Pendahuluan
Pertanyaan tentang apakah Syiah memiliki kitab suci selain Al-Qur’an bukanlah isu baru. Dalam diskursus Sunni–Syiah, topik ini selalu muncul karena dalam literatur Syiah terdapat beberapa konsep kitab yang tidak dikenal dalam Islam Sunni serta adanya riwayat-riwayat klasik tentang tahrif (perubahan) Al-Qur’an. Artikel ini mengupas persoalan ini secara ilmiah, berdasarkan sumber primer Syiah sendiri, serta pandangan ulama Ahlus Sunnah.
1. Klaim Resmi Syiah: “Al-Qur’an Kami Sama”
Secara doktrin modern, ulama Syiah mengatakan mereka memakai mushaf yang sama dengan umat Islam pada umumnya. Mereka menolak jika dituduh memiliki Qur’an versi lain.
Namun, pernyataan resmi kontemporer ini berbeda dengan isi literatur klasik mereka, yang justru memuat banyak riwayat tentang:
-
adanya ayat yang hilang,
-
adanya ayat tentang Ali yang dihapus,
-
mushaf asli lebih panjang,
-
mushaf sekarang dianggap “tidak lengkap”.
2. Riwayat Tahrif dalam Kitab-Kitab Syiah Klasik
a. Al-Kafi (kitab paling sahih menurut Syiah)
Dalam Al-Kafi, terdapat riwayat bahwa Al-Qur’an asli lebih besar dari mushaf Utsmani dan banyak ayat tentang Imamah telah dihapus.
b. Tafsir Al-Qummi
Dipenuhi riwayat bahwa Qur’an telah dirubah oleh para sahabat.
c. Tafsir Al-Ayyasyi
Memuat klaim bahwa ayat tentang Ahlulbait telah dihapus dari mushaf.
d. Bihar al-Anwar (Majlisi)
Mengutip puluhan riwayat tahrif dari karya-karya sebelumnya.
Kesimpulan bagian ini:
Meski Syiah modern menolak tahrif, kitab-kitab primer mereka sangat sarat riwayat yang menunjukkan adanya keyakinan tahrif.
3. Eksistensi “Kitab Suci” Lain dalam Doktrin Syiah
a. Mushaf Fathimah
Ini adalah kitab paling kontroversial dalam akidah Syiah.
Riwayat Syiah mengatakan:
-
Mushaf Fathimah tiga kali lebih besar dari Al-Qur’an.
-
Isinya kabar ghaib dan hukum-hukum.
-
Diturunkan setelah wafat Nabi ﷺ.
-
Dimiliki hanya oleh para Imam Syiah dan menjadi rujukan imam Mahdi kelak.
Pernyataan mereka:
Bukan Qur’an, tapi kitab wahyu ilham.
Namun, secara prinsip Ahlus Sunnah:
Tidak ada kitab suci setelah wafat Rasulullah ﷺ. Wahyu telah ditutup.
Dalil penutup wahyu:
قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا
إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ
(QS. Al-Jinn: 21)
“Mushaf Fathimah” jelas bertentangan dengan prinsip ini.
b. Jami’ah
Sebuah kitab setebal 70 hasta yang mereka klaim berisi hukum-hukum Syariat.
Riwayat Syiah menyebut kitab ini ditulis oleh Rasulullah ﷺ kemudian diwariskan kepada Ali dan para Imam.
c. Shahifah Ali
Kitab lain yang berisi hukum halal-haram.
Analisis Ahlus Sunnah
Ketiga kitab ini:
-
tidak dikenal dalam Islam,
-
tidak diakui para sahabat,
-
tidak pernah dibawa Nabi ﷺ,
-
tidak memiliki sanad valid,
-
dan fungsinya menyamai kitab wahyu.
Karena itu, ulama Sunni menyebutnya sebagai penyimpangan tambahan dalam akidah Syiah.
4. Keyakinan Syiah bahwa Al-Qur’an Saat Ini Tidak Sempurna
Riwayat-riwayat klasik Syiah menyatakan:
-
Qur’an asli akan dibawa kembali oleh imam Mahdi.
-
Qur’an umat Islam sekarang adalah hasil “penyortiran” sahabat.
Pandangan ini bertentangan langsung dengan firman Allah:
Dalil Kelengkapan Al-Qur’an
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
(QS. Al-Hijr: 9)
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami yang menjaganya.”
Ulama Ahlus Sunnah seluruhnya sepakat bahwa:
-
Al-Qur’an sudah final,
-
terjaga dari tahrif,
-
tidak ada kitab tambahan setelahnya,
-
dan siapa yang meyakini adanya kitab suci lain telah menyimpang dari Islam.
5. Kesimpulan
1. Secara resmi, Syiah modern mengatakan mushaf mereka sama dengan Sunni.
2. Namun kitab-kitab klasik Syiah memuat banyak riwayat yang mendukung konsep tahrif Al-Qur’an.
3. Syiah meyakini keberadaan kitab lain:
-
Mushaf Fathimah
-
Jami’ah
-
Shahifah Ali
yang tidak dikenal dalam Islam Sunni.
4. Secara teologis, ini bertentangan dengan Al-Qur’an dan akidah tauhid, karena wahyu telah ditutup.
**5. Maka, dari sudut pandang Ahlus Sunnah:
Syiah memiliki konsep kitab-kitab paralel yang fungsinya sama dengan kitab suci, meskipun mereka menolak menyebutnya “Al-Qur’an”.**
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: