Syiahindonesia.com, Moskow – Hubungan militer antara Rusia dan Iran semakin meningkat. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa Rusia dapat menggunakan pangkalan militer Iran untuk meluncurkan serangan udara terhadap gerilyawan di Suriah.
“Rusia tidak memiliki pangkalan militer (di Iran), kami memiliki kerjasama yang baik, dan pada kasus per kasus, jika diperlukan untuk Rusia memerangi terorisme untuk menggunakan fasilitas Iran, kami akan membuat keputusan,” kata Zarif pada Selasa (28/03).
Seperti diketahui, Teheran dan Moskow adalah sekutu kunci bagi pemerintah Suriah. Keduanya aktif memberikan bantuan militer dan keuangan sejak perang dimulai pada Maret 2011.
Musim panas lalu, jet-jet tempur Rusia menggunakan sebuah pangkalan udara di Iran untuk melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran gerilyawan di Suriah. Ini menandai pertama kalinya kekuatan asing menggunakan pangkalan Iran sejak Perang Dunia II. Keputusan itu sempat berakhir setelah beberapa anggota parlemen Iran menyebutnya telah melanggar konstitusi Iran yang melarang pangkalan militer asing.
Presiden Iran Hassan Rouhani tiba di Moskow pada hari Senin, yang menjadi kunjungan resmi pertamanya ke Rusia bersama para petinggi Iran. Sehari setelahnya, mereka akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi mengatakan bahwa para petinggi negara akan membahas “isu-isu regional terutama krisis Suriah dan solusi untuk mengakhirinya dengan cepat”, serta cara untuk melawan “terorisme dan ekstremisme”.
Rouhani yang disertai dengan Zarif dan Menteri Perminyakan Bijan Zanganeh dan pejabat tinggi lainnya diharapkan untuk menandatangani lebih dari 10 perjanjian kerjasama ekonomi dengan Rusia.
Pda hari Senin, Rouhani bertemu Perdana Menteri Dmitry Medvedev. Presiden Iran berharap kunjungannya akan menandai “titik balik baru” dalam hubungan negaranya dengan Rusia.
Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan ini bahwa perjalanan Rouhani ini akan fokus untuk memperluas perdagangan, hubungan ekonomi dan investasi. Selain kerjasama di Suriah, sektor energi dan pertahanan antara Iran dan Rusia telah tumbuh meskipun hubungan hanya sedikit.
Rusia membangun sembilan dari 20 reaktor nuklir Iran di tahun-tahun mendatang. Rusia juga menjadi mitra jangka panjang untuk Iran, setelah memasok Teheran dengan sistem pertahanan udara S-300. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Rusia tidak memiliki pangkalan militer (di Iran), kami memiliki kerjasama yang baik, dan pada kasus per kasus, jika diperlukan untuk Rusia memerangi terorisme untuk menggunakan fasilitas Iran, kami akan membuat keputusan,” kata Zarif pada Selasa (28/03).
Seperti diketahui, Teheran dan Moskow adalah sekutu kunci bagi pemerintah Suriah. Keduanya aktif memberikan bantuan militer dan keuangan sejak perang dimulai pada Maret 2011.
Musim panas lalu, jet-jet tempur Rusia menggunakan sebuah pangkalan udara di Iran untuk melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran gerilyawan di Suriah. Ini menandai pertama kalinya kekuatan asing menggunakan pangkalan Iran sejak Perang Dunia II. Keputusan itu sempat berakhir setelah beberapa anggota parlemen Iran menyebutnya telah melanggar konstitusi Iran yang melarang pangkalan militer asing.
Presiden Iran Hassan Rouhani tiba di Moskow pada hari Senin, yang menjadi kunjungan resmi pertamanya ke Rusia bersama para petinggi Iran. Sehari setelahnya, mereka akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi mengatakan bahwa para petinggi negara akan membahas “isu-isu regional terutama krisis Suriah dan solusi untuk mengakhirinya dengan cepat”, serta cara untuk melawan “terorisme dan ekstremisme”.
Rouhani yang disertai dengan Zarif dan Menteri Perminyakan Bijan Zanganeh dan pejabat tinggi lainnya diharapkan untuk menandatangani lebih dari 10 perjanjian kerjasama ekonomi dengan Rusia.
Pda hari Senin, Rouhani bertemu Perdana Menteri Dmitry Medvedev. Presiden Iran berharap kunjungannya akan menandai “titik balik baru” dalam hubungan negaranya dengan Rusia.
Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan ini bahwa perjalanan Rouhani ini akan fokus untuk memperluas perdagangan, hubungan ekonomi dan investasi. Selain kerjasama di Suriah, sektor energi dan pertahanan antara Iran dan Rusia telah tumbuh meskipun hubungan hanya sedikit.
Rusia membangun sembilan dari 20 reaktor nuklir Iran di tahun-tahun mendatang. Rusia juga menjadi mitra jangka panjang untuk Iran, setelah memasok Teheran dengan sistem pertahanan udara S-300. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: