Tentara Suriah telah dikerahkan kembali di sepanjang beberapa garis depan untuk menghadapi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS di timur laut Suriah, kata Kementerian Pertahanan Suriah pada hari Senin (6/10/2025), menyusul meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa langkah tersebut bukanlah langkah awal untuk aksi militer, tetapi dimaksudkan untuk mencegah serangan berulang dan upaya kelompok yang dipimpin Kurdi untuk merebut wilayah.
Para saksi mata mengatakan, seperti dilansir Reuters (7/10), bahwa tentara sebelumnya telah menutup dua distrik di kota Aleppo yang berada di bawah kendali SDF, yang memicu protes yang tersebar oleh warga.
Para saksi mata mengatakan bentrokan sporadis terus berlanjut di pinggiran dua lingkungan yang dikuasai Kurdi, dengan warga melaporkan roket yang ditembakkan dari dalam distrik menghantam area permukiman di sekitarnya.
Seorang petugas keamanan tewas dalam serangan di sebuah pos pemeriksaan, kata seorang sumber keamanan.
Milisi Kurdi yang terkait dengan SDF mengatakan mereka telah menangkis serangan oleh pasukan pemerintah.
Puluhan keluarga di kedua lingkungan tersebut mengungsi demi keselamatan, kata dua warga kepada Reuters.
Juru bicara SDF, Farhad Shami, menuduh faksi-faksi yang tergabung dalam pemerintah Damaskus mencoba memasuki dua distrik yang dikuasai Kurdi di Aleppo dengan tank.
Ia membantah tuduhan bahwa personel SDF telah menargetkan pos pemeriksaan, dengan mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak memiliki pasukan di dua lingkungan Ashrafiya dan Sheikh Maqsoud.
Farhad menyerukan pencabutan pengepungan dan memperingatkan bahwa tindakan pemerintah merupakan eskalasi berbahaya yang memperburuk keadaan penduduk setempat.
SDF telah meningkatkan serangan di beberapa kota mayoritas Arab di bawah kendali mereka, dengan mengatakan bahwa operasi tersebut menargetkan sel-sel tidur kelompok militan Islamic state (ISIS).
Serangan tersebut, bersama dengan kampanye yang dipercepat untuk merekrut pemuda untuk wajib militer, telah memicu kemarahan di antara beberapa kelompok suku Arab yang menuduh SDF melakukan diskriminasi, tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack, dan Komandan CENTCOM, Laksamana Brad Cooper, sebelumnya bertemu dengan komandan SDF, Jenderal Mazloum Abdi, dan para pejabat senior di Suriah timur laut, kata para pejabat. Pembicaraan tersebut berfokus pada percepatan implementasi perjanjian Maret dengan Damaskus.
Bentrokan sporadis telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, dengan Damaskus dan SDF saling menuduh melakukan provokasi.
Pada bulan Maret, kedua belah pihak mencapai kesepakatan penting di bawah naungan AS untuk mengintegrasikan pasukan pimpinan Kurdi ke dalam institusi-institusi Suriah pada akhir tahun, termasuk pengalihan kendali penyeberangan perbatasan, bandara, serta ladang minyak dan gas ke Damaskus. Namun, implementasinya berjalan lambat di tengah tuduhan saling tunda.
Washington juga mendesak Kurdi untuk mempercepat negosiasi agar bergabung dengan Damaskus dengan persyaratan yang dapat diterima kedua belah pihak. Turki juga menuduh SDF mengulur waktu dan memperingatkan aksi militer jika tidak berintegrasi ke dalam aparat negara Suriah. (hanoum/arrahmah.id)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: