Breaking News
Loading...

Pengakuan Pelaku Kawin Kontrak Cianjur: Terpaksa karena Faktor Ekonomi

Cianjur - Faktor ekonomi menjadi penyebab perempuan di Cianjur rela terlibat dalam praktik kawin kontrak. Bahkan tidak jarang praktik tersebut diketahui dan disaksikan langsung oleh keluarganya.

Bunga (bukan nama sebenarnya), mengaku mulai menjalani praktik kawin kontrak usai diajak oleh temannya. Bujuk rayu penghasilan yang cukup lumayan membuatnya tergiur untuk menjalani kawin kontrak dengan wisatawan asing asal Timur Tengah.




"Awalnya diajak teman, dilihatkan hasilnya bisa untuk beli apa saja dan sudah dapat apa saja," ucap Bunga, Minggu (6/6/2021).

Kondisi ekonomi yang lemah, membuatnya tak butuh waktu lama untuk menyetujui ajakan temannya itu.
"Apalagi kan katanya ini bukan seperti jadi perempuan di tempat prostitusi, karena kan statusnya kawin kontrak. Meskipun kenyataannya saya dikawinkan tanpa wali yang benar," ungkapnya.

Dia menyebut dalam sekali kawin kontrak, dirinya bisa mendapat uang jutaan rupiah. Masa kawin kontrak pun biasanya hanya beberapa pekan, tergantung lamanya warga asing berlibur di Cianjur.

"Kalau dari sana nya dikasih bayaran untuk kawin kontrak sampai belasan juta, minimal Rp 15 juta. Tapi dibagi dua dengan perantara dan timnya dari penghulu hingga saksi," kata dia.

Ia mengaku sudah lelah menjalani praktik kawin kontrak, apalagi wisatawan asal Timur Tengah dikenal kasar saat berhubungan. Namun desakan ekonomi membuatnya bertahan.

"Kalau bukan karena masalah ekonomi pasti enggak mau. Tapi mau bagaimana lagi. Tapi pastinya akan berhenti, uang yang didapat saya tabung untuk modal usaha," ucapnya.

Udin (bukan nama benarnya), salah seorang calo kawin kontrak, mengungkapkan perempuan yang menjadi pasangan dari praktik kawin kontrak di kawasan Cipanas dan Puncak biasanya berasal dari kecamatan lain, bahkan dari luar kota.

Perempuan di Cipanas enggan menjalani praktik kawin kontrak lantaran malu dengan lingkungannya.

"Biasanya dari Cianjur selatan. Ada juga dari Sukabumi. Kalau warga lokalnya jarang, karena takut jadi bahan cemoohan tetangga kalau ketahuan ikut kawin kontrak," ungkapnya.

Menurutnya faktor ekonomi memang kerap jadi penyebab perempuan terebut rela dikawin kontrak. "Yang saya tahu memang masalah utamanya ekonomi. Makanya ada juga yang sampai dinikahkan itu sepengetahuan dan dihadiri langsung orangtuanya. Karena kan cukup lumayan hasilnya, untuk modal usaha atau lainnya," pungkasnya (Sumber detik dot com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: