Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Lebih Dekat dengan Musuh-Musuh Islam?


Syiahindonesia.com
– Salah satu fakta yang sulit dibantah dalam sejarah Islam adalah kedekatan kelompok Syiah dengan musuh-musuh Islam, baik secara politik, militer, maupun ideologis. Meski mereka mengaku bagian dari umat Islam, tindakan dan persekutuan mereka justru berkali-kali melemahkan kaum Muslimin dan memperkuat pihak-pihak yang memusuhi Islam. Fenomena ini bukan hal baru; sejak masa awal Islam, Syiah telah menjadi alat bagi kekuatan asing untuk merusak persatuan umat.

1. Akar Ideologi Syiah: Bukan dari Islam Asli

Syiah sejak awal lahir bukan sebagai kelanjutan dari ajaran Islam yang murni, melainkan sebagai gerakan politik yang dibungkus agama. Banyak sejarawan mencatat bahwa cikal bakal Syiah dipengaruhi oleh orang-orang Yahudi dan Majusi (Zoroaster) yang ingin merusak Islam dari dalam. Tokoh seperti Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman, dikenal sebagai pelopor ide Syiah ekstrem yang mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai “tuhan” dan menolak sahabat Nabi ﷺ lainnya.

Dari sinilah lahir keyakinan Syiah bahwa kepemimpinan (imamah) adalah inti agama dan hanya boleh dipegang oleh keturunan Ali dan Fatimah, yang kelak dijadikan alat politik untuk menentang pemerintahan Islam sah.

2. Kerjasama Syiah dengan Kekuatan Asing dalam Sejarah

a. Peran Syiah dalam Runtuhnya Baghdad (1258 M)

Ketika pasukan Mongol menyerbu Baghdad, pusat kekhilafahan Abbasiyah, menteri Syiah bernama Ibnu Alqami justru membantu pasukan Mongol masuk ke kota tanpa perlawanan. Akibatnya, ratusan ribu kaum Muslimin dibantai dan peradaban Islam hancur total.
Peristiwa ini menjadi bukti sejarah bahwa Syiah rela bersekongkol dengan musuh Islam demi menjatuhkan penguasa Sunni.

b. Kedekatan dengan Barat di Era Modern

Dalam sejarah modern, Syiah Iran sering bekerjasama dengan kekuatan Barat, terutama Amerika Serikat. Contohnya:

  • Saat invasi Amerika ke Afghanistan (2001) dan Irak (2003), Iran membantu intelijen dan logistik AS untuk menggulingkan rezim Sunni.

  • Setelah invasi, pemerintah Syiah di Irak justru dibentuk dan dilindungi oleh Amerika.

  • Di Suriah, Hizbullah (kelompok Syiah Lebanon) bersekutu dengan rezim Bashar Al-Assad yang juga Syiah, melawan kaum Muslimin Sunni.

Ini menunjukkan bahwa permusuhan Syiah terhadap Sunni lebih besar daripada permusuhan mereka terhadap Barat.

c. Hubungan Rahasia dengan Zionis dan Freemason

Beberapa sumber intelijen dan penelitian politik mencatat bahwa Iran dan kelompok Syiah lainnya memiliki kontak tidak langsung dengan Zionis Israel dalam urusan ekonomi dan politik regional. Meskipun secara retorik mereka sering menyerang Israel, tindakan nyata mereka justru tidak pernah mengancam eksistensi Zionis.
Sebaliknya, banyak kelompok Sunni yang benar-benar memperjuangkan Palestina justru ditindas oleh Syiah dengan dalih “melawan Wahabi” atau “melawan ekstremis”.

3. Ideologi Syiah Memudahkan Musuh Islam Masuk

Syiah dengan keyakinannya yang fanatik terhadap imam ma’shum, taqiyyah (berpura-pura), dan pengkafiran terhadap sahabat Nabi ﷺ, membuat mereka mudah digunakan oleh musuh Islam.

  • Taqiyyah menjadikan mereka licik secara politik: bisa menyesuaikan wajah di depan siapa pun.

  • Fanatisme buta terhadap Imam menjadikan mereka patuh pada pemimpin Syiah, bukan kepada Al-Qur’an dan Sunnah.

  • Kebencian terhadap sahabat dan Sunni membuat mereka mudah diarahkan untuk menyerang sesama Muslim.

4. Dalih Syiah: “Perlawanan terhadap Amerika dan Israel” Hanya Palsu

Iran dan kelompok Syiah sering menampilkan diri sebagai musuh besar Amerika dan Israel. Namun faktanya, tidak pernah ada perang besar yang benar-benar mereka lakukan melawan keduanya. Sebaliknya, mereka sibuk memerangi kaum Sunni di Irak, Suriah, dan Yaman.
Seperti kata pepatah, “mereka menggertak musuh Islam di depan kamera, tapi bersekongkol di balik layar.”

5. Sikap Islam terhadap Mereka

Islam mengajarkan agar kaum Muslimin tidak menjadikan musuh Islam sebagai sekutu. Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman setia; mereka sebagian menjadi teman bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka.” (QS. Al-Ma’idah: 51)

Namun Syiah justru mengabaikan peringatan ini. Mereka lebih memilih bersekutu dengan musuh Islam daripada bersatu dengan kaum Muslimin.

6. Kesimpulan

Kedekatan Syiah dengan musuh-musuh Islam bukan kebetulan, melainkan konsekuensi logis dari ideologi mereka yang menyimpang dan kebencian mereka terhadap Sunni. Sejak masa klasik hingga modern, Syiah berkali-kali membantu kekuatan kafir menghancurkan umat Islam dari dalam. Karena itu, kewaspadaan terhadap Syiah bukanlah kebencian, melainkan bentuk penjagaan terhadap kemurnian aqidah dan persatuan umat.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: