Syiahindonesia.com - Pertanyaan mengenai apakah Syiah memiliki ritual yang berbeda dan bahkan menyimpang dari Islam adalah hal penting untuk dipahami, terutama karena perbedaan tersebut bukan hanya sekadar masalah fikih, tetapi menyentuh akidah, ibadah, dan syiar Islam yang paling mendasar. Artikel ini mengungkap berbagai ritual Syiah berdasarkan sumber-sumber primer mereka, serta menjelaskan bagaimana ritual tersebut bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ dan dipraktikkan oleh para sahabat.
1. Ritual Pukuli Dada, Lukai Diri, hingga Menyayat Tubuh (Tatbir)
Salah satu ritual paling populer dalam Syiah adalah:
-
memukul-mukul dada,
-
memukuli tubuh,
-
menyayat kepala dengan pedang,
-
meneteskan darah sebagai bentuk “duka” atas peristiwa Karbala.
Ritual ini jelas bertentangan dengan syariat Islam.
Hadits shahih:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar pipi dan merobek baju (ketika meratap).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Syiah menjadikan Tatbir sebagai ibadah, sementara Islam menyebutnya perbuatan jahiliah.
2. Menjadikan Kuburan sebagai Tempat Ibadah
Syiah menjadikan makam para imam sebagai:
-
tempat sujud,
-
tempat thawaf,
-
tempat memohon hajat,
-
tempat memohon syafaat khusus,
-
bahkan tempat bernazar.
Ritual ini dilakukan di:
-
Karbala,
-
Najaf,
-
Mashhad,
-
Qum,
-
dan berbagai “ziarah kubur” versi Syiah lainnya.
Rasulullah ﷺ melarang keras perbuatan ini:
لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
“Allah melaknat Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kuburan nabi mereka sebagai masjid.”
(HR. Bukhari)
Namun Syiah justru menjadikan makam imam lebih sakral daripada masjid.
3. Menyembah Imam dengan Ritual “Isti’anah” dan “Tawassul Ghuluw”
Dalam banyak ritual Syiah, mereka memanggil imam-imam dengan doa seperti:
-
“Ya Ali madad!” (Wahai Ali, tolonglah aku)
-
“Ya Husain, isma’ nida’i!” (Wahai Husain, dengarkanlah seruanku)
-
“Ya Mahdi, aghitsni!” (Wahai Mahdi, selamatkan aku)
Ini adalah ritual ghuluw (melampaui batas) yang tidak pernah diajarkan Islam.
Al-Qur’an jelas melarang memohon kepada selain Allah:
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ
(QS. Yunus: 106)
“Janganlah engkau berdoa kepada selain Allah, yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi mudarat.”
Tetapi Syiah mengajarkan pemanggilan imam sebagai “perantara”.
4. Ritual Meratap Berlebihan (Nihaayah)
Menangis karena musibah adalah wajar, tetapi Syiah menjadikannya ritual wajib setiap tahun, terutama pada bulan Muharram dan Safar:
-
meratap keras,
-
menangis berlebihan,
-
melolong,
-
mengulang kisah-kisah Karbala yang dilebihkan dan banyak dipalsukan.
Islam menyebut meratap berlebihan sebagai amalan jahiliah.
نَهَى رَسُولُ اللهِ عَنِ النِّيَاحَةِ
“Nabi melarang meratap (niyahah).”
(HR. Malik)
Namun ritual ini menjadi identitas utama Syiah.
5. Ritual Mut’ah sebagai “Ibadah”
Syiah menjadikan mut’ah sebagai bagian dari ritual ibadah yang berpahala besar. Bahkan dalam beberapa riwayat Syiah:
“Mut’ah satu kali seperti pahala Hussein. Dua kali seperti Hasan. Tiga kali seperti Ali. Empat kali seperti Rasulullah.”
Ini penghinaan terhadap Rasulullah ﷺ dan keluarganya.
Dalam Islam, mut’ah diharamkan selamanya.
6. Ritual Menolak Sahabat dalam Dzikir dan Doa
Syiah memiliki ritual doa yang mencela sahabat, seperti:
-
ritus tabarri (melaknat sahabat),
-
doa dalam Ziyarat Asyura yang menyebut:
اللَّهُمَّ الْعَن أَوَّلَ ظَالِمٍ ظَلَمَ حَقَّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّد
“Ya Allah, laknatilah orang pertama yang menzalimi keluarga Muhammad.”
Mereka mengarahkan ini kepada Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
Ini bukan ibadah, tetapi ritual kebencian.
7. Ritual “Taqiyyah”: Berbohong sebagai Ibadah
Taqiyyah di Syiah bukan sekedar kehati-hatian.
Ia dijadikan ritual ibadah, bahkan disebut:
“Sembilan persepuluh agama berada pada taqiyyah.”
Dalam Islam, berbohong adalah dosa, bukan ibadah.
8. Ritual Mengagungkan Doa Syiah Melebihi Doa Nabi
Syiah memiliki banyak doa panjang, seperti:
-
Doa Kumail
-
Doa Tawassul
-
Doa Nudbah
-
Ziyarat Jami’ah
-
Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah
Sebagian di antaranya memuat unsur:
-
berlebihan memuji imam,
-
meminta tolong kepada imam,
-
menisbatkan sifat ghaib pada imam.
Sementara doa Nabi ﷺ, yang shahih dan ringkas, justru tidak menjadi prioritas mereka.
9. Ritual Menolak Shalat Berjamaah di Belakang Sunni
Dalam banyak fatwa ulama Syiah, mereka melarang shalat di belakang imam Sunni, padahal:
Nabi ﷺ bersabda:
صَلُّوا خَلْفَ كُلِّ بَرٍّ وَفَاجِرٍ
“Shalatlah kalian di belakang siapa saja, baik yang saleh maupun yang fasiq.”
(HR. Abu Dawud)
Syiah menggunakan larangan ini untuk menegaskan identitas eksklusif mereka, memecah umat, dan membuat batas sosial yang tegas.
Kesimpulan
-
Syiah memiliki banyak ritual yang berbeda dan menyimpang dari Islam yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ.
-
Mulai dari meratap, menyakiti tubuh, meminta kepada imam, hingga mut’ah—semua tidak ada dalam ajaran Islam.
-
Ritual-ritual ini bukan sekadar perbedaan mazhab, tetapi menyentuh prinsip akidah, ibadah, dan tauhid.
-
Perbedaan ini memperkuat penilaian bahwa Syiah bukan sekadar aliran fikih, tetapi ideologi baru yang keluar dari manhaj Islam yang benar.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: