Syiahindonesia.com - Salah satu strategi yang sering digunakan oleh Syiah dalam menyebarkan pengaruh mereka adalah dengan mengadu domba sesama kaum Sunni. Taktik ini bukan hal baru, tetapi telah berlangsung selama berabad-abad dengan berbagai bentuk dan cara. Dalam sejarah Islam, banyak konflik internal yang sebenarnya dipicu oleh provokasi dan fitnah dari pihak Syiah, yang tujuannya adalah melemahkan kekuatan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
1. Strategi Pecah Belah: Warisan dari Abdullah bin Saba'
Ulama Ahlus Sunnah mencatat bahwa Abdullah bin Saba', tokoh Yahudi yang dianggap sebagai peletak dasar Syiah ekstrem, adalah orang pertama yang menanamkan benih permusuhan antar sahabat Nabi ﷺ. Ia menyebarkan hasutan bahwa Ali رضي الله عنه lebih berhak atas kekhalifahan dan menuduh Abu Bakar, Umar, dan Utsman telah merebut hak tersebut. Fitnah ini kemudian mengakar dalam ajaran Syiah, bahkan hingga saat ini.
2. Menyebarkan Ujaran Kebencian terhadap Sahabat
Dalam banyak literatur Syiah, para sahabat utama seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم dihina dan dikafirkan. Padahal, mereka adalah generasi terbaik umat Islam yang dipuji langsung oleh Nabi ﷺ. Dengan menyebarkan kebencian ini, Syiah membenturkan umat antara yang membela sahabat dengan yang termakan narasi kebencian tersebut.
3. Infiltrasi ke Kalangan Sunni dan Menciptakan Faksi
Syiah menggunakan taqiyah untuk menyusup ke lingkungan Sunni. Mereka berpura-pura menjadi bagian dari Ahlus Sunnah, lalu membangun kelompok-kelompok dengan ide yang menyimpang, memprovokasi perpecahan, dan membuat umat saling mencurigai satu sama lain. Tindakan ini sering terjadi di lembaga pendidikan, organisasi, bahkan partai politik.
4. Menggunakan Isu Sosial dan Politik untuk Memprovokasi
Syiah sering memanfaatkan konflik politik antar tokoh Sunni, lalu memperkeruh suasana dengan menyebarkan hoaks, teori konspirasi, dan framing provokatif. Di media sosial, banyak akun Syiah berpura-pura netral, padahal mereka aktif mendorong narasi sektarian dan memperuncing perbedaan pendapat di kalangan umat.
5. Contoh Sejarah: Jatuhnya Baghdad dan Perang Sipil
Peran tokoh Syiah seperti Ibnu Al-Alqami, menteri Syiah dalam kekhalifahan Abbasiyah, menjadi bukti bahwa Syiah pernah bersekutu dengan musuh Islam, yakni bangsa Mongol, untuk menjatuhkan Baghdad. Ia berpura-pura loyal kepada khalifah, namun diam-diam berkhianat dan membuka jalan bagi pasukan musuh.
Begitu pula dalam beberapa perang saudara di dunia Islam, kelompok Syiah sering memperkeruh konflik antar faksi Sunni demi keuntungan ideologis dan politis mereka.
6. Syiah Mengklaim Korban, Tapi Berperan sebagai Provokator
Ironisnya, Syiah selalu memainkan peran sebagai korban: tertindas, dianiaya, atau didiskriminasi. Narasi ini digunakan untuk mendapatkan simpati dunia, padahal di balik layar, mereka aktif memprovokasi dan memecah belah umat Islam, terutama di negara-negara yang mayoritasnya Sunni.
7. Al-Qur’an dan Larangan Memecah Umat
Allah ﷻ memperingatkan dalam Al-Qur’an agar kita tidak terpecah belah:
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا
“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan (syi’an).”
(QS. Ar-Rum: 31–32)
Menariknya, kata syi’an dalam ayat ini menunjukkan makna pecahan atau sekte—dan ini secara bahasa sangat sesuai dengan istilah “Syiah” itu sendiri.
Kesimpulan: Waspadai Fitnah Pecah Belah dari Syiah
Sudah banyak bukti sejarah, sosial, dan teologis yang menunjukkan bahwa Syiah secara sistematis berusaha mengadu domba umat Sunni demi memperluas pengaruh dan mengokohkan ideologi mereka. Maka dari itu, setiap Muslim Sunni wajib bersatu, waspada, dan menguatkan ukhuwah, serta tidak mudah percaya terhadap informasi dan provokasi yang bersumber dari pihak-pihak tak jelas.
Jaga aqidah, pererat persaudaraan, dan perkuat ilmu agama agar tidak mudah dimanfaatkan oleh musuh dari dalam.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: