Syiahindonesia.com – Penaklukan kota Baghdad pada tahun 1258 M oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan adalah salah satu tragedi terbesar dalam sejarah peradaban Islam. Jutaan umat Islam dibantai, perpustakaan dihancurkan, dan Daulah Abbasiyah – simbol kekhalifahan Sunni – runtuh. Namun, yang jarang diketahui publik adalah peran aktif sebagian tokoh Syiah dalam membantu serangan brutal tersebut.
Apakah benar Syiah terlibat dalam membantu pasukan kafir menghancurkan pusat kekuasaan Islam kala itu? Mari kita telusuri bukti sejarah yang telah dicatat oleh para ulama dan sejarawan Islam.
Siapa yang Menaklukkan Baghdad?
Bangsa Mongol dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu dari Jenghis Khan. Ia berambisi menguasai dunia Islam dan memusnahkan Kekhalifahan Abbasiyah. Baghdad saat itu dipimpin oleh Khalifah al-Mu’tashim Billah, khalifah terakhir dari Dinasti Abbasiyah.
Peran Ibnu Alqami: Menteri Syiah yang Berkhianat
Dalam banyak catatan sejarah, nama Muhammad bin Ahmad bin al-Alqami, seorang Syiah Rafidhah yang menjabat sebagai wazir (perdana menteri) Khalifah al-Mu’tashim, disebut sebagai pengkhianat utama dari dalam.
Menurut para sejarawan, Ibnu Alqami:
-
Menjalin komunikasi rahasia dengan Hulagu Khan.
-
Melemahkan pertahanan militer Baghdad dengan memecat pasukan dan mengurangi anggaran pertahanan.
-
Meyakinkan khalifah bahwa tidak akan terjadi serangan.
-
Menjadi penunjuk jalan dan penengah antara pihak Mongol dan warga sipil.
Ibnu Katsir dalam "al-Bidāyah wa an-Nihāyah" mencatat:
"Ibnu Alqami menulis surat kepada Hulagu dan berjanji akan menyerahkan Baghdad dengan mudah jika diberikan kekuasaan. Maka Hulagu mengizinkan."
(al-Bidāyah wa an-Nihāyah, Ibnu Katsir, 13/200)
Apa Tujuan Pengkhianatan Itu?
Syiah Rafidhah saat itu mendendam pada Kekhalifahan Sunni Abbasiyah karena dianggap merebut hak Ahlul Bait. Maka bagi mereka, menjatuhkan kekuasaan Sunni dianggap sebagai balas dendam sejarah. Dalam nalar ekstrem Syiah, menghancurkan Sunni sama dengan membela Ahlul Bait, meskipun harus bekerja sama dengan musuh kafir seperti Mongol.
Fakta Mengerikan: Akibat dari Pengkhianatan Itu
-
Sekitar 800.000 hingga 2 juta umat Islam dibantai di Baghdad.
-
Sungai Tigris menghitam karena tinta ribuan kitab dari perpustakaan Baitul Hikmah yang dibuang ke sungai.
-
Para ulama, qadhi, dan santri dibunuh secara massal.
-
Kekhalifahan Abbasiyah runtuh total.
Dan ironisnya, Ibnu Alqami juga akhirnya dikhianati oleh Mongol, ia dibunuh setelah dianggap tidak lagi berguna.
Kesaksian Para Ulama dan Sejarawan
-
Adz-Dzahabi menyebut Ibnu Alqami sebagai musuh Islam dan pengkhianat.
-
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam "Minhaj as-Sunnah" berkata:
"Syiah Rafidhah senantiasa bersekutu dengan musuh-musuh Islam. Mereka menjadi penyebab utama Mongol menghancurkan Baghdad."
-
Al-Maqrizi, sejarawan Mesir, juga menegaskan keterlibatan Syiah dalam penyerangan ini.
Bukan Pertama Kali Syiah Berkhianat
Selain tragedi Baghdad, sejarah mencatat pengkhianatan Syiah lainnya, seperti:
-
Kerjasama Syiah Ismailiyah dengan Tentara Salib di era Perang Salib.
-
Keruntuhan Daulah Umayyah dan Abbasiyah di tangan konspirasi Syiah.
-
Revolusi Iran 1979 yang menyusupkan paham Syiah ke negeri-negeri Sunni.
Penutup: Sejarah Adalah Guru Umat
Fakta sejarah tentang keterlibatan tokoh Syiah dalam kehancuran Baghdad bukanlah teori konspirasi, tetapi kebenaran yang tercatat oleh banyak sejarawan Islam. Pengkhianatan Ibnu Alqami menjadi bukti bahwa ideologi kebencian terhadap Sunni dalam tubuh Syiah telah menghasilkan dampak yang tragis dan berdarah.
Umat Islam Indonesia harus belajar dari sejarah. Jangan tertipu dengan slogan cinta Ahlul Bait, karena di baliknya bisa saja tersembunyi racun dendam terhadap Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Waspadalah terhadap upaya penyusupan pemikiran Syiah dalam pendidikan, politik, dan sosial kita hari ini.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: