Syiahindonesia.com – Dalam Islam, jihad merupakan salah satu amalan mulia yang memiliki kedudukan tinggi. Jihad berarti berjuang di jalan Allah ﷻ dengan harta, jiwa, dan lisan untuk menegakkan agama serta melindungi kaum Muslimin. Namun, Syiah telah menyimpangkan makna jihad dari ajaran Islam yang benar menjadi alat politik dan sarana untuk memperkuat kekuasaan kelompok mereka.
1. Konsep Jihad dalam Islam yang Hakiki
Islam mengajarkan bahwa jihad adalah ibadah besar yang dilakukan atas dasar keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, bukan karena fanatisme golongan atau kepentingan duniawi.
Allah ﷻ berfirman:
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
(QS. Al-Baqarah: 190)
Dalam Islam, jihad hanya boleh dilakukan di bawah kepemimpinan yang sah, bukan atas dasar dendam, kebencian, atau perebutan kekuasaan.
2. Penyimpangan Konsep Jihad dalam Syiah
Syiah memiliki pandangan jihad yang menyimpang dan bertentangan dengan Al-Qur’an serta sunnah Rasulullah ﷺ. Beberapa bentuk penyimpangannya antara lain:
a. Jihad Menunggu Imam Mahdi
Syiah berkeyakinan bahwa jihad sejati baru boleh dilakukan setelah munculnya Imam Mahdi versi mereka yang “ghaib”. Selama masa kegaiban itu, jihad dianggap belum sah — kecuali untuk membela kepentingan politik ulama Syiah dan Republik Iran.
Padahal, Islam tidak pernah mengaitkan jihad dengan kemunculan tokoh mistik.
b. Jihad untuk Kepentingan Golongan
Jihad bagi Syiah sering kali diarahkan untuk membela kelompok Syiah sendiri, bukan untuk menegakkan Islam secara universal.
Contohnya terlihat dalam dukungan militer Syiah Iran terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah dan kelompok Houthi di Yaman. Mereka menamakan itu “jihad”, padahal yang mereka lakukan adalah membunuh sesama Muslim Sunni.
c. Menganggap Membunuh Sunni Sebagai Amal Jihad
Dalam sejarah panjang konflik antara Syiah dan Sunni, banyak riwayat menunjukkan bahwa Syiah ekstrem menganggap memerangi kaum Sunni sebagai jihad. Pandangan ini lahir dari doktrin kebencian terhadap sahabat dan umat Islam di luar Syiah.
3. Penggunaan Jihad Sebagai Propaganda Politik
Iran dan kelompok Syiah di berbagai negara sering menggunakan istilah “jihad” untuk menarik dukungan umat, padahal tujuannya adalah memperluas pengaruh politik. Mereka mengaburkan makna jihad sejati yang bersumber dari tauhid dan keikhlasan.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللَّهِ
“Jihad yang paling utama adalah jihad melawan hawa nafsu di jalan Allah.”
(HR. Ahmad)
Syiah mengganti makna jihad spiritual ini menjadi alat perekrutan militer untuk kepentingan politik dan kekuasaan duniawi.
4. Dampak dari Penyimpangan Ini
-
Menyebabkan pertumpahan darah antar sesama Muslim.
-
Mengaburkan makna jihad di mata dunia, sehingga Islam dianggap agama kekerasan.
-
Mengubah jihad menjadi alat propaganda yang membenarkan kezaliman dan penindasan.
5. Kesimpulan
Syiah telah menyimpangkan konsep jihad dari makna aslinya. Bagi mereka, jihad bukan lagi perjuangan di jalan Allah ﷻ, melainkan perjuangan demi kekuasaan imam dan negara Syiah. Umat Islam harus berhati-hati dan tidak tertipu oleh propaganda jihad ala Syiah yang hanya membawa perpecahan dan kehancuran.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: