Pemimpin Suriah, Ahmad asy Syaraa, yang sedang berkunjung ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB (UNGA), pada hari Senin (22/9/2025) menolak kemungkinan negaranya bergabung dengan Perjanjian Abraham.
Berbicara dengan mantan direktur CIA David Petraeus pada pertemuan puncak Concordia di New York City, asy Syaraa mengatakan dia fokus pada pemulihan perjanjian pelepasan tahun 1974 di Dataran Tinggi Golan. Bukan pada normalisasi dengan ‘Israel’.
“Mereka yang menjadi pihak dalam Perjanjian Abraham bukanlah tetangga ‘Israel’. Suriah, sebagai tetangga, telah menjadi sasaran lebih dari 1.000 serangan, serangan udara, dan invasi ‘Israel’ ke Suriah dari Dataran Tinggi Golan, dan banyak yang tewas,” ungkap asy Syaraa dikutip dari France24 (22/9).
Presiden Suriah juga mengatakan bahwa ada kemarahan yang besar di antara warga Suriah atas perang ‘Israel’ melawan kelompok perlawanan Palestina Hamas di Gaza.
“Kami baru saja mengalami revolusi, kami berusaha menjadi suara rakyat,” kata asy Syaraa. “Di era baru ini, terdapat berbagai fase negosiasi dengan ‘Israel’, dan untuk kembali ke gencatan senjata tahun 1974, jika ada kekhawatiran keamanan, ada mediator, seperti Amerika Serikat, yang dapat meredakan kekhawatiran tersebut.”
Asy Syaraa tiba di New York pada hari Ahad dan dijadwalkan menjadi pemimpin Suriah pertama yang berpidato di Majelis Umum PBB sejak tahun 1967.
Sejak pasukannya mengambil alih kendali negara dari rezim Assad pada tahun 2024, Asy Syaraa, yang sebelumnya memimpin Jabhah Nusrah yang diutus Abu Bakar al Baghdadi ke Suriah, telah berulang kali mendekati para pemimpin Barat, termasuk Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam upaya untuk mencabut sanksi terhadap Suriah dan mengembalikan negara itu ke kancah internasional setelah puluhan tahun terisolasi.
Petraeus, yang mengambil alih komando pasukan AS di Irak pada tahun 2007 di puncak pemberontakan yang dipimpin al Qaeda, menyadari ironi duduk berhadapan dengan seorang pria yang pernah ia tawan.
“Faktanya adalah kami berada di pihak yang berbeda ketika saya memimpin serangan di Irak,” kata Petraeus. “Bantu kami memahami bagaimana Anda beralih dari al Qaeda di Irak 20 tahun yang lalu ke tempat Anda sekarang, kepala negara Suriah di atas panggung di New York City.”
“Mungkin ada beberapa kesalahan,” jawab Asy Syaraa, seraya mengatakan bahwa ia kini fokus pada masa depan dan bekerja sama dengan sekutu dan teman. (hanoum/arrahmah.id)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: