Breaking News
Loading...

Syiah dan Usaha Mereka untuk Mengubah Sejarah Islam

Syiahindonesia.com – Salah satu bahaya terbesar dari penyebaran ajaran Syiah di tengah umat Islam adalah upaya sistematis mereka untuk mengubah, memutarbalikkan, dan menyelewengkan sejarah Islam. Sejarah yang seharusnya menjadi sumber keteladanan justru diubah menjadi alat propaganda, pembenaran kebencian, dan legitimasi kesesatan akidah. Dengan cara inilah Syiah berusaha membentuk persepsi baru tentang Islam yang bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Artikel ini mengulas secara rinci bagaimana Syiah memanipulasi sejarah Islam, motif di baliknya, serta bantahan ilmiah berdasarkan dalil syar’i dan pandangan ulama.


1. Pentingnya Sejarah dalam Islam

Dalam Islam, sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, tetapi:

  • Sumber pelajaran (ibrah),

  • Penguat akidah,

  • Bukti kebenaran risalah Nabi,

  • Fondasi bagi persatuan umat.

Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sungguh pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.”
(QS. Yusuf: 111)

Karena itulah, siapa yang menguasai narasi sejarah, dia akan menguasai cara pikir umat. Inilah yang disadari betul oleh Syiah.


2. Tujuan Syiah Mengubah Sejarah Islam

Upaya Syiah memalsukan dan memutar sejarah bukan tanpa tujuan. Di antaranya:

  1. Menghancurkan kehormatan para sahabat Nabi

  2. Menanamkan kebencian terhadap Khulafaur Rasyidin

  3. Mengangkat imam-imam mereka ke derajat maksum

  4. Membenarkan konsep imamah yang tidak berdalil

  5. Menciptakan permusuhan antara Sunni dan Syiah

  6. Legitimasi politik dan kekuasaan

Dengan sejarah versi mereka, Syiah ingin menampilkan seolah-olah:

  • Islam telah “dibajak” sejak wafat Nabi,

  • Para sahabat adalah pengkhianat,

  • Dan hanya versi Syiah yang dianggap “Islam murni”.


3. Pemalsuan Sejarah tentang Khulafaur Rasyidin

Salah satu sasaran utama pemutarbalikan sejarah Syiah adalah Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم. Dalam literatur Syiah ekstrem:

  • Abu Bakar dan Umar dituduh merebut kekuasaan secara zalim,

  • Utsman dituduh korup dan menyimpang,

  • Para sahabat digambarkan sebagai munafik.

Padahal Allah telah memuji para sahabat secara langsung dalam Al-Qur’an:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Orang-orang yang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
(QS. At-Taubah: 100)

Ayat ini membatalkan seluruh tuduhan Syiah terhadap mayoritas sahabat Nabi.


4. Manipulasi Sejarah tentang Peristiwa Saqifah

Syiah menarasikan bahwa peristiwa Saqifah adalah:

  • Konspirasi politik,

  • Pengkhianatan terhadap Ali رضي الله عنه,

  • Awal “perampokan” hak Ahlul Bait.

Padahal sejarah yang sahih menunjukkan:

  • Para sahabat bermusyawarah dengan penuh tanggung jawab,

  • Tujuannya menjaga persatuan umat,

  • Ali رضي الله عنه sendiri akhirnya membaiat Abu Bakar,

  • Bahkan menikahkan putrinya dengan Umar bin Khattab رضي الله عنه.

Fakta ini jarang dibuka dalam buku-buku Syiah karena meruntuhkan seluruh bangunan propaganda mereka.


5. Distorsi Sejarah tentang Ahlul Bait

Syiah mengklaim bahwa merekalah pecinta Ahlul Bait. Namun dalam praktik sejarah versi mereka:

  • Ahlul Bait dijadikan alat politik,

  • Kisah-kisah tentang penderitaan dibesar-besarkan,

  • Narasi dizalimi terus-menerus diproduksi untuk mengobarkan emosi.

Padahal Ahlul Bait yang mulia justru hidup dalam:

  • Kesabaran,

  • Ilmu,

  • Dakwah,

  • Keimanan,

  • Dan menjauhi hasutan kebencian.

Imam Ja’far Ash-Shadiq رحمه الله — yang diklaim sebagai imam besar Syiah — justru banyak berguru kepada ulama Sunni dan meriwayatkan hadis seperti ulama Ahlus Sunnah.


6. Rekayasa Sejarah Tragedi Karbala

Peristiwa Karbala adalah musibah besar dalam sejarah Islam. Namun Syiah:

  • Mengubahnya menjadi ritual tahunan penuh ratapan,

  • Mengiringinya dengan kisah-kisah yang tidak sahih,

  • Menjadikannya alat provokasi kebencian lintas generasi.

Padahal Islam melarang:

  • Meratapi mayit secara berlebihan,

  • Menyakiti diri sendiri,

  • Menghidupkan duka dengan cara yang menyimpang dari sunnah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar pipi dan merobek baju (karena ratapan).”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Syiah justru membangun banyak ajaran emosional di atas tragedi ini untuk menjaga api dendam tetap hidup sepanjang zaman.


7. Kitab-Kitab Syiah sebagai Alat Pengubahan Sejarah

Banyak kitab rujukan Syiah memuat:

  • Riwayat tanpa sanad sahih,

  • Cerita yang bertentangan dengan Al-Qur’an,

  • Kisah-kisah ekstrem tentang sahabat,

  • Tuduhan besar tanpa bukti ilmiah.

Berbeda dengan Ahlus Sunnah yang:

  • Meneliti sanad secara ketat,

  • Memisahkan antara hadis sahih, dhaif, dan palsu,

  • Menjaga kejujuran ilmiah dalam penulisan sejarah.

Akibatnya, sejarah versi Syiah sarat dengan:

  • Emosi,

  • Fanatisme,

  • Kebencian ideologis,

  • Bukan kejujuran ilmiah.


8. Dampak Perubahan Sejarah ala Syiah bagi Umat Islam

Upaya Syiah mengubah sejarah menimbulkan dampak serius:

  1. Rusaknya kepercayaan umat kepada generasi sahabat

  2. Hancurnya teladan kepemimpinan Islam

  3. Terciptanya permusuhan abadi antarumat

  4. Kaburnya batas antara kebenaran dan kebatilan

  5. Melemahnya pertahanan akidah Sunni

  6. Mudahnya umat terprovokasi isu sektarian

Jika sejarah telah dipalsukan, maka akal umat akan diarahkan kepada kesimpulan yang sesat.


9. Sikap Ahlus Sunnah terhadap Sejarah Islam

Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpegang pada prinsip:

  • Menjaga kehormatan seluruh sahabat Nabi,

  • Mengakui keutamaan Ahlul Bait tanpa ghuluw,

  • Menyaring riwayat dengan kaidah ilmiah,

  • Menempatkan sejarah sebagai pelajaran, bukan bahan provokasi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي
“Janganlah kalian mencela para sahabatku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini jelas menunjukkan bahwa:

  • Memuliakan sahabat adalah bagian dari iman,

  • Mencela mereka adalah penyimpangan besar.


10. Mengapa Umat Indonesia Harus Waspada?

Di Indonesia, Syiah sering masuk dengan wajah:

  • Budaya,

  • Akademik,

  • Cinta Ahlul Bait,

  • Dialog toleransi.

Namun di balik itu, perlahan sejarah Islam disusupi narasi kebencian terhadap sahabat dan khilafah. Jika tidak diantisipasi, generasi muda akan:

  • Meragukan tokoh-tokoh besar Islam,

  • Menolak sejarah yang sahih,

  • Dan akhirnya menerima versi Syiah sebagai “kebenaran alternatif”.

Inilah sebabnya edukasi akidah dan sejarah sahih sangat mendesak.


Kesimpulan: Mengubah Sejarah adalah Senjata Ideologis Syiah

Upaya Syiah mengubah sejarah Islam bukan sekadar perbedaan sudut pandang, tetapi:

  • Strategi ideologis,

  • Alat propaganda,

  • Cara merusak fondasi umat dari dalam.

Dengan menggugat sahabat, memelintir Khulafaur Rasyidin, dan membangun narasi duka tanpa batas, Syiah berusaha mencabut umat dari akar Islam yang lurus.

Umat Islam wajib:

  • Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah,

  • Mengambil sejarah dari sumber-sumber sahih,

  • Waspada terhadap narasi yang memecah belah,

  • Menjaga kemurnian akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Semoga Allah melindungi umat Islam dari fitnah pemalsuan sejarah dan meneguhkan kita di atas kebenaran.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar: