Syiahindonesia.com - Salah satu ajaran utama dalam Syiah adalah pengkultusan terhadap Ahlul Bait, terutama Imam Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain. Pengkultusan ini berkembang menjadi konsep Imamah, di mana para imam dianggap memiliki sifat maksum (terbebas dari kesalahan) serta memiliki otoritas spiritual dan politik mutlak atas umat Islam. Namun, benarkah Islam mengajarkan konsep ini? Bagaimana pandangan Ahlus Sunnah mengenai hal ini?
1. Al-Qur’an Menegaskan Kesetaraan di Hadapan Allah
Islam mengajarkan bahwa semua manusia setara di hadapan Allah, kecuali dalam ketakwaan. Allah berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian." (QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh nasab atau keturunan, melainkan oleh ketakwaan. Oleh karena itu, klaim bahwa keturunan Nabi memiliki keistimewaan absolut dalam kepemimpinan bertentangan dengan prinsip dasar Islam.
2. Rasulullah ﷺ Tidak Mengajarkan Pengkultusan
Rasulullah ﷺ sendiri menolak segala bentuk pengkultusan terhadap dirinya dan keluarganya. Beliau bersabda:
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ.
"Janganlah kalian berlebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Bukhari, no. 3445)
Hadis ini menjadi bukti bahwa Rasulullah ﷺ melarang segala bentuk pengkultusan, baik terhadap dirinya maupun keluarganya.
3. Kedudukan Ahlul Bait dalam Islam
Ahlus Sunnah mengakui bahwa Ahlul Bait memiliki kedudukan istimewa karena hubungan mereka dengan Rasulullah ﷺ. Namun, hal ini tidak berarti mereka memiliki otoritas mutlak atas umat Islam atau harus dikultuskan. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَأَهْلُ بَيْتِي وَإِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ، كِتَابَ اللَّهِ وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي، مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَبَدًا.
"Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang berat, yaitu Kitab Allah dan keluargaku (Ahlul Bait). Jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya." (HR. Muslim, no. 2408)
Hadis ini sering digunakan Syiah sebagai dalil Imamah, padahal konteksnya adalah anjuran untuk mencintai dan menghormati Ahlul Bait, bukan untuk mengangkat mereka sebagai pemimpin mutlak.4. Bahaya Pengkultusan dalam Syiah
Pengkultusan terhadap keluarga Nabi dalam Syiah telah melahirkan beberapa penyimpangan, antara lain:
Keyakinan bahwa para imam mengetahui hal gaib, yang bertentangan dengan firman Allah dalam QS. Al-An’am: 50.
Doa dan permohonan kepada para imam, padahal doa hanya ditujukan kepada Allah (QS. Al-Fatihah: 5).
Pemujaan terhadap makam imam, yang menyerupai praktik kaum musyrik.
Kesimpulan
Islam menempatkan Ahlul Bait dalam posisi yang mulia, tetapi tidak dalam bentuk pengkultusan seperti yang diajarkan dalam Syiah. Rasulullah ﷺ sendiri menolak pengkultusan dan menekankan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah hanya berdasarkan ketakwaan. Oleh karena itu, konsep Imamah yang didasarkan pada nasab bertentangan dengan ajaran Islam yang murni.
(Albert/Syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: