Breaking News
Loading...

Apakah Syiah Mirip dengan Yahudi dalam Kepercayaan Mereka?


Syiahindonesia.com
– Perbandingan antara Syiah dan Yahudi mungkin terdengar kontroversial, tetapi beberapa ulama dan peneliti aqidah mengungkapkan adanya kesamaan yang mencolok dalam aspek-aspek tertentu dari kepercayaan dan praktik keduanya. Artikel ini tidak bertujuan untuk menyamakan secara mutlak dua agama atau aliran, namun lebih kepada menelaah titik-titik kesamaan ideologis dan historis yang telah dibahas oleh banyak ulama Ahlus Sunnah.

1. Konsep Imamah vs Imam Mahdi Yahudi

Dalam Syiah, kepercayaan terhadap 12 imam yang maksum (tidak bisa berbuat dosa) merupakan salah satu pilar utama. Mereka meyakini bahwa para imam memiliki posisi spiritual lebih tinggi dari para nabi (kecuali Nabi Muhammad ﷺ). Hal ini mirip dengan kepercayaan Yahudi terhadap Imam Mahdi versi mereka (Mesias) yang dianggap sebagai pemimpin suci dan penyelamat bangsa Yahudi.

Bahkan, dalam kitab Syiah seperti Al-Kafi, disebutkan:

الإِمَامُ يَعْلَمُ مَا كَانَ وَمَا يَكُونُ وَأَنَّهُ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ
“Imam mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi darinya.” (Al-Kafi, jilid 1, hlm. 261)

Pemahaman seperti ini sangat mirip dengan gagasan okultisme dan pemimpin ilahi dalam tradisi Yahudi mistik (Kabbalah).

2. Mengkafirkan Sahabat vs Mengkhianati Nabi

Syiah secara terang-terangan mencela, bahkan mengkafirkan sebagian besar sahabat Nabi ﷺ, khususnya Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Mereka hanya mengakui segelintir sahabat yang berpihak kepada Ali bin Abi Thalib.

Sementara itu, dalam literatur Yahudi, banyak nabi dan sahabat mereka sendiri dihina dan dianggap berdosa besar. Dalam kitab Talmud, bahkan dikisahkan bahwa Nabi Harun membuat patung anak lembu untuk disembah, sesuatu yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang memuliakan para nabi.

Kedua kelompok ini menunjukkan pola yang sama: merendahkan orang-orang pilihan Allah yang diagungkan dalam Islam.

3. Taqiyah vs Strategi Tipu Daya

Syiah sangat dikenal dengan konsep taqiyah, yaitu menyembunyikan keyakinan demi keamanan atau strategi. Konsep ini juga dikenal dalam Yahudi sebagai “Kaleb”, yakni strategi berpura-pura atau menyusup untuk mencapai tujuan.

Rasulullah ﷺ tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berbohong tentang keyakinan, bahkan dalam keadaan sulit. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan jadilah kamu bersama orang-orang yang jujur.”
(QS. At-Taubah: 119)

Ayat ini menegaskan pentingnya kejujuran dalam segala keadaan, bukan malah menyebarkan keyakinan dengan cara licik.

4. Rafidhah dan Keturunan Abdullah bin Saba’

Banyak ulama menyebut akar ajaran Syiah berasal dari Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman yang berpura-pura masuk Islam. Ia dikenal sebagai penghasut yang pertama kali menyebarkan ide bahwa Ali bin Abi Thalib adalah pewaris sejati Nabi dan bahkan dianggap sebagai sosok ilahi oleh sebagian pengikutnya.

Ibnu Taimiyah berkata:

"Abdullah bin Saba’ adalah orang pertama yang meletakkan dasar bid'ah Syiah, dan ia adalah Yahudi yang memusuhi Islam secara licik."

Ini semakin memperkuat dugaan bahwa akar ideologi Syiah memiliki kemiripan dengan karakter dan tujuan Yahudi, yaitu melemahkan Islam dari dalam.

5. Pengagungan Berlebihan terhadap Manusia

Baik dalam Syiah maupun dalam tradisi Yahudi tertentu, terdapat pola pengultusan manusia secara berlebihan. Dalam Syiah, para imam dianggap memiliki ilmu ghaib, bisa mengatur alam, dan wajib ditaati tanpa syarat. Dalam Yahudi, ada rabbi-rabbi tertentu yang dianggap suci dan tidak boleh dikritik, bahkan kadang dianggap sebagai “penyambung wahyu”.

Dalam Islam, hanya Nabi Muhammad ﷺ yang memiliki otoritas sebagai penyampai wahyu, dan semua manusia lainnya tidak luput dari kesalahan. Allah berfirman:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.”
(QS. Al-Ahzab: 40)

Kesimpulan

Meskipun Syiah mengklaim sebagai bagian dari Islam, banyak keyakinan mereka ternyata memiliki kesamaan ideologis dan historis dengan ajaran Yahudi, baik dalam konsep kepemimpinan spiritual, strategi menyusup (taqiyah), sikap terhadap sahabat dan para nabi, maupun dalam pengultusan manusia. Hal ini menjadi peringatan penting bagi umat Islam agar waspada terhadap penyimpangan akidah dan tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: