Syiahindonesia.com – Salah satu keyakinan paling berbahaya dalam ajaran Syiah adalah pandangan mereka bahwa Nabi Muhammad ﷺ tidak sempurna dalam menyampaikan risalah, dan bahwa para imam mereka memiliki kedudukan spiritual yang lebih tinggi daripada Nabi ﷺ. Klaim ini bukan sekadar fitnah dari luar, tetapi terdapat dalam banyak sumber pokok keagamaan Syiah sendiri — menunjukkan betapa menyimpangnya akidah mereka dari ajaran Islam yang benar.
1. Kesempurnaan Nabi Muhammad ﷺ dalam Islam
Dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia paling sempurna, baik dalam akhlak, amanah, maupun dalam menyampaikan wahyu Allah.
Allah ﷻ berfirman:
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan dia tidak berbicara menurut hawa nafsunya. Tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan." (QS. An-Najm: 2–4)
Ayat ini dengan tegas menegaskan bahwa Nabi ﷺ tidak mungkin salah dalam menyampaikan risalah, karena seluruh ucapannya dalam urusan agama bersumber dari wahyu Allah.
Namun, Syiah menolak makna ayat ini secara terang-terangan melalui keyakinan mereka tentang “imamah maksum” — yang menempatkan para imam mereka di atas Nabi ﷺ dalam derajat kesucian.
2. Syiah Menganggap Para Imam Lebih Suci daripada Nabi
Dalam kitab utama Syiah Al-Kafi karya Al-Kulaini (jilid 1, hal. 269), disebutkan:
“Para imam kami memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh para nabi, dan mereka mewarisi ilmu yang lebih tinggi daripada mereka.”
Di tempat lain, Al-Kulaini menulis:
“Sesungguhnya para imam mengetahui segala sesuatu yang terjadi di langit dan bumi.”
Pernyataan ini jelas menyimpang, karena hanya Allah yang mengetahui segala yang gaib.
Lebih parah lagi, sebagian ulama Syiah seperti Al-Majlisi dalam Bihar al-Anwar (jilid 26, hal. 27) menulis:
“Keadaan para imam lebih tinggi daripada para nabi, malaikat, dan seluruh makhluk.”
Dengan kata lain, mereka menjadikan para imam — manusia biasa — di atas Nabi Muhammad ﷺ yang diutus oleh Allah untuk seluruh umat manusia. Ini merupakan bentuk penghinaan terhadap kenabian dan penodaan terhadap kemuliaan Rasulullah ﷺ.
3. Syiah Menuduh Nabi Salah Menyampaikan Wasiat
Salah satu tuduhan paling serius Syiah terhadap Nabi ﷺ adalah klaim bahwa beliau tidak menyampaikan wasiat tentang kepemimpinan Ali bin Abi Thalib secara sempurna.
Menurut mereka, Rasulullah ﷺ ingin menjadikan Ali sebagai penerus kepemimpinan umat Islam, tetapi tidak berhasil karena tekanan para sahabat.
Keyakinan ini secara tidak langsung menyatakan bahwa:
-
Nabi ﷺ takut kepada manusia,
-
Nabi ﷺ gagal menjalankan perintah Allah,
-
Dan wahyu Allah tidak tersampaikan dengan sempurna.
Padahal Allah menegaskan dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ
"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Jika engkau tidak melakukannya, berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah akan memeliharamu dari (gangguan) manusia." (QS. Al-Ma’idah: 67)
Ayat ini membantah langsung tuduhan Syiah, karena Allah sendiri menjamin bahwa Nabi ﷺ tidak akan gagal dalam menyampaikan wahyu.
4. Ahlus Sunnah Meyakini Nabi ﷺ Makshum (Terjaga dari Dosa)
Berbeda dengan pandangan Syiah yang menuhankan para imam, Ahlus Sunnah beriman bahwa Nabi ﷺ makshum dalam penyampaian wahyu dan urusan agama, tetapi tetap manusia biasa yang makan, tidur, dan berkeluarga.
Kesempurnaan beliau terletak pada ketaatan total kepada Allah dan kebenaran risalahnya, bukan pada sifat ketuhanan seperti yang disematkan Syiah kepada imam-imam mereka.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ
"Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian, hanya saja aku diberi wahyu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan keseimbangan antara kemanusiaan dan kenabian Nabi ﷺ — tidak seperti pandangan Syiah yang menuhankan imam tetapi merendahkan Rasul.
5. Bahaya Akidah Syiah terhadap Kemuliaan Nabi ﷺ
Keyakinan bahwa Nabi tidak sempurna dan para imam lebih tinggi derajatnya telah menyebabkan Syiah:
-
Merusak konsep kenabian dalam Islam.
-
Menghina Rasulullah ﷺ secara halus, dengan menuduhnya lalai dan takut.
-
Menumbuhkan kultus manusia, dengan menjadikan imam sebagai makhluk super yang tak bisa salah.
-
Membuka jalan kepada syirik, karena sebagian mereka memohon doa dan pertolongan kepada imam lebih daripada kepada Allah.
Padahal Allah ﷻ telah memuliakan Rasul-Nya di atas seluruh makhluk:
اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ
"Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan risalah-Nya." (QS. Al-An’am: 124)
6. Kesimpulan
Keyakinan Syiah bahwa Nabi Muhammad ﷺ tidak sempurna adalah fitnah besar terhadap Rasulullah dan bentuk kesesatan akidah. Mereka telah menggeser kemuliaan kenabian dengan menuhankan manusia biasa, dan pada saat yang sama, merendahkan utusan Allah yang paling mulia.
Islam mengajarkan bahwa Nabi ﷺ adalah makhluk paling sempurna dalam keimanan, akhlak, dan risalah, dan siapa pun yang meragukan kesempurnaan beliau berarti telah menolak firman Allah dan menodai kehormatan Islam.
Umat Islam wajib waspada terhadap tipu daya Syiah yang mengaku mencintai Rasulullah ﷺ, padahal dalam kenyataannya, mereka merusak kemuliaannya dengan doktrin yang menyesatkan.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: