Breaking News
Loading...

 Mengapa Syiah Menganggap Ali sebagai Penyelamat di Hari Kiamat?


Syiahindonesia.com
– Dalam ajaran Islam yang murni, umat Muslim meyakini bahwa satu-satunya yang berhak memberi syafaat dan menjadi penyelamat pada hari kiamat hanyalah Nabi Muhammad ﷺ dengan izin Allah. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya?”
(QS. Al-Baqarah [2]: 255)

Namun, kelompok Syiah memiliki keyakinan yang jauh berbeda. Mereka menempatkan Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه bukan hanya sebagai khalifah pertama setelah Rasulullah ﷺ (menurut mereka), tetapi juga sebagai penyelamat umat di hari kiamat, yang akan menentukan siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk neraka.


1. Konsep "Wilayah" dalam Syiah: Ali sebagai Penentu Iman

Syiah meyakini bahwa keimanan seseorang tidak sah tanpa pengakuan terhadap wilayah (kepemimpinan spiritual) Ali. Menurut mereka, orang yang tidak meyakini wilayah Ali dianggap kafir atau munafik, sekalipun ia menunaikan salat, puasa, dan haji.

Mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara menyimpang untuk membenarkan doktrin ini. Misalnya ayat:

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka rukuk.”
(QS. Al-Mā’idah [5]: 55)

Padahal, ulama tafsir Ahlus Sunnah sepakat bahwa ayat ini menjelaskan tentang keutamaan orang beriman secara umum, bukan menunjuk kepada Ali saja. Akan tetapi, Syiah mengklaim ayat ini sebagai “bukti” bahwa Ali ditetapkan Allah sebagai pemimpin spiritual setelah Rasulullah ﷺ.


2. Keyakinan Syiah tentang Ali sebagai "Penyelamat Jiwa"

Dalam kitab Syiah seperti Bihar al-Anwar dan Al-Kafi, mereka menisbatkan hadis palsu kepada Rasulullah ﷺ yang berbunyi:

“Barang siapa mengenal Ali dengan sebenarnya, maka dia telah mengenal Allah. Barang siapa menolak wilayah Ali, maka dia kafir.”

Lebih dari itu, sebagian besar ulama Syiah mengajarkan bahwa Ali-lah yang akan membagikan surga dan neraka, dengan ungkapan:

عليٌّ قاسمُ الجنةِ والنارِ
“Ali adalah pembagi surga dan neraka.”

Ini adalah keyakinan yang sangat menyimpang karena bertentangan dengan akidah Islam yang menegaskan hanya Allah ﷻ yang memiliki hak mutlak menentukan nasib hamba-hamba-Nya di akhirat.


3. Pengaruh Doktrin Ini terhadap Umat

Keyakinan seperti ini menjadikan Syiah lebih mirip dengan sekte-sekte mistik dan pemuja tokoh, bukan pengikut Islam yang tunduk kepada tauhid. Akibatnya, mereka lebih mengagungkan Ali dibanding Rasulullah ﷺ, bahkan dalam sebagian ritual mereka menyebut, “Ya Ali madad!” (Wahai Ali, tolonglah kami), padahal doa dan permohonan hanya boleh ditujukan kepada Allah semata.

Allah ﷻ berfirman:

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di samping (menyembah) Allah.”
(QS. Al-Jin [72]: 18)

Ini menegaskan bahwa menjadikan Ali sebagai penyelamat atau perantara di hari kiamat adalah bentuk syirik dan penghinaan terhadap ajaran Islam yang murni.


4. Pandangan Ahlus Sunnah terhadap Ali

Ahlus Sunnah sangat mencintai Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه sebagai sahabat besar dan khalifah yang mulia. Namun, cinta kepada Ali tidak berarti mengangkatnya ke derajat ilahiah atau kenabian. Nabi ﷺ bersabda:

لا تُطْروني كما أُطْرِيَ ابنُ مريم، فإنما أنا عبدٌ، فقولوا عبدُ اللهِ ورسولُهُ
“Janganlah kalian menyanjungku secara berlebihan sebagaimana orang Nasrani menyanjung Isa putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya.”
(HR. Bukhari)

Maka, menyanjung Ali hingga menjadikannya penyelamat di hari kiamat adalah penyimpangan yang sangat berbahaya, yang bertentangan langsung dengan pesan Rasulullah ﷺ sendiri.


Kesimpulan

Paham Syiah yang menganggap Ali sebagai penyelamat di hari kiamat bukanlah ajaran Islam, tetapi rekayasa teologis untuk membangun kultus terhadap figur tertentu. Ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan akidah paling berbahaya, karena menggeser posisi Allah sebagai satu-satunya Zat yang memberi syafaat dan menentukan nasib manusia.

Umat Islam hendaknya waspada terhadap propaganda semacam ini, menjaga aqidah tauhid, serta mencintai Ahlul Bait dalam batas syariat yang benar, sebagaimana diajarkan Rasulullah ﷺ dan para sahabat.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: