Breaking News
Loading...

Bagaimana Syiah Menggunakan Film dan Drama untuk Menyesatkan Umat Islam?

Syiahindonesia.com - 


Salah satu metode paling halus dan berbahaya dalam penyebaran ajaran Syiah modern adalah melalui film, drama, dan serial televisi. Media visual memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi emosi, persepsi sejarah, dan cara berpikir masyarakat. Karena itu, kelompok Syiah memanfaatkannya sebagai alat propaganda untuk menanamkan ideologi mereka secara perlahan tanpa disadari oleh penonton Muslim yang awam.

Artikel ini mengungkap bagaimana strategi itu bekerja dan mengapa umat Islam harus sangat waspada.


1. Propaganda Emosional Melalui Kisah Karbala

Tema yang paling sering diangkat dalam film Syiah adalah tragedi Karbala. Mereka memproduksi ratusan film dan drama yang menggambarkan Husain radhiyallahu ‘anhu sebagai sosok tertindas yang dikhianati seluruh sahabat Nabi ﷺ.

Dalam narasi Syiah:

  • Para sahabat digambarkan sebagai penghianat.

  • Khulafaur Rasyidin digambarkan sebagai zalim.

  • Sedangkan tokoh-tokoh Syiah digambarkan sebagai pahlawan suci.

Padahal Rasulullah ﷺ telah memuliakan semua sahabat, dan Allah berfirman:

﴿وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ ... رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ﴾
“Allah ridha kepada para sahabat terdahulu dari kaum Muhajirin dan Anshar...”
(QS. At-Taubah: 100)

Namun film Syiah berusaha menghapus kemuliaan ini dari ingatan umat Islam dan menggantinya dengan kebencian.


2. Mengubah Sejarah dengan Gaya Sinematik

Banyak film Syiah memutarbalikkan sejarah dengan narasi dramatis sehingga penonton percaya bahwa itu adalah fakta.

Beberapa pemutarbalikan yang sering dilakukan:

  • Mengklaim Ali radhiyallahu ‘anhu ditunjuk sebagai khalifah secara jelas oleh Nabi ﷺ.

  • Menyebut para sahabat sebagai perebut kekuasaan.

  • Menggambarkan bahwa Islam asli adalah Syiah, sedangkan Ahlus Sunnah dianggap agama buatan.

Dengan efek visual, musik emosional, dan alur cerita yang dramatis, mereka berhasil menyusupkan propaganda dengan kedok sejarah.


3. Membangun Kultus Imam Dua Belas

Drama-drama Iran dan Syiah Irak juga sering menggambarkan imam-imam mereka sebagai tokoh:

  • yang maksum (tidak mungkin salah),

  • mengetahui perkara ghaib,

  • memiliki kekuatan supranatural,

  • menjadi perantara doa antara manusia dan Allah.

Padahal tidak ada ajaran Islam yang menyatakan imam memiliki sifat ilahiyah seperti itu.

Allah berfirman:

﴿قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا﴾
“Katakanlah (wahai Muhammad), aku tidak memiliki bagi diriku sendiri manfaat maupun mudarat…”
(QS. Al-A‘raf: 188)

Jika Nabi ﷺ saja tidak memiliki kekuasaan ghaib, bagaimana mungkin imam Syiah memilikinya?

Namun film mereka secara konstan mempromosikan konsep imam sebagai “manusia setengah malaikat” sehingga penonton perlahan menerima akidah tersebut tanpa kritis.


4. Membentuk Citra Negatif tentang Ahlus Sunnah

Propaganda Syiah dalam film juga bertujuan merusak citra Sunni.
Dalam film-film mereka:

  • Ulama Sunni digambarkan keras, radikal, dan haus kekuasaan.

  • Pemerintahan Sunni digambarkan zalim dan korup.

  • Tokoh Sunni sering dianggap sebagai pengkhianat Islam.

Ini sengaja dibuat untuk menciptakan kesan bahwa Sunnilah penyebab perpecahan umat, padahal sebaliknya — Syiahlah yang secara historis memecah barisan Islam.


5. Menarik Simpati dengan Drama Kemanusiaan

Metode lain adalah menampilkan drama sosial tentang kemiskinan, penderitaan perempuan, dan perjuangan melawan penindasan, lalu tokoh penyelamatnya selalu dari kalangan Syiah.

Dengan cara ini penonton diarahkan berpikir bahwa:

  • Syiah identik dengan keadilan,

  • Syiah membela kaum tertindas,

  • sementara Sunni identik dengan kekerasan.

Metode ini efektif karena bermain pada aspek psikologis, bukan dalil atau logika.


6. Pengaruh Besar karena Distribusi Digital

Kini film Syiah bukan hanya ditayangkan di televisi Iran atau Iraq, tetapi juga:

  • Youtube,

  • Netflix versi regional,

  • TikTok,

  • Instagram reels,

  • serta berbagai situs streaming ilegal.

Propaganda menjadi lebih mudah menyebar ke negara-negara Sunni, termasuk Indonesia.

Banyak anak muda yang tidak belajar agama mulai terpengaruh karena konten-konten itu disajikan dengan visual modern dan cerita menarik.


7. Sikap Para Ulama terhadap Propaganda Ini

Para ulama Ahlus Sunnah telah lama memperingatkan bahaya media Syiah.
Syaikh Shalih Al-Fauzan berkata:

“Syiah menyebarkan kesesatan mereka melalui buku, khutbah, dan kini melalui media yang lebih berbahaya, yaitu film dan drama. Umat Islam wajib waspada.”

Ulama lainnya menekankan bahwa propaganda visual jauh lebih kuat daripada debat teks, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan.


8. Apa yang Harus Dilakukan Umat Islam?

Beberapa langkah penting yang harus dilakukan:

✔ 1. Perkuat pemahaman akidah

Pemuda yang memiliki aqidah lemah akan mudah dipengaruhi film Syiah.

✔ 2. Selektif memilih tontonan

Jangan menonton film yang berasal dari produksi rezim Syiah seperti:

  • Iran,

  • Irak Syiah,

  • Lebanon Syiah (Hizbullah).

✔ 3. Kritik dan luruskan ketika menemukan penyesatan

Jika melihat propaganda sejarah palsu, jelaskan kepada keluarga dan teman.

✔ 4. Dukung produksi film Islami Ahlus Sunnah

Agar narasi yang benar juga tersebar luas.


Kesimpulan

Syiah menggunakan film, drama, dan media visual sebagai salah satu alat penyesatan paling efektif karena mampu mempengaruhi emosi dan persepsi tanpa disadari. Melalui narasi sejarah palsu, kultus imam, dan citra buruk terhadap Ahlus Sunnah, mereka berusaha mengubah cara pandang umat Islam secara perlahan.

Umat Islam harus memahami bahaya ini dan melindungi diri dengan ilmu, selektivitas, dan kesadaran penuh terhadap propaganda terselubung.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: