Pendahuluan
Syiahindonesia.com - Sejak awal kemunculannya, aliran Syiah dikenal memiliki strategi sistematis untuk mengubah narasi sejarah Islam agar sesuai dengan doktrin imamah mereka. Doktrin ini mewajibkan keyakinan bahwa kekuasaan setelah Rasulullah ï·º harus jatuh kepada Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Karena fakta sejarah tidak mendukung klaim tersebut, Syiah kemudian membangun versi sejarah alternatif yang bertentangan dengan catatan Ahlus Sunnah, para sejarawan, dan bahkan realitas peristiwa itu sendiri.
1. Mengubah Fakta Sejarah Tentang Khulafaur Rasyidin
Salah satu perubahan paling besar adalah narasi bahwa:
-
Abu Bakar,
-
Umar bin Khattab,
-
dan Utsman bin Affan,
adalah “perampas kekhalifahan” dari Ali.
Padahal seluruh catatan sejarah sahih menunjukkan:
-
Ali membaiat Abu Bakar,
-
Ali menjadi penasihat Umar,
-
Ali menikahkan putrinya (Ummu Kultsum) dengan Umar,
-
Ali mendukung Utsman dalam banyak keputusan pemerintahan.
Syiah menghapus semua fakta ini dari kitab-kitab mereka karena bertentangan dengan doktrin kebencian terhadap para sahabat.
2. Menambah Narasi Palsu tentang “Penunjukan Ali”
Syiah memalsukan sejarah dengan klaim bahwa Rasulullah ï·º secara eksplisit menunjuk Ali sebagai pengganti beliau, terutama melalui:
-
Peristiwa Ghadir Khum
-
Kisah dakwah Dzil ‘Asyirah
-
Riwayat-riwayat fiktif dalam kitab al-Kafi
Padahal tidak ada satu pun tokoh sahabat besar yang memahami Ghadir Khum sebagai penunjukan politik. Ahlus Sunnah memahami khutbah itu sebagai penegasan keutamaan Ali, bukan pengangkatan sebagai khalifah.
3. Merekayasa Kisah “Penzaliman Ahlul Bait”
Syiah memproduksi narasi dramatis bahwa:
-
Fathimah dizalimi,
-
Rumahnya dibakar,
-
Beliau dipukul hingga gugur janinnya,
-
Imam-imam diburu bertahun-tahun oleh kaum Sunni.
Fakta sejarah yang otentik membantah semua klaim tersebut:
-
Tidak ada rumah yang dibakar,
-
Tidak ada pemukulan terhadap Fathimah,
-
Hubungan Abu Bakar dan Fathimah tetap penuh hormat,
-
Imam Ja’far Ash-Shadiq hidup berdampingan dengan ulama Sunni.
Narasi-narasi ini dibuat untuk menanamkan kebencian berlapis kepada para sahabat.
4. Menghapus Peran Besar Sahabat Nabi
Dalam sejarah Syiah, figur seperti:
-
Abu Bakar,
-
Umar,
-
Utsman,
-
Muawiyah,
-
Aisyah,
-
Hafshah,
ditampilkan sebagai tokoh gelap yang menghancurkan Islam.
Padahal dalam sejarah Islam:
-
Abu Bakar menyelamatkan umat dari kemurtadan,
-
Umar membuka Persia & Romawi,
-
Utsman membukukan Al-Qur’an,
-
Aisyah menjadi guru besar ilmu hadis,
-
Muawiyah membangun pemerintahan stabil setelah fitnah.
Syiah menghapus jasa mereka karena tidak sesuai dengan ideologi dendam kepada sahabat.
5. Menciptakan Sejarah Baru tentang Karbala
Peristiwa Karbala adalah tragedi besar, namun Syiah:
-
Menambah cerita fiktif,
-
Mengubah fakta,
-
Menciptakan tokoh-tokoh imajiner,
-
Menganggap Husain “disembelih oleh kaum Sunni”,
padahal pembunuh Husain adalah:
-
Pasukan Kufah, kota yang mayoritasnya adalah pendukung garis Syiah.
Syiah menutupi fakta ini dengan memutar-balikkan sejarah agar kesalahan tidak kembali kepada penduduk Kufah.
6. Menulis Kitab Sejarah Palsu
Syiah memiliki kitab sejarah yang tidak diakui oleh para ahli sejarah Muslim, seperti:
-
Bihar al-Anwar
-
al-Kafi
-
Man La Yahdhuruhu al-Faqih
-
al-Irsyad (al-Mufid)
Kitab-kitab ini memuat:
-
hadits palsu,
-
riwayat tanpa sanad,
-
dongeng karangan ulama Syiah,
-
klaim-klaim ghaib yang tidak logis.
Dalam literatur ilmiah, riwayat-riwayat ini tidak memiliki nilai sejarah.
7. Membesar-besarkan Peran Imam
Syiah menambahkan narasi bahwa imam-imam mereka:
-
menguasai ilmu ghaib,
-
mengetahui masa depan,
-
maksum seperti nabi,
-
memiliki karamah supernatural,
-
lebih tinggi derajatnya dari para sahabat.
Padahal tidak ada satu pun dalil shahih yang mendukung keyakinan ini.
Ini adalah upaya untuk mengangkat peran imam sambil merendahkan peran generasi sahabat.
8. Mengubah Jalur Silsilah Keilmuan
Syiah berusaha memutus jalur keilmuan Islam dari sahabat. Dalam narasi mereka:
-
Ilmu Islam hanya diwariskan melalui “imam”
-
Semua ulama Sunni dianggap bodoh atau jahat
-
Hadis Sunni dianggap palsu
Faktanya:
-
Imam Syafi’i belajar dari Imam Malik
-
Imam Malik belajar dari tabi’in
-
Tabi’in belajar dari para sahabat
Syiah mencoba menciptakan “Islam versi baru” yang terputus dari generasi pertama umat Islam.
9. Menciptakan Sejarah Alternatif untuk Legitimasi Politik
Tujuan akhir Syiah dalam memalsukan sejarah adalah satu:
➡️ Menganggap semua pemerintahan Islam setelah Nabi adalah batil kecuali pemerintahan Imam Syiah.
Ini menjadi landasan ideologi Wilayat al-Faqih di Iran, yang menyatakan bahwa:
-
kekuasaan dunia harus berada di tangan ulama Syiah,
-
selain itu dianggap “taghut” dan “pemerintah palsu”.
Kesimpulan
-
Syiah melakukan rekonstruksi sejarah Islam untuk mendukung doktrin imamah.
-
Puluhan fakta sejarah sahih dihapus karena bertentangan dengan narasi mereka.
-
Para sahabat Nabi difitnah agar umat membenci mereka.
-
Peran Ahlus Sunnah dalam membangun peradaban Islam diputarbalikkan.
-
Dokumen sejarah palsu digunakan untuk menjustifikasi ajaran menyimpang.
-
Tujuan akhirnya adalah menciptakan narasi baru bahwa “Islam asli” adalah Islam versi Syiah.
Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat lebih waspada terhadap upaya distorsi sejarah yang terorganisir dan berbahaya.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: