Breaking News
Loading...

Washington Main Waktu, Belum Ada Jadwal Pasti Pencabutan Sanksi Suriah


Syiahindonesia.com -  Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Mitchell, pada Senin (19/5/2025) menjelaskan bahwa pengumuman pencabutan sanksi terhadap Suriah merupakan sebuah peluang untuk memperkuat keamanan dan stabilitas di negara tersebut, menurut pernyataannya kepada Al-Ikhbariya Suriah. Namun, dia juga menegaskan bahwa belum ada jadwal waktu pasti untuk pencabutan sanksi ini.

Mitchell mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump akan mengeluarkan perintah eksekutif untuk mencabut sanksi tersebut setelah beberapa prosedur hukum yang diperlukan terpenuhi. Dia menegaskan bahwa Suriah adalah negara yang penting, dan sangat masuk akal untuk membuka dialog dengan semua mitra regional guna membantu negara itu. “Pemerintah Suriah bertindak secara rasional dan dengan cara yang dapat diterima, dan kami punya kesan positif setelah pertemuan dengan Presiden (Ahmad) Asy Syaraa,” tambahnya.

Dia menegaskan bahwa pemerintahan Trump menyadari betapa beratnya penderitaan yang ditimbulkan oleh sanksi-sanksi tersebut dan mengakui bahwa saatnya telah tiba untuk menghapusnya.

Namun, Mitchell juga menyampaikan bahwa belum ada jadwal pasti untuk pencabutan sanksi, dengan menjelaskan: “Kami masih harus melewati beberapa prosedur hukum dan administratif. Beberapa sanksi diberlakukan melalui perintah eksekutif, jadi pencabutannya akan lebih mudah. Tapi ada juga sanksi yang dikeluarkan oleh Kongres, yang memerlukan persetujuan mereka setelah prosedur administratif tambahan dilakukan. Kongres punya aturan yang berbeda dengan kekuasaan eksekutif Presiden Trump.”

Mitchell juga menyoroti keinginan Amerika Serikat untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara di dunia. Dia menyinggung bahwa Amerika sebelumnya memiliki kedutaan besar di Damaskus selama bertahun-tahun sebelum akhirnya ditutup pada 2012, dan menegaskan bahwa membuka kembali kedutaan tersebut adalah tujuan Washington. Namun, Mitchell menambahkan bahwa masih ada beberapa langkah intensif yang harus ditempuh sebelum tahap itu tercapai.

“Fokus utama sekarang adalah memperkuat hubungan baru dengan pemerintah Suriah yang bertindak secara rasional dan dengan cara yang dapat diterima. Kami mendapat kesan yang baik setelah pertemuan dengan Presiden Ahmad Asy Syaraa. Selain itu, ada kerja sama bersama mitra regional untuk membuka jalan menuju tujuan akhir ini,” jelas Mitchell.

Sebelumnya, Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan niatnya untuk mencabut sanksi yang dikenakan pada Suriah pada Selasa lalu (13/5), saat berpidato di Forum Investasi Amerika-Saudi di Riyadh. Dia menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah berdiskusi dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dengan tujuan memberikan “kesempatan” bagi pemerintahan Suriah yang baru di bawah kepemimpinan Presiden Ahmad Asy Syaraa.

Trump menegaskan bahwa pemerintahannya telah mengambil langkah pertama menuju normalisasi hubungan dengan Damaskus dan berharap pemerintahan baru Suriah akan sukses. (zarahamala/arrahmah.id)




************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: