Pendahuluan
Salah satu penyimpangan terbesar dalam ajaran Syiah adalah menjadikan kuburan para imam mereka sebagai tempat ibadah dan sumber keberkahan. Padahal, dalam ajaran Islam yang murni menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah, hal ini termasuk bentuk ghuluw (berlebihan) dan menyerupai praktik kaum musyrik yang memuliakan makam orang saleh secara berlebihan hingga jatuh ke dalam kesyirikan.
Kultus terhadap Makam dan Para Imam
Syiah sangat mengagungkan kuburan para imam mereka, seperti kuburan Ali bin Abi Thalib di Najaf dan Husain bin Ali di Karbala. Mereka tidak hanya berziarah untuk mendoakan, tetapi juga:
- Sujud di atas tanah Karbala dengan turbah Husainiyah, menganggapnya lebih suci daripada tanah biasa.
- Berdoa dan memohon hajat di sisi kubur, bahkan menganggap bahwa para imam bisa mendengar dan mengabulkan permintaan.
- Melakukan thawaf mengelilingi makam imam, sebagaimana kaum musyrik thawaf di sekitar berhala.
Hal-hal ini jelas bertentangan dengan sabda Nabi ﷺ:
"Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan (ibadah). Janganlah rumah kalian seperti kuburan, dan bershalawatlah kepadaku, karena sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di mana pun kalian berada."
(HR. Abu Dawud, no. 2042)
Penyimpangan dari Tauhid
Syiah meyakini bahwa ziarah ke makam para imam memiliki fadlilah (keutamaan) yang lebih besar daripada ibadah haji ke Ka'bah. Dalam sebagian riwayat mereka disebutkan bahwa:
“Ziarah ke kubur Husain lebih utama daripada seribu haji dan seribu umrah.”
(al-Kafi, kitab Syiah utama, jilid 4 hal. 580)
Ini adalah bentuk penghinaan terhadap syiar Islam dan penyimpangan dari tauhid. Dalam Islam, ibadah hanya untuk Allah semata, bukan untuk makhluk, termasuk nabi dan wali. Allah berfirman:
وَأَنَّ ٱلْمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًۭا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah, maka janganlah kamu menyeru siapa pun bersama Allah.”
(QS. Al-Jin: 18)
Dampak Penyimpangan Ini
- Menumbuhkan syirik dalam masyarakat, karena manusia diarahkan untuk memohon kepada selain Allah.
- Melemahkan tauhid, yang merupakan inti dakwah para nabi.
- Menjadi sumber perpecahan, karena mereka menciptakan simbol-simbol ibadah baru yang tidak dikenal dalam Islam.
Pandangan Ulama Sunni
Para ulama Ahlus Sunnah sepakat bahwa menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah adalah bid‘ah dan bentuk kesyirikan yang harus dijauhi. Imam Malik rahimahullah berkata:
“Aku tidak melihat sesuatu yang lebih berbahaya bagi umat ini daripada mengagungkan kuburan orang saleh.”
Dan Rasulullah ﷺ sendiri melarang keras perbuatan ini:
“Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kesimpulan
Syiah telah menjadikan kuburan para imam sebagai tempat ibadah dan sarana untuk memohon hajat, suatu perbuatan yang bertentangan dengan ajaran tauhid. Islam yang benar hanya memerintahkan untuk berdoa kepada Allah, bukan kepada makhluk, sekalipun mereka nabi atau imam.
Maka, kewajiban setiap Muslim adalah menjaga kemurnian tauhid, menjauhi segala bentuk bid‘ah, dan menolak semua praktik yang menyeret kepada syirik sebagaimana dilakukan oleh Syiah.
Wallahu a‘lam.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: