Syiahindonesia.com - Organisasi
Dua organisasi Syiah yang amat terkenal, yakni:
1. IJABI (Ikatan Jama’ah Ahlul Ba’it) yang dideklarasikan di Bandung pada 01 Juli 2000 dipelopori oleh Jalaludin Rakhmat sebagai ketua dewan syura. Ia mendirikan IJABI bersama beberapa orang, dua di antaranya adalah doktor dari ITB yaitu Dimitri Mahayana dan Hadi Suwastiso.
2. ABI (Ahlul Ba’it Indonesia) yang didirikan pada tahun 2011 di forum Silatnas Ahlul Bait Indonesia V. Dalam forum itu terpilih Hassan Dalil Alaydrus sebagai Ketua Umum dan Ahmad Hidayat sebagai Sekretaris Jenderal dengan ketua Dewan Syuro Dr. Umar Sahab.
Poros Daerah
Walau aliran ini telah merambat ke hampir seluruh Nusantara. Akan tetapi pusat mereka lebih terfokus di daerah-daerah pada pulau Jawa. Berikut perincian lima poros kegiatan Syiah di pulau Jawa:
1. Poros Jakarta di Islamic Cultural Centre (ICC)
Berkantor pusat di jl. Buncit Raya Kav. 35, Pejaten Barat, Jaksel dengan alamat website www.icc-Jakarta.com. Awal organisasi ini didirikan dengan nama ICJ (Islamic Cultural Jakarta) dan bertujuan memperkenalkan Iran ke publik Indonesia.
Tercatat menurut MUI sebagai dewan pendiri adalah Dr. Haidar Bagir, Dr. Jalaludin Rakhmat, Umar Sahab, MA. Struktur organisasi ICC dipimpin dan dikelola oleh Mohsen Hakimollahi selaku direktur dan Ali Hussein Alatas sebagai sekretaris. ICC aktif melakukan kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Perayaan hari besar sayi’ah seperti, asyuro 10 Muharom, Arbain Imam Husein dan peringatan “Revolusi Islam” Iran. Juga kursus bahasa Persia dan Arab.
Adapun pengurus di lembaga ini sesuai dengan yang telah didokumentasikan oleh MUI mereka adalah Umara Shahab, Husein Shahab, Muhsin Labib, Abdullah Beik, Mahdi Alaydrus, Musa Kazhim, Ahmad Helmi, dan Salman Parisi. Dari sebagian mereka juga sebagai divisi pengelola website.
2. Poros Pekalongan
Melalui Kota Batik inilah penyebaran Syiah khususnya Jawa Tengah. Masjid dan ponpes Al-Hadi yang dikelola oleh Yayasan Nurul Tsalaqin yang diketuai Achmad Alatas. Beralamatkan di Jl. Agus Salim, Gang 5 no.4, kecamatan Klego, Pekalongan, Jawa Tengah. Syiah Pekalongan di bawah kepemimpinan Ahmad Baraqbah. Komunitas terpusat di tiga kelurahan, yaitu Klego, Sugih Waras dan Krapyak, kota Pekalongan Timur.
3. Poros Yogyakarta
Yogya yang merupakan kota pelajar ini juga masuk dalam daerah inti penyebaran Syiah di pulau Jawa. Di bawah Yayasan Rausyan Fikr yang sangat agresif dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Bertujuan untuk menarik banyak mahasiswa khususnya, dengan sering menggelar kajian-kajian dengan tema yang beragam.
4. Poros Bangil dan Pasuruan
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, Bangil merupakan tempat lahir dan bertumbuhnya Syiah untuk pertama kalinya di Indonesia. Hampir semua tokoh Syiah muda dengan usia 40-50 tahun pernah mengecap sekolah di sana.
Di Pasuruan, ada Yayasan Al-Itrah yang berdiri sejak tahun 1996 sebagai alat penyebaran Syiah di Pasuruan. Walau sempat pasif tetapi yayasan ini membentuk kepengurusan baru pada tahun 2006 yang mengangkat Ali Ridho Assegaf sebagai pemimpinnya.
5. Poros Bandung
Lewat tangan Jalaludin Rakhmat, organisasi IJABI melebarkan sayapnya hingga menjadi salah satu organisasi Syiah yang eksis dalam kiprah dakwahnya dengan kepengurusan hingga tingkat kecamatan. Selain IJABI ada juga Al-Jawwad dan Yayasan Sepuluh Muharam. Juga Yayasan Muthahari yang membidangi pengelolaan sistem pendidikan di Bandung. Ada yang dikhususkan untuk kaum dhua’fa dan komersil.
Aqidah merupakan suatu hal yang pokok dalam diri seorang hamba. Layaknya akar dari sebuah pohon atau pondasi pada sebuah bangunan. Belajar memperkuat benteng keimanan pada masa fitnah menjadi hal yang lumrah. Berhati-hati dalam menentukan suatu pilihan, khususnya ilmu dan teman yang benar serta beraqidah hanif. Semoga dengan sedikit penjelasan tentang sejarah Syiah dan beberapa keterangan mereka di bidang dakwah lewat sebuah yayasan atau organisasi, dapat dijadikan panduan bagi kita untuk lebih berhati-hati dengan kesesatan mereka.
bersambung ke media dakwah syi’ah
Referensi:
Tim Penulis MUI Pusat. 2013. Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia. Jakarta: FORMAS (Forum Masjid Ahlus Sunnah).
https://m.arrahmah.com/2014/03/09/taqiyyah-doktrin-pokok-syiah/
http://m.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2013/02/21/65910/taqiyah-dalam-pandangan-syiah-dan-ahlus-sunnah.html
Kiblatmuslimah
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Dua organisasi Syiah yang amat terkenal, yakni:
1. IJABI (Ikatan Jama’ah Ahlul Ba’it) yang dideklarasikan di Bandung pada 01 Juli 2000 dipelopori oleh Jalaludin Rakhmat sebagai ketua dewan syura. Ia mendirikan IJABI bersama beberapa orang, dua di antaranya adalah doktor dari ITB yaitu Dimitri Mahayana dan Hadi Suwastiso.
2. ABI (Ahlul Ba’it Indonesia) yang didirikan pada tahun 2011 di forum Silatnas Ahlul Bait Indonesia V. Dalam forum itu terpilih Hassan Dalil Alaydrus sebagai Ketua Umum dan Ahmad Hidayat sebagai Sekretaris Jenderal dengan ketua Dewan Syuro Dr. Umar Sahab.
Poros Daerah
Walau aliran ini telah merambat ke hampir seluruh Nusantara. Akan tetapi pusat mereka lebih terfokus di daerah-daerah pada pulau Jawa. Berikut perincian lima poros kegiatan Syiah di pulau Jawa:
1. Poros Jakarta di Islamic Cultural Centre (ICC)
Berkantor pusat di jl. Buncit Raya Kav. 35, Pejaten Barat, Jaksel dengan alamat website www.icc-Jakarta.com. Awal organisasi ini didirikan dengan nama ICJ (Islamic Cultural Jakarta) dan bertujuan memperkenalkan Iran ke publik Indonesia.
Tercatat menurut MUI sebagai dewan pendiri adalah Dr. Haidar Bagir, Dr. Jalaludin Rakhmat, Umar Sahab, MA. Struktur organisasi ICC dipimpin dan dikelola oleh Mohsen Hakimollahi selaku direktur dan Ali Hussein Alatas sebagai sekretaris. ICC aktif melakukan kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Perayaan hari besar sayi’ah seperti, asyuro 10 Muharom, Arbain Imam Husein dan peringatan “Revolusi Islam” Iran. Juga kursus bahasa Persia dan Arab.
Adapun pengurus di lembaga ini sesuai dengan yang telah didokumentasikan oleh MUI mereka adalah Umara Shahab, Husein Shahab, Muhsin Labib, Abdullah Beik, Mahdi Alaydrus, Musa Kazhim, Ahmad Helmi, dan Salman Parisi. Dari sebagian mereka juga sebagai divisi pengelola website.
2. Poros Pekalongan
Melalui Kota Batik inilah penyebaran Syiah khususnya Jawa Tengah. Masjid dan ponpes Al-Hadi yang dikelola oleh Yayasan Nurul Tsalaqin yang diketuai Achmad Alatas. Beralamatkan di Jl. Agus Salim, Gang 5 no.4, kecamatan Klego, Pekalongan, Jawa Tengah. Syiah Pekalongan di bawah kepemimpinan Ahmad Baraqbah. Komunitas terpusat di tiga kelurahan, yaitu Klego, Sugih Waras dan Krapyak, kota Pekalongan Timur.
3. Poros Yogyakarta
Yogya yang merupakan kota pelajar ini juga masuk dalam daerah inti penyebaran Syiah di pulau Jawa. Di bawah Yayasan Rausyan Fikr yang sangat agresif dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Bertujuan untuk menarik banyak mahasiswa khususnya, dengan sering menggelar kajian-kajian dengan tema yang beragam.
4. Poros Bangil dan Pasuruan
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, Bangil merupakan tempat lahir dan bertumbuhnya Syiah untuk pertama kalinya di Indonesia. Hampir semua tokoh Syiah muda dengan usia 40-50 tahun pernah mengecap sekolah di sana.
Di Pasuruan, ada Yayasan Al-Itrah yang berdiri sejak tahun 1996 sebagai alat penyebaran Syiah di Pasuruan. Walau sempat pasif tetapi yayasan ini membentuk kepengurusan baru pada tahun 2006 yang mengangkat Ali Ridho Assegaf sebagai pemimpinnya.
5. Poros Bandung
Lewat tangan Jalaludin Rakhmat, organisasi IJABI melebarkan sayapnya hingga menjadi salah satu organisasi Syiah yang eksis dalam kiprah dakwahnya dengan kepengurusan hingga tingkat kecamatan. Selain IJABI ada juga Al-Jawwad dan Yayasan Sepuluh Muharam. Juga Yayasan Muthahari yang membidangi pengelolaan sistem pendidikan di Bandung. Ada yang dikhususkan untuk kaum dhua’fa dan komersil.
Aqidah merupakan suatu hal yang pokok dalam diri seorang hamba. Layaknya akar dari sebuah pohon atau pondasi pada sebuah bangunan. Belajar memperkuat benteng keimanan pada masa fitnah menjadi hal yang lumrah. Berhati-hati dalam menentukan suatu pilihan, khususnya ilmu dan teman yang benar serta beraqidah hanif. Semoga dengan sedikit penjelasan tentang sejarah Syiah dan beberapa keterangan mereka di bidang dakwah lewat sebuah yayasan atau organisasi, dapat dijadikan panduan bagi kita untuk lebih berhati-hati dengan kesesatan mereka.
bersambung ke media dakwah syi’ah
Referensi:
Tim Penulis MUI Pusat. 2013. Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia. Jakarta: FORMAS (Forum Masjid Ahlus Sunnah).
https://m.arrahmah.com/2014/03/09/taqiyyah-doktrin-pokok-syiah/
http://m.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2013/02/21/65910/taqiyah-dalam-pandangan-syiah-dan-ahlus-sunnah.html
Kiblatmuslimah
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: