Oleh Zulkarnain El-Madury
Dalam berbagai tulisan artikel tentang sebagaimana tertuang
pembelaan Syiah selalu mengaitkan Nabi Ibrahim sebagai pintu masuk mengislamkan
nasab Rasululullah seprti kakeknya,
pamannya dan orangtuanya.
Syiah berpikir dg
menarik Nabi Ibrahim sebagai asal ushul keturunan semua kerabat besar
Rasulullah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka tak
seorangpun yg tidak selamat,
Alasan mereka menempatkan Ibrahim diatas keturunan nasab
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
didasarkan pada ayat
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَّرْغَبُ عَنْ مِّلَّةِ اِبْرٰهٖمَ اِلَّا
مَنْ سَفِهَ نَفْسَهٗ ؕ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنٰهُ فِى الدُّنْيَا ۚ وَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ
"Dan orang yang membenci agama Ibrahim, hanyalah
orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, Kami telah memilihnya
(Ibrahim) di dunia ini. Dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang
saleh."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 130)
Allah SWT berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰۤى اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ
اِبْرٰهِيْمَ وَاٰلَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh,
keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa
masing-masing),"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 33)
Ditambah dengan doa Ibrahim kepada Allah, meminta agar anak anaknya menjadi hamba hamba
yg menjaga perintah Allah
Allah SWT berfirman:
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَ يَعْقُوْبُ ؕ يٰبَنِيَّ
اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَـكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ؕ
"Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah
memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 132)
Padahal ayat 2 Al Baqarab ini berbicara harapan supaya anak
anaknya mengikuti jejak Nabi
ibrahim, bukan mengandung makna bahwa
semua keluarga Ibrahim selamat dari kekafiran. Tak ada jaminan Allah bahwa
semua keturunan Ibrahim akan menjadi "hanif" semua, dan tak ada jaminan bahwa orang yg melahirkan
Nabi harus muslim. Padahal kita tahu,
bahwa Abdul Muthallib, kakek Nabi
dan Abu Thalib, paman Nabi hidup
ditengah tengah kaum musyrikin yang umumnya keturunan Ibrahim. Kakek dan
Pamannya turut membiarkan tradisi menyembah berhala dan membiarkan Ka'bah
diliputi dengan patung patung yang menghiasi sekitar Ka'bah. Bagaimana mungkin
seorang Imam yang diindikasikan suci menurut Syiah membiarkan ritual berhala.
Akalpun akan mengatakan, Nabi Nuh yg masuk kategore nabi
pilihan harus di benturkan dengan Anak dan Istri, mereka melawan arus yang biada ditempuh Nabi
Nuh. Dalam hal ini apakah Allah salah cetak,
generasi Nuh yang berasal dari darah tubuhnya yang mengalir. .
Azar Bapak Nabi Ibrahim,
yang disengajak oleh Syiah dengan anggapan, beliau bukan bapak darah dagingnya
sendiri, hanya berdasarkan dalil aqal
belaka, tidak berdasarkan ketentuan ayat
atapun hadits yang shahi.
Sama halnya dengan keluarga Ibrahim yang dinobatkan sebagai
bapak para Nabi sesudahnya, tidak berarti
bebas dari kekafiran. Karena memang tidak ada jaminan dari Allah lepas dari
kekafiran.
Misalnya Abu Lahab,
adalah masuk keluarga besar Rasulullah ,
keturunan Nabi Ibrahim yang harus menanggung nasibnya di Neraka, ataukah Syiah berusaha menghilangkan surat al
Lahab sebagaimana berikut ini
Allah SWT berfirman:
تَبَّتْ يَدَاۤ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar
binasa dia!"
(QS. Al-Lahab 111: Ayat 1)
Jadi keluarga dekat nabi Muhammad atau nabi nabi lainnya
tidaklah harus sama di dalam paradigma berpikirnya..
Allah SWT berfirman:
مَا كَانَ
لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۤ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ
وَ لَوْ كَانُوْۤا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ
"Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun
orang-orang itu kaum kerabat(nya) setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang
musyrik itu penghuni Neraka Jahanam."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 113)
Ayat ini umum yg menyangkut semua keluarga dekat Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam
Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ
اِلَّا عَنْ مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَاۤ اِيَّاهُ
ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗۤ اَنَّهٗ
عَدُوٌّ لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُ
ؕ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ
"Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk
bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya
kepada bapaknya. Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh
Allah, Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat
lembut hatinya lagi penyantun."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 114)
Allahpun perintahkan Nabi-Nya Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam agar memperingatkan keluarga dekatnya,siapa lagi kalau bukan keluarga
yang bernasab pada Ibrahim semua, yang mencerminkan kalau keluarga Ibrahim
tidaklah harus melahirkan anak anak shaleh semuanya, demikian juga Nabi
Muhammad, tidak harus lahir dari rahim yang beriman, sebagaimana Ibrahim
sendiri.
Allah SWT berfirman:
وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
(Muhammad) yang terdekat,"
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 214)
Ayat ini , jelas bahwa dalam keluarga nabi Muhammad menjadi sasaran dakwah beliau, selain doasa
kemusyrikan tak akan mengalir kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam
karena Hukum Allah yang tidak mewarsikan dosa siapapun atau orang tuanya
Allah SWT berfirman:
وَ لَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرَيٰ ؕ وَاِنْ
تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰى ؕ اِنَّمَا
تُنْذِرُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ ؕ وَمَنْ
تَزَكّٰى فَاِنَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهٖ
ؕ وَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ
"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain)
untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang
dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri
peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun)
mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan sholat. Dan barang siapa
menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya
sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali."
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: