Breaking News
Loading...

Syiah dan Klaim Palsunya tentang Keturunan Nabi


Syiahindonesia.com –
Salah satu propaganda terbesar dalam ajaran Syiah adalah klaim bahwa para imam Syiah adalah satu-satunya keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang sah, dan bahwa hanya Syiah yang memuliakan Ahlul Bait dengan cara yang benar. Padahal, klaim ini bukan hanya tidak berdasar, tetapi juga bertentangan dengan sejarah Islam yang otentik dan bertujuan untuk menguasai otoritas agama melalui jalur nasab yang mereka ciptakan sendiri.


1. Klaim Syiah: Imam-Imam Mereka Adalah Pewaris Tunggal Nabi

Syiah menganggap bahwa hanya imam-imam mereka — mulai dari Ali bin Abi Thalib, Hasan, Husain, dan seterusnya hingga imam ke-12 yang mereka yakini “ghaib” — yang merupakan khalifah sah dan pewaris utama Rasulullah ﷺ.
Mereka bahkan mengklaim bahwa Syiah adalah satu-satunya kelompok yang benar-benar mengikuti keturunan Nabi.

Namun, klaim ini bermasalah karena:

  • Islam tidak pernah menetapkan bahwa kepemimpinan harus diwariskan secara nasab.

  • Nabi ﷺ tidak pernah menunjuk imam keturunan tertentu dengan sifat maksum.

  • Banyak keturunan Nabi yang tidak pernah menjadi Syiah dan hidup sebagai Muslim Sunni.


2. Sejarah Asli: Keturunan Nabi Sangat Banyak dan Tidak Terbatas pada Jalur Syiah

Kenyataannya, keturunan Nabi ﷺ — terutama dari jalur Hasan dan Husain — tersebar di berbagai negeri Islam, termasuk:

  • Hijaz

  • Yaman

  • Mesir

  • Maroko

  • Nusantara

  • Asia Tengah

Mayoritas keturunan Nabi di berbagai wilayah tidak pernah menjadi Syiah, melainkan mengikuti Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ini membantah klaim bahwa hanya Syiah yang memiliki hubungan nasab dengan Rasulullah ﷺ.


3. Manipulasi Nasab untuk Kepentingan Politik

Dalam sejarah, kelompok Syiah sering menggunakan nasab sebagai alat legitimasi politik. Ketika mereka ingin membentuk kekuasaan, mereka menciptakan narasi bahwa pemimpin mereka adalah “keturunan Nabi” yang memiliki otoritas spiritual.

Contohnya:

  • Dinasti Fathimiyah di Mesir pernah mengklaim sebagai keturunan Fatimah az-Zahra, tetapi para ulama Ahlus Sunnah membuktikan bahwa klaim itu palsu.

  • Banyak ulama Syiah awal mengarang silsilah untuk mendukung kepemimpinan imam tertentu.

Inilah yang kemudian menjadi fondasi klaim Syiah bahwa imam-imam merekalah pewaris sah Rasulullah ﷺ.


4. Ahlul Bait dalam Perspektif Islam yang Benar

Ahlus Sunnah sangat memuliakan Ahlul Bait — namun dengan cara yang sesuai syariat, tanpa berlebihan.
Allah berfirman:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kalian, wahai Ahlul Bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya.”
(QS. Al-Ahzab: 33)

Ayat ini memuliakan Ahlul Bait, namun tidak menyuruh menjadikannya sebagai dasar kepemimpinan ilahi, apalagi mengangkat mereka menjadi imam maksum seperti klaim Syiah.

Rasulullah ﷺ sendiri memperingatkan agar tidak berlebihan terhadap keluarga beliau. Islam memuliakan mereka, bukan menjadikannya sebagai alat politik.


5. Syiah Merendahkan Ahlul Bait yang Tidak Sepaham

Meskipun mengaku mencintai keturunan Nabi, Syiah hanya mengakui mereka yang sejalan dengan doktrin imamah. Keturunan Nabi lain yang mengikuti jalan Ahlus Sunnah — seperti:

  • Zaid bin Ali

  • Muhammad bin al-Hanafiyyah

  • Para Sayyid dan Syarif di berbagai negeri

ditolak, dituduh, bahkan difitnah oleh Syiah.

Ini menunjukkan bahwa klaim mereka bukan cinta Ahlul Bait yang sejati, tetapi cinta bersyarat demi kepentingan ideologi.


6. “Imam Ghaib” sebagai Titik Puncak Klaim Palsu Nasab

Ajaran Syiah mencapai titik paling tidak logis ketika mereka mengklaim bahwa imam ke-12 — Muhammad bin Hasan al-Askari — masih hidup dan bersembunyi selama lebih dari 1200 tahun.

Tidak ada bukti sejarah kuat tentang kelahiran figur ini, tetapi Syiah tetap memaksakan narasi ini demi menjaga struktur imamah mereka. Ini adalah bukti bahwa klaim nasab dalam Syiah lebih bersifat dogma daripada fakta sejarah.


7. Kesimpulan

Klaim Syiah mengenai keturunan Nabi adalah rekayasa teologis dan politis yang bertujuan menciptakan otoritas palsu dalam agama.

Faktanya:

  • Keturunan Nabi tidak hanya ada dalam Syiah.

  • Islam tidak mengajarkan kepemimpinan berdasarkan nasab.

  • Klaim Syiah lebih banyak bertabrakan dengan sejarah dan dalil syar’i.

Ahlul Bait adalah bagian mulia dari umat Islam, dan memuliakan mereka harus dilakukan dengan cara yang benar, bukan dengan doktrin palsu yang menyesatkan umat.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: