Syiahindonesia.com – Di tengah semangat persatuan umat Islam Indonesia, muncul pertanyaan penting yang harus dijawab dengan jujur dan ilmiah: Apakah Syiah di Indonesia sedang berkembang, dan apakah keberadaan mereka membahayakan akidah umat? Pertanyaan ini bukan dilandasi oleh kebencian sektarian, tapi oleh keprihatinan terhadap penyebaran paham menyimpang yang berlindung di balik simbol Islam dan cinta Ahlulbait.
Faktanya, dalam beberapa dekade terakhir, gerakan Syiah di Indonesia memang menunjukkan pertumbuhan — baik dari segi lembaga, tokoh, jaringan, hingga media dakwah. Artikel ini akan mengupas secara mendalam: Apakah Syiah berkembang? Apa strategi mereka? Dan apakah mereka berbahaya bagi umat Islam Indonesia?
1. Fakta Pertumbuhan Syiah di Indonesia
Meskipun Indonesia mayoritas Sunni, namun infiltrasi Syiah cukup masif, terutama sejak era 1980-an pasca Revolusi Iran. Sejumlah fakta di lapangan menunjukkan:
-
Munculnya lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan bercorak Syiah, seperti pesantren atau madrasah yang tidak secara terbuka menyebut dirinya Syiah.
-
Beberapa tokoh publik, dosen, dan penulis secara terbuka mempromosikan pemikiran Syiah dengan narasi akademik.
-
Penyebaran buku-buku terjemahan karya tokoh-tokoh Syiah seperti Khomeini, Muthahhari, dan Thabathaba’i di toko-toko buku Islam.
-
Perayaan-perayaan seperti Asyura dan haul Karbala diadakan secara terbuka di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bandung, dan Sampang.
-
Media sosial digunakan secara aktif oleh akun-akun Syiah untuk menyebarkan doktrin mereka dengan gaya milenial, narasi cinta damai, dan Ahlulbait.
2. Mengapa Syiah Bisa Tumbuh di Indonesia?
Pertumbuhan Syiah tidak terlepas dari strategi mereka yang sistematis dan terselubung:
-
Menggunakan istilah umum seperti “Islam inklusif”, “cinta Ahlulbait”, “Islam tanpa mazhab” untuk menarik simpati.
-
Menyusup ke lembaga pendidikan dan menyebarkan literatur Syiah sebagai alternatif bacaan Islam klasik.
-
Bantuan sosial dan beasiswa ke luar negeri, khususnya ke Iran dan Lebanon, untuk mencetak kader-kader baru.
-
Mendekati kalangan muda dan aktivis melalui isu-isu sosial, anti-zionisme, dan perlawanan terhadap Barat.
Dengan pendekatan ini, banyak umat awam — terutama dari kalangan intelektual dan mahasiswa — tidak sadar bahwa mereka sedang didoktrin dengan pemikiran yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah.
3. Ajaran Syiah yang Menyimpang: Mengapa Mereka Berbahaya?
Syiah bukan sekadar perbedaan pendapat dalam furu’ (cabang agama). Mereka membawa sejumlah keyakinan yang bertentangan secara mendasar dengan Islam yang diajarkan Nabi ﷺ, antara lain:
-
Mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi ﷺ.
-
Meyakini Al-Qur’an telah diubah dan tidak lengkap.
-
Menganggap imam-imam Syiah sebagai maksum (bebas dosa), bahkan lebih tinggi dari nabi.
-
Mempromosikan nikah mut’ah (nikah kontrak sementara) yang telah diharamkan oleh Rasulullah ﷺ.
-
Melakukan takiyah (berpura-pura), yang membuat umat sulit mendeteksi identitas dan tujuan asli mereka.
"وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ"
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’, mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan.’”
(QS. Al-Baqarah: 11)
4. Kasus Nyata: Konflik dan Ketegangan Sosial
Beberapa daerah di Indonesia telah mengalami konflik akibat aktivitas Syiah:
-
Sampang, Madura: Terjadi penolakan besar dari masyarakat terhadap kegiatan Syiah karena menyimpang dari ajaran Islam mayoritas.
-
Jawa Barat dan Jakarta: Perayaan Asyura dan kegiatan Syiah menimbulkan keresahan karena memunculkan simbol-simbol sektarian dan kutukan terhadap sahabat.
-
Beberapa kampus Islam dilaporkan memiliki dosen atau pengajar yang menyisipkan ajaran Syiah ke dalam kurikulum.
5. Sikap Ulama Indonesia terhadap Syiah
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak lama telah menyatakan ajaran Syiah bertentangan dengan Islam, khususnya dalam hal:
-
Pengingkaran terhadap rukun iman dan rukun Islam
-
Penghinaan terhadap para sahabat dan istri Nabi
-
Distorsi terhadap Al-Qur’an
-
Praktik mut’ah dan takiyah
Pada tahun 2007, MUI Jawa Timur bahkan secara resmi mengeluarkan fatwa sesat terhadap ajaran Syiah Imamiyah.
6. Kesimpulan: Syiah Memang Berkembang dan Berbahaya
Berdasarkan bukti-bukti di atas, maka jawabannya jelas: Syiah di Indonesia memang berkembang dan sangat berbahaya bagi akidah dan keutuhan umat Islam. Perkembangan mereka ditopang oleh dana besar, strategi halus, dan manipulasi simbol-simbol Islam.
Umat Islam Indonesia tidak boleh lengah. Kita harus:
-
Menjaga akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah
-
Menyaring literatur dan ajaran yang menyimpang
-
Meningkatkan pendidikan akidah di pesantren, sekolah, dan rumah
-
Waspada terhadap propaganda di media sosial dan dunia akademik
-
Menolak kompromi akidah atas nama toleransi
قال رسول الله ﷺ: "ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة، كلها في النار إلا واحدة"
“Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu.”
Para sahabat bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Beliau menjawab:
“Yang mengikuti ajaranku dan ajaran sahabatku.”
(HR. Tirmidzi, hasan)
Jangan biarkan akidah umat tercemar oleh ajaran yang dibungkus cinta, tapi mengandung racun kebencian dan kesesatan.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: