1. Doa dalam Islam Menurut Ahlus Sunnah
Dalam Islam, doa adalah ibadah langsung kepada Allah, tanpa perantara makhluk.
Dalil-dalilnya sangat jelas:
Allah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Rabmu berkata: Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.” (QS Ghafir: 60)
Nabi SAW bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa itu adalah ibadah.” (HR Tirmidzi)
➡️ Sunnah menolak segala bentuk doa langsung kepada selain Allah, baik kepada Nabi, malaikat, wali, maupun orang mati.
2. Penyimpangan Syiah dalam Doa
Syiah—terutama Itsna ‘Asyariah—mengajarkan bentuk doa yang tidak pernah dilakukan Nabi, para sahabat, dan para imam Ahlul Bait sendiri.
A. Berdoa kepada Imam
Syiah memiliki ratusan doa dalam Mafatih al-Jinan yang secara langsung menyeru imam:
-
“Ya Ali madad” (Wahai Ali, tolonglah aku)
-
Seruan kepada Husain, Mahdi, dan imam-imam lainnya
Ini jelas syirik besar, karena memohon pertolongan ghaib hanya hak Allah.
3. Penyimpangan Syiah dalam Tawassul
A. Tawassul yang Syiah Klaim
Syiah melakukan tawassul dengan cara:
-
Memanggil imam secara langsung
-
Menganggap imam sebagai perantara wajib antara manusia dan Allah
-
Menganggap imam memiliki kuasa ghaib untuk:
-
Mengampuni dosa
-
Mengabulkan hajat
-
Mengatur alam (konsep wilayah takwiniyyah)
-
Contoh kalimat Syiah:
-
“Wahai Husain, aku bertawassul kepadamu.”
-
“Imam Mahdi, kabulkan hajatku.”
➡️ Ini tidak ada dalam Al-Qur’an, hadis sahih, maupun amalan sahabat.
4. Bedanya Tawassul Syiah vs Tawassul Sunni
Tawassul Ahlus Sunnah (Jalur yang Dibenarkan):
-
Berdoa langsung kepada Allah
-
Bertawassul dengan:
-
Nama dan sifat Allah
-
Amalan saleh
-
Doa orang yang masih hidup dan saleh
-
Semua ini memiliki dalil sah dari hadis dan praktek sahabat.
Tawassul Syiah (Penyimpangan):
-
Tawassul kepada manusia yang sudah mati
-
Meminta langsung kepada mereka
-
Meyakini imam:
-
Mendengar doa
-
Mengabulkan doa
-
Mengetahui gaib
-
Mengatur alam semesta
-
➡️ Ini menyamakan makhluk dengan Allah, dan termasuk syirik akbar.
5. Klaim Syiah: “Imam adalah perantara antara manusia dan Allah”
Syiah menyebut imam sebagai:
-
“باب الحوائج” (pintu pemenuhan hajat)
-
“وسيلة إلى الله” (perantara menuju Allah)
-
“المتصرفون في الكون” (pengatur alam)
Padahal Allah menegaskan hanya Dia yang berhak diseru:
وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ
“Yang kalian seru selain Allah tidak memiliki apa pun.” (QS Fathir: 13)
6. Dalil Al-Qur’an yang Membantah Konsep Doa ala Syiah
-
Makhluk tidak bisa mendengar doa orang mati:
إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى
“Engkau tidak dapat membuat orang mati mendengar.” (QS An-Naml: 80)
-
Para wali tidak memiliki kuasa apa pun:
قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا
“Aku (Nabi) tidak memiliki kuasa memberi manfaat atau mudharat bagi diriku.” (QS Yunus: 49)
➡️ Jika Nabi saja tidak bisa, bagaimana imam Syiah?
7. Dampak Penyimpangan Tawassul Syiah
-
Menggeser ibadah kepada makhluk
-
Menjauhkan umat dari tauhid
-
Membuat imam diposisikan seperti “tuhan kecil”
-
Menghapus ajaran sahih Ahlul Bait yang asli
8. Ringkasan Tegas
-
Doa hanya untuk Allah
-
Imam tidak bisa mendengar, mengabulkan, atau menghapus dosa
-
Tawassul Syiah mengandung unsur syirik
-
Ahlul Bait tidak pernah mengajarkan ajaran model Syiah
-
Syiah menjadikan imam sebagai sumber kekuatan ghaib → bertentangan dengan tauhid
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: