Breaking News
Loading...

Kombatan Syiah Afghanistan dan Pakistan di Suriah, Senjata Masa Depan Iran
Syiahindonesia.com - Ribuan Syiah dari Afghanistan dan Pakistan direkrut oleh Iran untuk bertempur membantu pasukan Presiden Bashar Assad di Suriah. Mereka terpikat oleh iming-iming perumahan, gaji bulanan hingga $ 600 (hampir Rp 8 juta) dan kesempatan bekerja di Iran ketika mereka kembali. Selain itu, mereka juga mendapat pujian dari pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei. Sebuah kebanggaan tersendiri.

Amir Toumaj, analis riset Iran di Foundation for Defense of Democracies yang berbasis di AS, mengatakan jumlah militan Syiah ini sebanyak 6.000 orang Afghanistan, sementara militan dari Pakistan, yang berperang di bawah panji-panji Zainabayoun Brigade, ada ratusan.

Mohammed Naim, pemilik restoran Syiah di Kabul mengajukan permohonan ke Iran. “Tolong jangan mengirim pengungsi Syiah Afghanistan yang miskin untuk berperang di Suriah karena kemudian ISIS dapat menyerang langsung Syiah,” katanya. Tempat rekrutmen yang paling subur untuk Iran adalah Parachinar, ibu kota wilayah Khurram, yang berbatasan dengan Afghanistan.

Seorang pejabat intelijen Pakistan mengatakan bahwa rekrutan juga berasal dari Gilgit utara dan Baltistan. Perekrut seringkali adalah penyeru Syiah yang memiliki hubungan dengan Iran, beberapa di antaranya telah belajar di seminari di kota Qom dan Masyhad di Iran.

“Namun, para relawan mendaftar karena berbagai alasan. Beberapa diilhami untuk pergi ke Suriah untuk melindungi situs yang dianggap suci bagi kaum Syiah, seperti tempat suci yang menghormati Sayyida Zainab,” ujarnya. Adapun lainnya, berharap dengan gaji bulanan dan janji sebuah rumah.

Mir Hussain Naseri, anggota dewan penyeru Syiah di Afghanistan, mengatakan bahwa orang-orang Syiah berkewajiban untuk melindungi tempat-tempat suci mereka baik di Iraq maupun di Suriah. “Warga Afghanistan akan pergi ke Suriah untuk melindungi tempat-tempat suci melawan serangan oleh ISIS,” katanya.

Ehsan Ghani, kepala Otoriter Anti Terorisme Pakistan, mengatakan kepada The Associated Press bahwa organisasinya sedang memilah-milah ratusan dokumen, termasuk arsip imigrasi, untuk memberi gambaran jumlah orang Pakistan yang bertempur dalam konflik di Timur Tengah, termasuk Suriah.

“Kami tahu orang-orang pergi dari sini untuk bertempur tapi kami harus tahu siapa yang akan pergi sebagai peziarah (ke tempat suci di Suriah dan Iraq) dan siapa yang akan bergabung dalam pertarungan tersebut,” katanya.

Banyak badan intelijen Pakistan dan juga pemerintah provinsi terlibat dalam identifikasi tersebut. Ghani menjelaskan bahwa Pakistan menginginkan agar bisa menyusun sebuah kebijakan untuk mengatasinya saat mereka kembali ke rumah.

Nadir Ali, seorang analis kebijakan senior di RAND Corp. yang berbasis di AS, mengatakan bahwa rekrutan Afghanistan dan Pakistan juga memberi Iran senjata masa depan yang dapat digunakan Teheran untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan ini dan sebagai perlindungan terhadap musuh yang dirasakan.

“Sekali perang saudara Suriah mati, Iran akan memiliki ribuan, jika tidak puluhan ribu milisi di bawah kendalinya untuk digunakan dalam konflik lain,” katanya. “Ada potensi Iran semakin terlibat di Afghanistan dengan menggunakan milisi.” Kiblat

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: