Syiahindonesia.com - Salah satu perbedaan paling mendasar antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan Syiah adalah sikap terhadap Khulafaur Rasyidin. Dalam Islam Sunni, Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma adalah sahabat mulia, pemimpin terbaik umat setelah Rasulullah ﷺ. Namun dalam doktrin Syiah, keduanya justru dianggap sebagai pengkhianat besar yang “merebut hak Ali”. Tuduhan ini bukan sekadar perbedaan pendapat sejarah, tetapi penyimpangan akidah yang sangat serius.
Artikel ini mengungkap secara jelas, berdasarkan kitab utama Syiah, bagaimana mereka memusuhi Abu Bakar dan Umar, dan mengapa klaim tersebut bertentangan secara total dengan ajaran Islam.
1. Syiah Secara Terang-Terangan Mengkafirkan Abu Bakar dan Umar
Dalam Ahlus Sunnah, sahabat adalah generasi terbaik, sebagaimana firman Allah:
﴿ وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ ... رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ ﴾
“Orang-orang terdahulu dari Muhajirin dan Anshar… Allah telah ridha kepada mereka.” (QS. At-Taubah: 100)
Namun Syiah menolak ayat ini. Dalam kitab Al-Kāfi, Bihar Al-Anwar, dan Rijal Al-Kashshi, tokoh-tokoh Syiah menyebut Abu Bakar dan Umar sebagai:
-
ظالِمَان (dua orang yang zalim)
-
جَبّارَان (dua tiran)
-
كَافِرَان (dua orang kafir)
-
غاصِبان (perampas)
Bahkan dalam banyak riwayat mereka disebut “lebih kafir dari Iblis”.
Ini jelas menunjukkan kebencian struktural, bukan sekadar perbedaan pandangan.
2. Syiah Menganggap Abu Bakar dan Umar Mengkhianati Wasiat Kenabian
Syiah percaya bahwa Nabi ﷺ telah menunjuk Ali secara eksplisit sebagai khalifah dalam peristiwa Ghadir Khum. Ketika Abu Bakar terpilih sebagai khalifah, Syiah menuduh itu sebagai:
-
perebutan kekuasaan
-
pengkhianatan besar
-
konspirasi sahabat
Padahal seluruh kitab sejarah Ahlus Sunnah dan banyak ulama menyatakan:
-
Baiat Abu Bakar dilakukan dengan kesepakatan sahabat
-
Ali sendiri kemudian membaiat Abu Bakar
-
Tidak ada teks Al-Qur’an tentang kekhalifahan Ali
-
Penafsiran Syiah hanya politisasi peristiwa Ghadir
Justru Syiah memakai cerita palsu untuk melandasi kebencian terhadap para sahabat.
3. Syiah Mengutuk Abu Bakar dan Umar dalam Doa-Doa Mereka
Beberapa doa Syiah yang terkenal, seperti Doa Sanamay Quraish, secara eksplisit memuat kutukan kepada:
-
Abu Bakar
-
Umar
-
Aisyah
-
Hafshah
Di dalam doa tersebut, mereka meminta agar Allah mengazab dan melaknat kedua khalifah.
Ahlus Sunnah tidak mengenal doa penuh kebencian seperti ini—apalagi diarahkan kepada sahabat Nabi yang mulia.
4. Syiah Menuduh Abu Bakar dan Umar Memalsukan Agama Islam
Dalam banyak teks Syiah, keduanya dituduh telah:
-
mengubah syariat
-
menghapus hak-hak Ahlul Bait
-
memutarbalikkan hadis
-
menghalangi “ilmu imam”
-
bahkan mengubah mushaf Al-Qur’an
Padahal Allah berfirman:
﴿ إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ ﴾
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami pula yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Jika Abu Bakar dan Umar benar memalsukan agama, maka tuduhan itu secara tidak langsung menuduh Allah gagal menjaga wahyu — ini adalah kekufuran.
5. Syiah Menolak Hadis dari Abu Bakar dan Umar
Dalam ilmu hadis Ahlus Sunnah, periwayatan dari Abu Bakar dan Umar adalah:
-
sahih
-
diterima
-
menjadi dasar hukum Islam
Namun Syiah menolak semua riwayat mereka, seolah-olah mereka bukan sahabat Nabi.
Padahal Nabi ﷺ bersabda:
"لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي"
“Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku.”
(HR. Bukhari)
Dan sabda lain:
"اقتدوا باللذين من بعدي: أبي بكرٍ وعمر"
“Berlaku ikutilah dua orang setelahku: Abu Bakar dan Umar.”
(HR. Tirmidzi)
Syiah menolak hadis ini karena bertentangan dengan keyakinan mereka.
6. Syiah Menganggap Abu Bakar dan Umar Akan Masuk Neraka
Dalam kitab Bihar Al-Anwar, disebutkan bahwa neraka tingkat bawah berisi:
-
Abu Bakar
-
Umar
-
mayoritas sahabat
Bahkan disebutkan bahwa para imam akan datang untuk:
-
menyiksa keduanya
-
menghukum mereka
-
mengutuk mereka di akhirat
Ini adalah fitnah tanpa dasar yang lahir dari kebencian politik, bukan dari akidah Islam.
7. Syiah Memutarbalikkan Fakta Sejarah
Dalam sejarah sebenarnya:
-
Abu Bakar adalah sahabat terdekat Nabi
-
Umar adalah sosok yang dijamin surga
-
Ali hidup berdampingan dan menghormati keduanya
-
Fathimah pun hidup berdampingan tanpa permusuhan seperti versi Syiah
Semua bukti sejarah menunjukkan persaudaraan, bukan pengkhianatan.
Yang menciptakan narasi pengkhianatan adalah tokoh Syiah yang muncul ratusan tahun setelah kejadian.
Kesimpulan
Jawabannya jelas: Ya. Syiah memang menganggap Abu Bakar dan Umar sebagai pengkhianat.
Bukan hanya pengkhianat, tetapi:
-
kafir
-
zalim
-
perampas kekuasaan
-
musuh Ali
-
musuh agama
Padahal seluruh dalil Al-Qur’an, hadis sahih, dan sejarah menunjukkan bahwa keduanya adalah sahabat mulia yang sangat dicintai Nabi ﷺ dan berjasa besar bagi Islam.
Penyimpangan Syiah dalam memusuhi dua sahabat utama ini menjadi bukti bahwa ajaran mereka tidak bersumber dari Islam yang murni.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: