Breaking News
Loading...

Syiah dan Kedekatan Mereka dengan Kaum Yahudi

 


Syiahindonesia.com –
Salah satu fakta yang jarang dibahas secara terbuka namun sangat penting untuk diketahui umat Islam adalah kedekatan historis, ideologis, dan politik antara Syiah dengan kaum Yahudi. Kedekatan ini tidak hanya tampak dalam sejarah kemunculan Syiah, tetapi juga dalam banyak kesamaan ajaran, strategi penyebaran paham, dan arah politik global yang sering merugikan kaum Muslimin, khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Artikel ini akan mengungkap secara lengkap hubungan Syiah dengan Yahudi dari sisi sejarah, akidah, politik, serta dampaknya terhadap persatuan umat Islam.


1. Akar Sejarah Syiah Dihubungkan dengan Tokoh Yahudi: Abdullah bin Saba’

Dalam kitab-kitab sejarah Ahlus Sunnah yang muktabar seperti Tarikh Ath-Thabari, Al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir, dan karya para ulama salaf lainnya, disebutkan bahwa salah satu tokoh awal penyebar fitnah Syiah adalah Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam.

Ia dikenal sebagai orang pertama yang:

  • Mengangkat Ali radhiyallahu ‘anhu secara berlebihan,

  • Menyebarkan doktrin wasiat kepemimpinan,

  • Memprovokasi pemberontakan terhadap Khalifah Utsman radhiyallahu ‘anhu,

  • Menebar fitnah di tengah kaum Muslimin.

Ibnu Katsir رحمه الله berkata bahwa Abdullah bin Saba’ adalah sumber utama munculnya ghuluw (sikap ekstrem) terhadap Ali dan menjadi pintu awal munculnya pemikiran Syiah yang menyimpang.

Ini menunjukkan bahwa benih awal Syiah sudah terkontaminasi oleh intrik tokoh Yahudi yang menyusup ke tubuh umat Islam.


2. Kesamaan Konsep Syiah dengan Ajaran Yahudi

Jika diperhatikan secara jujur, ada banyak kemiripan mencolok antara akidah Syiah dengan keyakinan Yahudi, di antaranya:

1. Konsep Imam Maksum = Seperti Nabi Khusus Bani Israil

Syiah meyakini imam mereka maksum (terjaga dari dosa) sebagaimana Yahudi meyakini nabi-nabi mereka memiliki kedudukan eksklusif bagi Bani Israil.

Padahal Allah telah menegaskan bahwa manusia setelah Nabi Muhammad ﷺ tidak ada lagi yang maksum:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul.”
(QS. Ali ‘Imran: 144)

2. Konsep “Bangsa Terpilih” Versi Syiah

Yahudi mengklaim mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan. Syiah mengklaim:

  • Hanya keturunan tertentu (Ahlul Bait versi mereka) yang layak memimpin,

  • Selain mereka dianggap sesat,

  • Mayoritas sahabat Nabi dianggap kafir.

Pola pikir eksklusif ini sangat identik dengan ideologi Yahudi.


3. Kesamaan dalam Memusuhi Para Sahabat Nabi ﷺ

Kaum Yahudi di masa Nabi ﷺ adalah pihak yang paling memusuhi Rasulullah dan para sahabatnya. Syiah hari ini pun:

  • Membenci Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum,

  • Mengkafirkan sebagian besar sahabat Nabi ﷺ,

  • Mengutuk istri-istri Rasulullah ﷺ, khususnya Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Padahal Allah berfirman tentang para sahabat:

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
“Sungguh Allah telah ridha kepada orang-orang Mukmin ketika mereka berbaiat kepadamu di bawah pohon.”
(QS. Al-Fath: 18)

Dan juga:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ… رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
(QS. At-Taubah: 100)

Menghina orang-orang yang Allah ridai adalah ciri penyimpangan akidah yang sangat berbahaya.


4. Hubungan Politik Syiah dengan Yahudi di Era Modern

Secara politik, proyek besar Syiah modern sangat terlihat dari negara Iran. Fakta-fakta yang jarang diungkap antara lain:

1. Iran dan Israel Tidak Pernah Terlibat Perang Langsung Besar

Meskipun retorika Iran seolah-olah memusuhi Israel, faktanya:

  • Iran tidak pernah berperang langsung melawan Israel dalam skala besar,

  • Justru konflik proksi selalu terjadi di negara-negara Sunni: Irak, Suriah, Yaman, Lebanon.

2. Kerjasama Tertutup Iran–Israel di Masa Lalu

Sejarah mencatat adanya:

  • Kerjasama intelijen,

  • Jual beli senjata rahasia,

  • Bantuan logistik sebelum Revolusi Iran.

Yang menjadi korban justru adalah negara-negara Muslim Sunni.

Ini menimbulkan kecurigaan besar bahwa konflik yang terlihat hanyalah panggung politik, sementara kerusakan umat Islam terus terjadi.


5. Syiah Lebih Keras Memerangi Sunni daripada Yahudi

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa:

  • Milisi Syiah di Suriah membantai kaum Sunni,

  • Di Irak, ribuan masjid Sunni dihancurkan,

  • Di Yaman, kaum Sunni menjadi korban perang brutal Houthi,

  • Di Lebanon, kekuatan Syiah menekan kaum Sunni.

Sementara terhadap Yahudi:

  • Tidak ada jihad terbuka yang serius,

  • Tidak ada pembebasan Palestina oleh Syiah,

  • Justru yang menjadi “musuh utama” mereka adalah kaum Sunni.

Padahal Allah berfirman:

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu sampai kamu mengikuti agama mereka.”
(QS. Al-Baqarah: 120)

Ironisnya, Syiah justru sangat lunak terhadap Yahudi namun sangat keras kepada Sunni.


6. Persamaan Strategi: Tahrif, Kebohongan, dan Intrik

Yahudi dikenal dalam sejarah sebagai ahli:

  • Memalsukan kitab,

  • Mengubah hukum,

  • Menebar fitnah.

Syiah pun melakukan hal serupa:

  • Menuduh Al-Qur’an telah diubah,

  • Memalsukan hadits untuk keutamaan imam,

  • Mengubah sejarah sahabat,

  • Menyebarkan taqiyah (berbohong demi madzhab).

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
“Kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal…”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Banyak ulama menafsirkan bahwa sebagian umat Islam akan meniru jalan Yahudi dan Nasrani — dan ini sangat nyata pada penyimpangan Syiah.


7. Bahaya Kedekatan Ideologis Syiah–Yahudi bagi Indonesia

Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia sangat rawan menjadi target penyebaran Syiah karena:

  • Mayoritas umat awam dalam ilmu akidah,

  • Banyak yang tertipu jargon “Ahlul Bait”,

  • Tidak memahami sejarah konflik Sunni–Syiah.

Jika paham Syiah berkembang, maka yang akan terjadi adalah:

  • Perpecahan internal umat Islam,

  • Saling curiga dan saling kafir,

  • Potensi konflik horizontal,

  • Melemahnya kekuatan umat Islam secara global.

Dan inilah yang diinginkan oleh musuh-musuh Islam, termasuk kaum Yahudi.


8. Sikap Ahlus Sunnah: Tegas terhadap Penyimpangan, Tetap Adil

Ahlus Sunnah:

  • Tidak memusuhi seseorang karena ras atau etnis,

  • Namun tegas terhadap akidah yang menyimpang,

  • Menolak Syiah bukan karena benci personal, tetapi karena menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْعَدْلِ
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak keadilan karena Allah.”
(QS. Al-Ma’idah: 8)


Penutup: Saatnya Umat Islam Melek Sejarah dan Waspada Akidah

Kedekatan Syiah dengan Yahudi bukan sekadar isu politik sesaat, tetapi memiliki:

  • Akar sejarah yang panjang,

  • Kemiripan dalam pola akidah,

  • Kesamaan dalam strategi perusakan umat,

  • Dan dampak nyata berupa kehancuran negeri-negeri kaum Sunni.

Umat Islam Indonesia wajib membuka mata, memperdalam aqidah Ahlus Sunnah, dan tidak mudah tertipu oleh propaganda Syiah yang sering dibungkus dengan slogan cinta Ahlul Bait dan perjuangan melawan Zionis, padahal di balik itu tersimpan agenda yang sangat berbahaya.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: