Syiahindonesia.com - Dalam beberapa dekade terakhir, muncul fenomena menarik sekaligus mengkhawatirkan: kedekatan ideologis dan politik antara kelompok Syiah dengan kaum liberal. Keduanya tampak saling menguatkan dalam berbagai isu yang secara mendasar bertentangan dengan ajaran Islam. Fenomena ini bukanlah kebetulan, tetapi memiliki akar sejarah, teologi, dan strategi propaganda yang sama: menggoyang otoritas Islam yang benar, melemahkan Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan membuka ruang bagi pemikiran-pemikiran yang merusak.
1. Syiah dan Liberal Sama-Sama Menolak Otoritas Ulama Sunni
Salah satu kesamaan paling utama antara Syiah dan liberal adalah penolakan terhadap otoritas ulama Sunni. Kaum liberal menganggap:
-
ulama tidak berhak menetapkan hukum,
-
syariat harus ditafsirkan ulang sesuai zaman,
-
fiqih klasik tidak relevan.
Sementara Syiah menuduh ulama Sunni:
-
pengikut sahabat yang “murtad”,
-
pemalsu agama,
-
tidak memahami imamah.
Dua kelompok ini akhirnya berjalan searah: melemahkan peran ulama Sunni dalam memelihara akidah umat.
2. Keduanya Mengusung Narasi Kebebasan Tanpa Batas
Kaum liberal mengusung ide:
-
kebebasan berekspresi tak terbatas,
-
relativisme moral,
-
persamaan agama,
-
toleransi ekstrem yang mencampuradukkan akidah.
Anehnya, Syiah turut mendukung narasi ini, terutama di negara-negara mayoritas Sunni. Mengapa?
Karena narasi “kebebasan” mempermudah mereka menyebarkan ajaran tanpa mendapat kritik. Mereka menyerang siapa pun yang menolak Syiah dengan label:
-
intoleran,
-
radikal,
-
anti-kebhinekaan.
Ini adalah strategi propaganda: menggunakan wacana liberal untuk melindungi paham Syiah dari sorotan.
3. Syiah dan Liberal Sama-Sama Melemahkan Identitas Sunni
Liberal dengan ide sekularisme menggerogoti nilai-nilai Islam, sementara Syiah melalui doktrin imamah merusak fondasi akidah Sunni. Keduanya menghantam pilar utama Aswaja:
-
kepemimpinan sahabat,
-
kemurnian Al-Qur’an,
-
keadilan syariat,
-
sunnah Nabi ﷺ.
Semakin lemah identitas Sunni, semakin mudah Syiah menyusup dan memperluas pengaruhnya.
4. Keduanya Menyerang Sahabat Nabi ﷺ
Kaum liberal dikenal sering meremehkan figur-figur suci Islam, termasuk para sahabat. Mereka memandang sejarah secara skeptis, bahkan sinis.
Dalam hal ini, Syiah bukan hanya meremehkan, tetapi melaknat dan menganggap murtad para sahabat.
Kesamaan pola:
-
sama-sama merusak citra sahabat,
-
sama-sama merusak fondasi agama,
-
sama-sama menggoyang otoritas generasi terbaik umat.
Ini menjadikan hubungan Syiah dan liberal sangat “cocok” dari sisi ideologi.
5. Aliansi Politik: Syiah dan Kaum Liberal Saling Menguntungkan
Di banyak negara, Syiah minoritas. Kaum liberal menjadi “kawan strategis” karena memberikan ruang ekspresi bagi propaganda mereka. Sebaliknya, kaum liberal mendapatkan dukungan politik dan finansial dari jaringan Syiah internasional.
Contohnya:
-
Di Indonesia, media-media yang berpihak pada liberal sering memberi panggung kepada tokoh Syiah.
-
Di Barat, kaum progresif yang anti-Sunni kerap membela Iran dan kelompok Syiah lainnya.
Aliansi ini bukan ideologis murni, tetapi politis: menjaga kekuasaan dan pengaruh.
6. Syiah dan Liberal Sama-Sama Meremehkan Sunnah
Kaum liberal sering mempertanyakan validitas hadits, menolak hukum-hukum syariat yang bersumber dari sunnah, dan menyerang otoritas ulama hadits.
Syiah pun demikian:
-
mereka menolak hampir seluruh hadits yang diriwayatkan sahabat,
-
hanya menerima riwayat dari Ahlul Bait versi mereka,
-
merusak otentisitas sunnah.
Dua kelompok ini sama-sama menggerogoti sumber ajaran Islam selain Al-Qur’an.
7. Propaganda “Toleransi” yang Disalahgunakan
Kaum liberal selalu mengampanyekan:
-
“Islam rahmatan lil alamin” (tanpa definisi),
-
“agama jangan dipolitisasi”,
-
“jangan intoleran pada Syiah”.
Mereka menggunakan slogan-slogan ini untuk menekan umat Sunni agar tidak mengkritik penyimpangan Syiah. Padahal Islam sendiri tegas melarang penyimpangan akidah. Allah berfirman:
﴿ وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ ﴾
“Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang yang zalim, nanti kalian disentuh api neraka.”
(QS. Hud: 113)
Ayat ini menjadi peringatan keras agar tidak condong kepada kelompok yang merusak agama, termasuk Syiah dan ideologi liberal.
8. Keduanya Sering Menyudutkan Mayoritas Muslim
Kaum liberal menuduh:
-
umat Islam konservatif,
-
terlalu tekstual,
-
tidak toleran.
Syiah pun menuduh:
-
Sunni sebagai antek sahabat murtad,
-
Sunni sebagai penyebar Islam palsu,
-
Sunni sebagai musuh Ahlul Bait.
Dua kelompok ini sama-sama memposisikan mayoritas umat sebagai “target perubahan”.
9. Syiah dan Liberal Sama-Sama Menggugat Hukum Syariat
Kaum liberal menggugat hukum:
-
jilbab wajib,
-
hudud,
-
qishash,
-
larangan LGBT,
-
perbedaan gender dalam warisan.
Syiah juga punya banyak penyimpangan terkait:
-
nikah mut’ah,
-
tahrif Al-Qur’an,
-
syafaat imam sebagai penghapus dosa,
-
imam maksum,
-
penolakan ijma’ sahabat.
Keduanya sama-sama merusak kemurnian syariat.
Kesimpulan: Aliansi Syiah–Liberal Bukan Kebetulan
Kedekatan Syiah dengan kaum liberal didorong oleh beberapa faktor:
-
keduanya sama-sama menolak otoritas Sunni,
-
keduanya menyerang sahabat dan sunnah,
-
keduanya memakai narasi kebebasan untuk merusak akidah,
-
keduanya menolak syariat klasik,
-
keduanya memiliki kepentingan politik untuk melemahkan umat mayoritas.
Oleh karena itu, umat Islam perlu memahami pola ini agar tidak tertipu oleh narasi-narasi yang tampak “toleran,” tetapi sebenarnya merusak aqidah dan persatuan umat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: