Syiahindonesia.com - Dalam sejarah pemikiran Islam, salah satu isu paling sensitif dan krusial adalah bagaimana kelompok Syiah, khususnya Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah (Syiah Dua Belas Imam), memandang Al-Qur’an. Mayoritas umat Islam Ahlus Sunnah meyakini bahwa Al-Qur’an terjaga secara mutlak, tanpa penambahan atau pengurangan, sesuai firman Allah:
﴿ إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ﴾
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an) dan Kami pula yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Namun dalam literatur Syiah, terdapat berbagai penyimpangan serius mengenai posisi Al-Qur’an. Artikel ini membongkar sikap mereka secara ilmiah, merujuk pada kitab-kitab induk Syiah, agar umat Islam Indonesia tidak tertipu oleh propaganda mereka.
1. Syiah dan Keyakinan Tahrif Al-Qur’an (Distorsi Ayat)
Tahrif berarti perubahan, pengurangan, atau penambahan terhadap Al-Qur’an. Walaupun sebagian dai Syiah zaman sekarang berusaha menyembunyikannya, kitab-kitab klasik mereka justru penuh dengan keyakinan tahrif.
Bukti dari kitab utama Syiah:
1. Kitab “Al-Kafi” karya Al-Kulaini
Ini adalah kitab paling shahih menurut Syiah, setara Shahih Bukhari bagi Ahlus Sunnah. Di dalamnya terdapat riwayat-riwayat yang menyebut ayat Al-Qur’an hilang, ditambah, atau sengaja disembunyikan para sahabat.
Contoh riwayat:
Dalam Al-Kafi disebutkan bahwa Mushaf Ali berbeda dengan mushaf kaum Muslimin dan memuat ayat-ayat tentang kepemimpinan Ali.
2. Kitab “Tafsir Al-Qummi”
Menyebutkan banyak ayat yang diklaim “kurang” karena tidak menyebutkan nama Ali.
3. Kitab “Fashl al-Khithab” karya Al-Mulla Al-Kasyani
Penulisnya terang-terangan menyatakan bahwa tahrif Al-Qur’an adalah keyakinan yang dipegang para ulama Syiah terdahulu.
Kesimpulan bagian ini:
Secara historis-teologis, keyakinan tahrif memang merupakan ajaran asli dalam Syiah, bukan tuduhan semata.
2. Klaim Bahwa Al-Qur’an Sebenarnya Tidak Sempurna Tanpa Hadis Ahlul Bait
Syiah meyakini bahwa Al-Qur’an tidak dapat dipahami tanpa bimbingan Imam Maksum.
Mereka merujuk kepada riwayat buatan seperti:
“Al-Qur’an hanya dapat dipahami oleh Imam.”
(riwayat-riwayat dalam Al-Kafi)
Padahal Allah menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia secara umum:
﴿ هُدًى لِّلۡمُتَّقِينَ ﴾
“Petunjuk bagi orang-orang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)
Al-Qur’an juga mudah dipahami dan tidak menunggu Imam ghaib:
﴿ وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٍ ﴾
“Sungguh Kami telah memudahkan Al-Qur’an untuk diingat, maka adakah yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)
Syiah memonopoli tafsir Al-Qur’an agar jamaahnya tergantung pada imam bermazhab mereka dan menolak ulama Ahlus Sunnah.
3. Syiah Menganggap Al-Qur’an “Ambigu” dan Butuh Imam Maksum untuk Memutuskan Makna
Syiah berpendapat bahwa Imam Maksum memiliki ilmu “batin Al-Qur’an” dan mereka sajalah yang memahami makna sebenarnya. Dalam literatur Syiah, Al-Qur’an dibagi dua:
-
Zahir: makna teks biasa untuk kaum awam
-
Batin: makna tersembunyi yang hanya diketahui para imam
Masalahnya:
Mereka kemudian menafsirkan hampir semua ayat tentang tauhid, jihad, syariat, atau kisah umat terdahulu menjadi “pujian untuk Ali dan Ahlul Bait”.
Contoh:
Ayat: ﴿ إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ ٱللَّهُ ﴾ (QS. Al-Ma'idah: 55)
Di Ahlus Sunnah: tentang kepemimpinan orang bertakwa.
Di Syiah: dimaksa menjadi ayat tentang imamah Ali.
Ini adalah penyimpangan metodologi tafsir yang sangat fatal.
4. Syiah Menghina Para Penjaga Al-Qur’an: Para Sahabat Nabi
Salah satu sebab kenapa Syiah punya masalah dengan Al-Qur’an adalah karena menurut Ahlus Sunnah, Al-Qur’an dikumpulkan dan dibukukan oleh para sahabat: Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
Bagi Syiah, para sahabat adalah “pengkhianat” kecuali beberapa orang.
Karena itulah:
-
Mereka tidak percaya Al-Qur’an versi sahabat.
-
Mereka menuduh para sahabat menghilangkan ayat tentang imamah.
-
Mereka menunggu mushaf asli Ali yang konon disembunyikan.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
﴿ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ﴾
“Sebaik-baik manusia adalah pada zamanku (para sahabat).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Menghina para sahabat berarti merusak fondasi penulisan dan penjagaan Al-Qur’an.
5. Syiah Menunggu “Al-Qur’an Sebenarnya” yang Akan Dibawa Imam Mahdi
Syiah Imamiyah percaya bahwa:
-
Imam Mahdi ghaib sejak 1100 tahun lalu.
-
Ketika ia muncul, ia akan membawa Mushaf Ali.
-
Mushaf ini berbeda dari Al-Qur’an umat Islam sekarang.
Ini jelas bertentangan dengan nash:
﴿ لَا يَأۡتِيهِ ٱلۡبَٰطِلُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَلَا مِنۡ خَلۡفِهِ ﴾
“Tidak ada kebatilan yang dapat mendatanginya, dari depan atau belakangnya.” (QS. Fussilat: 42)
Konsep menunggu mushaf baru adalah ancaman nyata bagi keutuhan Al-Qur’an.
6. Kesimpulan: Penyimpangan Syiah terhadap Al-Qur’an Bukan Isu Kecil
Dari seluruh data dan kitab induk mereka, dapat disimpulkan:
✅ Syiah memiliki sejarah panjang keyakinan tahrif Al-Qur’an.
✅ Mereka memonopoli tafsir untuk kepentingan imamah.
✅ Mereka merendahkan sahabat penjaga wahyu.
✅ Mereka menunggu mushaf baru yang dibawa Imam Mahdi.
❗ Ini bertentangan total dengan akidah Islam.
Oleh karena itu, umat Islam Indonesia wajib waspada terhadap propaganda Syiah yang sering menyembunyikan ajaran aslinya dan menyebarkan narasi seolah-olah “mereka tidak berbeda” dari Ahlus Sunnah.
Padahal hakikatnya, perbedaan paling fundamental mereka adalah sikap terhadap Al-Qur’an, kitab suci yang menjadi fondasi Islam.
Semoga artikel ini membantu umat Islam memahami penyimpangan Syiah dan tidak tertipu oleh propaganda mereka.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: