Breaking News
Loading...

 Bagaimana Syiah Menggunakan Kitab-Kitabnya untuk Mengubah Sejarah?


Syiahindonesia.com –
Salah satu metode paling berbahaya dalam strategi penyebaran ajaran Syiah adalah penggunaan kitab-kitab internal mereka untuk memodifikasi sejarah Islam. Kitab-kitab ini tidak hanya berisi hadis-hadis lemah atau palsu, tetapi juga narasi yang sengaja ditulis untuk menciptakan “sejarah alternatif”—sejarah versi Syiah yang bertentangan sepenuhnya dengan fakta dan riwayat sahih dalam Islam.

Dengan cara ini, Syiah membangun dunia fiksi yang seolah-olah telah lama ada, kemudian menyebarkannya sebagai “kebenaran agama”.


1. Kitab-Kitab Syiah Dibangun di Atas Riwayat Palsu

Kitab-kitab utama Syiah seperti Al-Kafi, Bihar al-Anwar, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, dan Tahdzib al-Ahkam penuh dengan riwayat yang:

  • tidak memiliki sanad terpercaya,

  • bersumber dari tokoh-tokoh pendusta,

  • dimodifikasi dari kisah sejarah yang sahih,

  • dan bertentangan dengan Al-Qur’an dan akal sehat.

Contoh riwayat palsu yang digunakan untuk mengubah sejarah:

  • Riwayat bahwa semua sahabat (kecuali beberapa orang) murtad setelah wafat Nabi ﷺ.

  • Riwayat bahwa Ali adalah khalifah yang sah, tetapi “dirampas” oleh Abu Bakar.

  • Riwayat tentang Fatimah dipukul dan rumahnya dibakar.

  • Riwayat bahwa Ahlul Bait memiliki ilmu gaib dan kekuatan supranatural.

Semua ini bukan hanya keliru secara hadis, tetapi juga bertentangan dengan fakta sejarah yang kuat.


2. Narasi Sejarah Diciptakan untuk Menguatkan Doktrin Imamah

Syiah memiliki doktrin inti: Ali adalah imam yang diangkat oleh Allah, dan imamah adalah rukun agama.
Namun karena tidak ada bukti sejarah yang sahih mendukung doktrin ini, maka kitab-kitab Syiah menciptakan “fakta-fakta buatan” untuk:

  • mengklaim Nabi ﷺ memberikan wasiat khusus kepada Ali,

  • menggambarkan para sahabat sebagai perebut kekuasaan,

  • menonjolkan penderitaan Ahlul Bait secara berlebihan,

  • dan menanamkan narasi bahwa umat Islam telah menyimpang sejak awal.

Cerita ini berulang dalam ratusan riwayat tanpa sanad jelas.


3. Kitab Syiah Menghapus Peran Para Sahabat

Untuk meneguhkan doktrin mereka, kitab-kitab Syiah berusaha menghapus sejarah besar para sahabat dengan:

  • memalsukan karakter Abu Bakar sebagai “penipu”,

  • menyebut Umar sebagai “penghancur Ahlul Bait”,

  • menuduh Utsman sebagai “munafik”,

  • dan menuduh Aisyah sebagai “pembawa fitnah”.

Padahal Al-Qur’an justru memuliakan mereka:

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ ... أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Para Muhajirin… merekalah orang-orang yang benar.”
(QS. Al-Hasyr: 8)

Kitab Syiah berusaha membalikkan ayat ini dengan narasi palsu.


4. Mengganti Sejarah dengan Kisah Dramatik ala Kisah Tragedi

Kitab-kitab Syiah sarat kisah melodrama yang tidak ditemukan dalam literatur Sunni atau sejarah Islam awal, seperti:

  • Fatimah menangis 40 hari karena dizalimi sahabat

  • Ali tidak memiliki kekuasaan karena ditindas

  • Husain mengetahui masa depan secara gaib

  • bumi berguncang ketika Husain dibunuh

  • 70.000 malaikat turun ke Karbala

Semua kisah ini dibuat untuk:

  • menampilkan Ahlul Bait sebagai korban,

  • menciptakan alasan kebencian terhadap Sunni,

  • dan memperkuat identitas Syiah melalui emosi bukan ilmu.


5. Kitab Syiah Mengklaim Adanya Mushaf yang Berbeda

Beberapa kitab Syiah seperti Bihar al-Anwar dan Al-Kafi memuat narasi tentang:

  • adanya “Al-Qur’an asli” yang hilang,

  • adanya ayat tentang imamah yang dihapus,

  • mushaf Ali yang lebih lengkap,

  • dan ayat-ayat yang sengaja disembunyikan.

Ini adalah bentuk pemalsuan sejarah terbesar, karena menuduh generasi terbaik Islam telah mengubah Al-Qur’an.

Allah ﷻ menegaskan:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Kami yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami pula menjaganya.”
(QS. Al-Hijr: 9)


6. Menyisipkan Doktrin Politik dalam Riwayat Palsu

Banyak kitab Syiah memasukkan hadis palsu untuk mendukung kepentingan politik seperti:

  • keutamaan tanah Karbala

  • imam mengetahui yang ghaib

  • imam lebih tinggi dari malaikat

  • imam bisa mengatur alam semesta (tasarruf)

Semua ini tidak ada dasar dalam Islam, tetapi dipaksakan demi membangun legitimasi politik imam.


7. Menggunakan Sanad Fiktif dan Perawi Pendusta

Kitab-kitab Syiah menggunakan perawi yang terkenal pendusta bahkan di kalangan Syiah sendiri, seperti:

  • Abu Mikhnaf

  • Ja’far bin Muhammad Al-Qummi

  • Muhammad bin Sinan

  • Al-Sayyari

Banyak riwayat penting yang dijadikan fondasi sejarah Syiah hanya menggunakan perawi tunggal tanpa sanad, atau perawi yang diakui sebagai pemalsu hadis.


8. Kontradiksi Internal yang Membuktikan Manipulasi

Kitab-kitab Syiah penuh kontradiksi antara satu riwayat dengan riwayat lainnya. Para ulama mereka sendiri mengakui hal ini.

Al-Thusi berkata dalam Al-Istibsar:

“Riwayat para imam sering bertentangan, sehingga harus dipilih mana yang sesuai dengan mazhab.”

Ini adalah bukti bahwa kitab-kitab itu bukan sumber sejarah, tetapi alat propaganda.


9. Kitab Syiah Dijadikan Alat Cuci Otak

Di negara-negara Syiah seperti Iran dan sebagian Irak:

  • kitab-kitab ini dijadikan kurikulum resmi,

  • narasi sejarah diputarbalikkan dalam pendidikan,

  • Sunni digambarkan sebagai musuh Islam,

  • dan Ahlul Bait digambarkan sebagai korban abadi.

Strategi ini terbukti efektif dalam mencuci otak generasi baru agar membenci Islam Sunni sejak kecil.


Kesimpulan

Syiah menggunakan kitab-kitab mereka bukan untuk menyampaikan kebenaran, tetapi untuk:

  1. memalsukan sejarah Islam,

  2. memutarbalikkan citra sahabat,

  3. membangun narasi imamah,

  4. menciptakan kebencian terhadap Sunni,

  5. dan mempertahankan identitas sektarian melalui kisah-kisah dramatis.

Umat Islam harus waspada karena pemalsuan sejarah ini menjadi pintu masuk utama untuk menyesatkan kaum awam.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: