Breaking News
Loading...

Syiah dan Kesalahan Fatal dalam Memahami Tauhid


Tauhid adalah asas utama Islam. Semua nabi diutus untuk menegakkan tauhid dan menghancurkan segala bentuk kesyirikan. Namun, dalam ajaran Syiah Imamiyah—mazhab Syiah terbesar saat ini—terdapat penyimpangan serius dalam memahami tauhid, terutama pada aspek uluhiyyah, rububiyyah, dan asma’ wa shifat. Berikut penjelasan sistematisnya.


1. Syiah Memberikan Sifat Rububiyyah kepada Para Imam

A. Imam sebagai Pengatur Alam

Dalam banyak kitab Syiah, Imam digambarkan sebagai:

  • Pengatur alam semesta

  • Pemberi rezeki

  • Penguasa kehidupan dan kematian

  • Penyangga bumi agar tidak hancur

Contoh dari Kitab Syiah

Di al-Kafi (kitab paling sahih versi Syiah), disebutkan:

“Demi Allah, bila para Imam tidak ada, niscaya bumi akan hancur bersama penghuninya.”
(al-Kafi, 1/179)

Ini bertentangan dengan tauhid yang menegaskan bahwa hanya Allah yang memelihara dan mengatur alam.

Dalil Qur'an

Allah berfirman:

“Allah memegang langit dan bumi agar keduanya tidak lenyap…”
(QS. Fathir: 41)

Menisbatkan fungsi ini kepada manusia—termasuk para Imam—adalah bentuk penyerupaan makhluk dengan Allah, termasuk syirik rububiyyah.


2. Syiah Memberikan Sifat Uluhiyyah kepada Para Imam

A. Memohon langsung kepada Imam

Banyak ritual Syiah mengajarkan:

  • Berdoa kepada Ali

  • Meminta hajat kepada Husain

  • Memohon pertolongan kepada Imam Mahdi

  • Mengucapkan: “Ya Ali madad (wahai Ali, tolonglah!)”

Ini adalah ibadah yang seharusnya murni untuk Allah.

Dalil Qur'an

"Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan."
(QS. Al-Fatihah: 5)

Meminta pertolongan gaib kepada makhluk adalah syirik besar menurut ulama Ahlus Sunnah.


3. Syiah Meyakini Imam Memiliki Ilmu Gaib

A. Keyakinan Syiah

Dalam literatur Syiah, Imam digambarkan:

  • Mengetahui yang ghaib

  • Mengetahui masa depan

  • Mengetahui isi hati manusia

  • Tidak lupa dan tidak salah

Dalil Syiah

Al-Kulaini menyebut:

“Imam mengetahui semua yang terjadi dan yang akan terjadi.”
(al-Kafi, 1/260)

Padahal ilmu ghaib adalah khusus milik Allah.

Dalil Qur'an

“Tidak ada seorang pun yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah.”
(QS. An-Naml: 65)

Mengklaim Imam mengetahui yang gaib berarti menyamakan martabat mereka dengan Allah, yang merupakan penyimpangan besar dalam tauhid.


4. Syiah Menisbatkan Sifat Ma’shum Ala Nabi kepada Imam

Dalam ajaran Syiah:

  • Imam tidak pernah salah

  • Imam tidak pernah lupa

  • Imam tidak mungkin melakukan dosa

  • Imam selalu diberi wahyu atau ilham

Ini mengangkat derajat Imam setara atau bahkan lebih tinggi dari para nabi.

Dalil Qur'an

Sementara Allah menegaskan:

“Para nabi pun kadang melakukan kesalahan lalu bertaubat.”
(QS. Al-Baqarah: 37, QS. Al-A'raf: 23)

Jika nabi saja tidak ma’shum secara total, maka apalagi manusia biasa seperti Imam.


5. Syiah Menjadikan Imam sebagai Perantara Wajib antara Manusia dan Allah

Konsep ini mirip dengan:

  • Ajaran Nasrani tentang “penebusan dosa oleh Yesus”

  • Ajaran Hindu tentang “perantara”

  • Paganisme Arab yang mengatakan: “Kami tidak menyembah mereka kecuali agar mereka mendekatkan kami kepada Allah.” (QS. Az-Zumar: 3)

Dalam Syiah, doa tanpa tawassul kepada Imam dianggap kurang diterima atau tidak sempurna.

Padahal Islam mengatakan:

“Berdoalah kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.”
(QS. Ghafir: 14)

Mengharuskan perantara adalah bentuk merusak tauhid uluhiyyah.


6. Syiah Meyakini Imam Memiliki Kekuasaan Ampunan Dosa

Ini terdapat dalam kitab al-Kafi dan Bihar al-Anwar.

Di antaranya:

“Para Imam mengampuni dosa-dosa Syiah dan akan mensyafaatkan mereka seluruhnya.”

Konsep ini bertentangan dengan akidah Islam bahwa:

  • Hanya Allah yang mengampuni dosa

  • Syafaat hanya milik Allah dan diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki

Dalil Qur'an

“Siapa yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya?”
(QS. Al-Baqarah: 255)

Memberikan kuasa ampunan dosa kepada makhluk adalah syirik besar.


7. Syiah Menempatkan Ali pada Derajat Ketuhanan Terselubung

Walau secara formal mereka tidak mengakui Ali sebagai Tuhan, tetapi praktik pengagungan mereka melebihi batas:

  • Meyakini Ali mengatur alam

  • Meminta pertolongan kepada Ali

  • Menganggap Ali hadir secara gaib

  • Mengklaim Ali mengetahui semua rahasia

Sebagian kelompok ekstrem Syiah bahkan mengatakan:

“Ali adalah ilah yang tersembunyi.”

Nabi ﷺ telah memperingatkan:

“Janganlah kalian berlebih-lebihan memuji aku sebagaimana kaum Nasrani memuji Isa bin Maryam.”
(HR. Bukhari)

Jika memuji nabi saja dapat melampaui batas, apalagi mengangkat Imam.


Kesimpulan Besar

Kesalahan Syiah dalam tauhid mencakup:

1. Syirik Rububiyyah

Memberikan sifat pengatur alam kepada Imam.

2. Syirik Uluhiyyah

Berdoa dan meminta pertolongan kepada Imam.

3. Syirik Asma' wa Shifat

Memberikan sifat ghaib dan sifat ketuhanan kepada makhluk.

4. Ghuluw (Berlebihan)

Mengangkat para Imam melebihi derajat manusia.

5. Menyerupakan Imam dengan Nabi

Bahkan lebih dari itu dalam banyak riwayat mereka.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: