah mengajarkan bahwa imam mereka memiliki otoritas untuk:
-
membatalkan hukum syariat,
-
menciptakan hukum baru,
-
menghapus ayat Al-Qur’an (menurut versi mereka),
-
mengubah halal menjadi haram dan sebaliknya.
Ini jelas bertentangan dengan Islam, karena hukum hanya milik Allah:
قَوْلُهُ تَعَالٰى:
"إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ"
“Hukum itu hanyalah milik Allah.” (QS. Yusuf: 40)
Dalam syariat Islam, tidak ada manusia yang berhak membuat hukum baru—termasuk imam.
3. Syiah Mengada-adakan Ibadah Baru yang Tidak Ada dalam Islam
Beberapa ibadah yang dibuat Syiah antara lain:
-
sujud kepada batu Karbala,
-
shalat dengan cara tambahan-tambahan tertentu,
-
meratap di hari Asyura,
-
ziarah kubur dengan ritual tertentu,
-
mengusap tanah Karbala agar mendapat berkah.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ"
“Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam agama ini, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari-Muslim)
Ibadah adalah tauqifiyah—harus berdasarkan dalil yang sahih, bukan dibuat-buat oleh imam.
4. Syiah Menghalalkan Nikah Mut’ah (Nikah Kontrak)
Salah satu penyimpangan terbesar Syiah dalam syariat adalah membolehkan nikah mut’ah (nikah kontrak tempo).
Padahal Rasulullah ﷺ telah mengharamkannya untuk selamanya:
قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ:
"حَرَّمَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الْمُتْعَةَ يَوْمَ خَيْبَر"
“Rasulullah ﷺ mengharamkan nikah mut’ah pada hari Khaibar.” (HR. Bukhari-Muslim)
Namun Syiah menjadikan mut’ah sebagai bagian inti syariat mereka dan bahkan mendorong pemuda melakukannya.
5. Syiah Memuliakan Kuburan dan Menjadikannya Tempat Ibadah
Syiah melakukan berbagai ritual syirik di kuburan imam mereka:
-
berdoa di pintu makam,
-
meminta syafaat langsung kepada penghuni kubur,
-
mengusap dinding,
-
memberikan sesajen,
-
melakukan tawaf di sekitar kubur.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
"أَلَا فَلَا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ"
“Janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah.” (HR. Muslim)
Syiah menjadikan ziarah kubur sebagai pusat agama mereka.
6. Syiah Membenci Para Sahabat Sehingga Menolak Fiqih Mereka
Karena Syiah menganggap mayoritas sahabat sebagai murtad, mereka otomatis menolak seluruh fiqih yang bersumber dari sahabat.
Padahal Allah memuji sahabat:
قَوْلُهُ تَعَالٰى:
"وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ ... رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ"
“Orang-orang pertama dari Muhajirin dan Anshar… Allah ridha kepada mereka.” (QS. At-Taubah: 100)
Bagaimana syariat Islam bisa hidup jika generasi pertama Islam dianggap kafir?
7. Syiah Mengubah Hukum Thaharah (Bersuci)
Syiah memiliki aturan bersuci yang menyeleweng:
-
meyakini najis ‘ain pada Sunni (bahkan dianggap najis seperti bangkai!),
-
mewajibkan mandi tertentu tanpa dalil,
-
meyakini tanah Karbala bisa menyucikan.
Jelas ini bertentangan dengan syariat bersuci yang ditetapkan Nabi ﷺ secara sempurna.
8. Syiah Mengutamakan Ritual Politik dibanding Syariat
Dalam Syiah, aktivitas politik seperti:
-
memperingati Asyura,
-
mengikuti arak-arakan Karbala,
-
mendukung Iran dan imam politik,
-
mengikuti demonstrasi keagamaan,
dianggap lebih penting daripada ibadah murni seperti:
-
shalat,
-
puasa,
-
zakat,
-
akhlak.
Ajaran mereka menjadi ideologi politik, bukan syariat.
9. Syiah Mengajarkan Bahwa Imam Mereka Bisa Menghapus Dosa
Syiah melakukan “zikir-zikir khusus” di makam imam dengan keyakinan bahwa imam akan mengampuni dosa-dosa mereka.
Padahal Allah menegaskan:
قَوْلُهُ تَعَالٰى:
"وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ"
“Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah?” (QS. Ali Imran: 135)
Menganggap manusia bisa mengampuni dosa adalah syirik.
10. Kesimpulan
Kesalahan Syiah dalam memahami syariat Islam bukanlah sekadar perbedaan mazhab. Ini adalah penyimpangan aqidah dan hukum yang sangat mendasar. Mereka:
-
menolak Sunnah,
-
menciptakan ibadah baru,
-
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram,
-
menjadikan imam sebagai sumber hukum,
-
melakukan ritual syirik di kuburan,
-
dan menolak sahabat yang membawa syariat kepada kita.
Inilah sebabnya mengapa Syiah tidak bisa dianggap sebagai bagian dari syariat Islam yang benar.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: