Breaking News
Loading...

Syiah dan Azan: Mengapa Mereka Menambahkan Kalimat yang Tidak Ada?


 Syiahindonesia.com - Azan adalah seruan suci dalam Islam yang digunakan untuk mengajak umat Muslim menunaikan shalat. Dalam tradisi Ahlus Sunnah wal Jamaah, azan memiliki susunan yang telah ditetapkan berdasarkan ajaran Rasulullah ﷺ dan diamalkan oleh para sahabat serta generasi Islam setelahnya. Namun, dalam mazhab Syiah, terdapat perbedaan mencolok dalam lafaz azan, terutama dengan adanya tambahan kalimat "Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullah" (أشهد أن عليا ولي الله) dan beberapa tambahan lainnya.

Pertanyaannya, mengapa Syiah menambahkan kalimat tersebut dalam azan? Apakah ada dalil sahih yang mendukungnya, ataukah ini hanya bentuk distorsi terhadap ajaran Islam yang telah sempurna?

Asal-usul Perbedaan Lafaz Azan dalam Syiah

Syiah meyakini bahwa Imam Ali bin Abi Thalib adalah penerus yang sah setelah Nabi Muhammad ﷺ. Mereka menambahkan kalimat "Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullah" dalam azan sebagai bentuk pengakuan atas kepemimpinan Imam Ali. Selain itu, di beberapa komunitas Syiah, ada juga tambahan seperti:

🔹 "Hayya ‘ala khayril ‘amal" (حي على خير العمل) – yang berarti "Mari menuju sebaik-baik amalan."
🔹 "Ash-shalatu khayrun minan naum" dalam azan Subuh dihapuskan oleh sebagian Syiah.

Perubahan-perubahan ini tidak dikenal dalam Islam pada masa Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya. Bahkan, tidak ada satu pun hadits shahih yang menyatakan bahwa Rasulullah ﷺ mengajarkan azan dengan tambahan tersebut.

Azan dalam Ahlus Sunnah: Dalil dan Kesepakatan Ulama

Dalam Islam, ibadah harus memiliki dasar dari Al-Qur'an dan Hadits. Azan yang kita kenal dalam Ahlus Sunnah memiliki dasar yang kuat dari hadits-hadits shahih, di antaranya:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

"Ketika Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk meniup terompet (sebagai seruan shalat), aku bermimpi melihat seorang laki-laki berpakaian hijau membawa azan kepadaku." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Dari hadits ini dan hadits-hadits lainnya, para ulama sepakat bahwa azan terdiri dari lafaz-lafaz berikut:

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu an laa ilaha illallah, Asyhadu an laa ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah
Hayya ‘ala ash-shalah, Hayya ‘ala ash-shalah
Hayya ‘ala al-falah, Hayya ‘ala al-falah
(Tambahan dalam Subuh: Ash-shalatu khayrun minan naum, Ash-shalatu khayrun minan naum)
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Laa ilaha illallah

Tidak ada satu pun riwayat dari Nabi ﷺ atau para sahabat yang menyebutkan penambahan "Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullah."

Pandangan Ulama Tentang Tambahan dalam Azan

Mayoritas ulama Sunni bersepakat bahwa menambahkan lafaz tertentu dalam azan tanpa dalil yang jelas adalah bid’ah. Hal ini karena azan merupakan ibadah yang telah ditetapkan Rasulullah ﷺ, dan menambah atau menguranginya berarti mengubah syariat Islam.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
"Segala sesuatu yang tidak berasal dari sunnah Rasulullah ﷺ adalah tertolak." (Al-Umm, 7/299)

Imam Malik rahimahullah juga menegaskan:
"Barang siapa yang membuat perkara baru dalam agama, maka ia telah menuduh bahwa Rasulullah ﷺ telah mengkhianati risalah yang diwahyukan kepadanya." (Al-I’tisham, 1/64)

Tambahan dalam azan yang dilakukan Syiah tidak memiliki dasar kuat dalam Islam. Ini adalah bagian dari ideologi mereka yang menempatkan Imam Ali dalam posisi yang mereka anggap lebih tinggi dibandingkan para sahabat lainnya.

Apakah Tambahan Syiah dalam Azan Termasuk Bid’ah?

Dalam Islam, bid’ah adalah perkara yang diada-adakan dalam agama tanpa dasar dari Al-Qur’an dan Sunnah. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

"Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal darinya, maka ia tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)

Tambahan kalimat "Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullah" dalam azan tidak pernah diajarkan oleh Nabi ﷺ, tidak diamalkan oleh para sahabat, dan tidak dikenal dalam empat mazhab Islam (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali). Maka, jelas bahwa hal ini adalah bid’ah yang menyalahi ajaran Islam yang telah disempurnakan oleh Allah SWT.

Kesimpulan: Mengapa Sunni Tidak Menambahkan Kalimat dalam Azan?

  1. Azan adalah syariat Islam yang telah ditetapkan Rasulullah ﷺ.

    • Tidak boleh ditambah atau dikurangi.
  2. Tambahan dalam azan Syiah tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an dan Hadits.

    • Tidak ada dalil shahih yang membenarkan perubahan tersebut.
  3. Menambah sesuatu dalam ibadah yang telah ditetapkan adalah bid’ah.

    • Dilarang dalam Islam dan bertentangan dengan Sunnah.
  4. Tambahan dalam azan adalah bentuk fanatisme kelompok.

    • Menjadikan Imam Ali sebagai bagian dari syahadat dalam azan bukanlah ajaran Islam yang sahih.

Oleh karena itu, umat Islam harus berpegang teguh pada ajaran yang telah ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ tanpa menambah atau menguranginya. Jangan sampai praktik-praktik yang tidak berdasar dalam agama menjadi kebiasaan yang dapat menyesatkan generasi Muslim di masa depan.

Semoga kita semua selalu diberikan petunjuk untuk tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni dan menjauhi segala bentuk penyimpangan.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: