Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Mengutamakan Ziarah ke Makam Imam Mereka?


Syiahindonesia.com -
Salah satu fenomena paling mencolok dalam ajaran Syiah adalah betapa mereka mengutamakan ziarah ke makam imam-imam mereka jauh melebihi ibadah haji, umrah, atau ibadah-ibadah lain yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Dalam banyak riwayat mereka, ziarah ke makam Husain, Ali, atau imam lain disebut sebagai ibadah utama, bahkan memiliki pahala yang berlipat-lipat mengalahkan rukun Islam.

Mengapa bisa demikian? Artikel ini membahas penyimpangan tersebut secara ilmiah, berdasarkan kitab-kitab inti Syiah dan pandangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.


1. Syiah Menjadikan Imam Sebagai “Sumber Keselamatan”

Dalam akidah Syiah, para imam dianggap:

  • maksum (tidak mungkin salah)

  • lebih tinggi daripada para nabi kecuali Nabi Muhammad ﷺ

  • menjadi perantara keselamatan

  • bisa memberi syafaat semaunya

  • mengetahui hal-hal gaib

Karena posisi imam sangat diagungkan, ziarah ke makam mereka dianggap seperti “mendekat kepada Tuhan melalui wakil-Nya”.

Ini bertentangan dengan ajaran Islam:

﴿ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴾
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.”

Mengangkat manusia mati menjadi perantara ibadah adalah penyimpangan.


2. Ziarah ke Husain Dianggap Mengampuni Dosa Besar

Dalam kitab Syiah seperti Kamil al-Ziyarat dan Al-Bihar, disebutkan bahwa ziarah ke Husain:

  • menghapus seluruh dosa

  • diterima meski tanpa taubat

  • pahalanya setara 20 haji dan 20 umrah

  • setara jihad bersama Rasulullah ﷺ

  • lebih tinggi dari ibadah haji berkali-kali

Contoh riwayat:

“Ziarah ke Husain setara 20 haji dan 20 umrah.”
(Kamil al-Ziyarat)

Padahal Rasulullah ﷺ sendiri tidak pernah menjanjikan pahala sebesar itu untuk ziarah kubur, bahkan untuk kuburan orang saleh sekalipun. Ini menunjukkan bahwa Syiah memindahkan pusat ibadah dari Allah menuju imam-imam mereka.


3. Syiah Menjadikan Makam Imam Sebagai Tempat Memohon Hajat

Umat Syiah biasa:

  • memohon jodoh di makam

  • meminta rezeki

  • meminta keturunan

  • meminta perlindungan

  • meminta keberkahan

  • melakukan ritual menangis dan meratap

Mereka meyakini para imam mendengar doa dan dapat mengabulkan hajat, padahal Allah berfirman:

﴿ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ﴾
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.”

Meminta kepada yang mati, selain syirik, juga tidak memiliki dasar dalam Islam.


4. Ziarah Dipakai Sebagai Alat Politik Syiah

Negara-negara Syiah seperti Iran dan rezim Syiah di Irak menghidupkan ziarah karena:

  • menjadi sumber ekonomi besar

  • menjaga identitas Syiah

  • menjaga kultus imam

  • mengikat loyalitas masyarakat

  • memproduksi narasi “umat tertindas Husain”

  • memperkuat pengaruh politik di dunia Islam

Ritual besar seperti:

  • Arba’een

  • Ziarah Kerbala

  • Ziarah Najaf

dipromosikan secara masif sebagai simbol kebesaran Syiah, bukan sebagai ibadah yang Nabi ajarkan.


5. Syiah Mengklaim Imam Bisa Menolong di Hari Kiamat

Dalam riwayat Syiah, para imam disebut dapat:

  • menarik Syiah ke surga

  • mencuci dosa pengikutnya

  • menjadi penolong hari akhir

  • menyelamatkan orang yang berziarah

Bahkan ada riwayat:

“Tidak akan masuk neraka orang yang menziarahi Husain.”
(Wasail al-Syiah)

Ini secara jelas bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an:

﴿ وَلَا يَمْلِكُونَ شَفَاعَةً ﴾
“Mereka (makhluk) tidak memiliki kuasa memberi syafaat.”
(QS. Maryam: 87)

Syiah memberi kekuasaan gaib kepada manusia mati setara dengan yang hanya dimiliki Allah.


6. Ziarah Syiah Melibatkan Ritual-Ritual Bid’ah

Ziarah Syiah bukan sekadar datang, tetapi penuh ritual aneh seperti:

  • menyentuh makam untuk mengambil berkah

  • mengusap debu makam disebut “penyembuh”

  • berjalan kaki bermil-mil sebagai ritual pengampunan dosa

  • mengucapkan doa-doa yang tidak diajarkan Rasul

  • menangis dan meratap berlebihan

Ini semua tidak ada dalam Islam, dan bertentangan dengan sabda Nabi ﷺ:

“Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat ibadah.”
(HR. Abu Dawud)


7. Tujuan Paling Dalam: Menjadikan Imam sebagai Pengganti Haji

Beberapa ulama Syiah menyebut:

  • ziarah imam adalah “haji orang beriman”

  • pahala ziarah lebih besar dari haji

  • haji ke Mekkah untuk orang awam, ziarah ke Husain untuk orang mulia

Ini jelas merusak salah satu rukun Islam dan memindahkan pusat ibadah keluar dari Makkah menuju kuburan imam.


Kesimpulan

Ziarah ke makam imam dalam Syiah bukan sekadar tradisi, tetapi bagian dari kultus keagamaan yang menempatkan manusia mati pada posisi suci dan sakral, bahkan melebihi syariat Islam yang sebenarnya.

Ciri utamanya:

  • imam dijadikan perantara ibadah

  • pahala ziarah dilebihkan dari haji

  • doa dipanjatkan kepada selain Allah

  • ritual bid’ah dijalankan

  • dipakai sebagai alat politik dan ideologi

  • menjauhkan umat dari tauhid

Islam mengajarkan ziarah kubur untuk mengingat mati, bukan untuk meminta hajat atau mengangkat manusia menjadi perantara.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: