Breaking News
Loading...

Bagaimana Syiah Mengajarkan Kebencian terhadap Istri-Istri Nabi?


Syiahindonesia.com —
Salah satu penyimpangan paling berbahaya dalam ajaran Syiah adalah kebencian yang mereka tanamkan terhadap istri-istri Nabi Muhammad ﷺ, terutama terhadap Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha. Dalam pandangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seluruh istri Nabi adalah “Ummahatul Mukminin” (Ibu bagi orang-orang beriman), sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an. Namun dalam ajaran Syiah, banyak dari mereka mencela, menuduh, dan bahkan melaknat para istri Nabi dengan fitnah yang keji.

Artikel ini akan membongkar bagaimana kebencian terhadap istri-istri Rasulullah ﷺ menjadi bagian dari ideologi Syiah, sekaligus menjelaskan kontradiksi besar mereka terhadap Al-Qur’an dan Sunnah.


1. Kedudukan Istri Nabi dalam Islam

Dalam Islam, para istri Rasulullah ﷺ memiliki kehormatan yang sangat tinggi. Allah ﷻ berfirman:

النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ

“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.”
(QS. Al-Ahzab: 6)

Ayat ini menunjukkan bahwa menghina istri Nabi sama saja dengan menghina ibu sendiri, dan termasuk dosa besar serta penghinaan terhadap kehormatan Rasulullah ﷺ.

Selain itu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik wanita di dunia adalah Maryam binti Imran dan Aisyah binti Abu Bakar.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, mencela Aisyah berarti menolak sabda Rasulullah ﷺ sendiri.


2. Ajaran Syiah yang Mencela Aisyah radhiyallahu ‘anha

Dalam banyak kitab Syiah klasik, terdapat kecaman dan kutukan terhadap Aisyah. Mereka menuduh beliau sebagai pengkhianat, pemfitnah, bahkan penyebab penderitaan Ali dan Husain.

Beberapa contoh ajaran dari kitab Syiah:

  • Dalam Bihar al-Anwar karya Al-Majlisi disebutkan bahwa Aisyah termasuk orang yang memusuhi Ali, sehingga dianggap telah keluar dari iman.

  • Dalam Tafsir al-Qummi, ada tafsir menyimpang terhadap ayat:

    وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ (“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu,” QS. Al-Ahzab: 33)
    yang mereka gunakan untuk menyalahkan Aisyah karena ikut dalam Perang Jamal, padahal beliau melakukan itu karena ijtihad, bukan permusuhan.

Bahkan sebagian ulama Syiah ekstrem berani mengatakan bahwa Aisyah termasuk orang yang akan diazab di neraka — sebuah fitnah yang sangat keji terhadap istri Nabi ﷺ.


3. Motif Kebencian Syiah terhadap Istri Nabi

Kebencian Syiah terhadap istri-istri Nabi, terutama Aisyah, berakar dari permusuhan ideologis terhadap Abu Bakar dan Umar, karena Aisyah adalah putri Abu Bakar, dan Hafshah adalah putri Umar.

Dengan mencela Aisyah dan Hafshah, mereka secara tidak langsung menyerang kehormatan dua khalifah besar yang mereka benci.
Jadi, kebencian itu bukan karena alasan agama, tapi karena dendam politik dan fanatisme terhadap Ali.

Padahal Allah ﷻ menegaskan:

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah melaknat mereka di dunia dan di akhirat.”
(QS. Al-Ahzab: 57)

Mencaci istri Nabi jelas termasuk menyakiti Rasulullah ﷺ, dan akibatnya adalah laknat Allah.


4. Fitnah “Ayat Ifk” dan Kesalahpahaman Syiah

Salah satu fitnah terbesar yang digunakan Syiah adalah menuduh Aisyah melakukan perbuatan keji (zina), padahal Allah sendiri telah membersihkannya melalui wahyu!

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ ... أُو۟لَـٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌۭ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang bersih lagi beriman itu adalah golongan pendusta. Mereka terbebas dari tuduhan itu, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.”
(QS. An-Nur: 11–26)

Ayat ini secara jelas membela Aisyah dari segala tuduhan keji. Tapi Syiah tetap menolak ayat ini, dan sebagian menafsirkan bahwa ayat tersebut tidak ditujukan kepada Aisyah, melainkan kepada orang lain — padahal seluruh ahli tafsir Sunni dan sejarah Islam sepakat bahwa ayat ini turun untuk membebaskannya.

Ini menunjukkan bahwa Syiah lebih memilih doktrin kebencian daripada kebenaran wahyu.


5. Kebencian terhadap Istri Nabi Lainnya

Selain Aisyah, Syiah juga mencela istri Nabi lainnya seperti:

  • Hafshah binti Umar — karena dianggap ikut memusuhi Ali,

  • Zainab binti Jahsy — karena diduga “cemburu kepada Fathimah”,

  • Bahkan Ummu Salamah, yang dikenal bijak dan setia kepada Nabi, terkadang disalahpahami jika tidak memihak Ahlul Bait sesuai versi Syiah.

Semua ini memperlihatkan bahwa ajaran Syiah menanamkan kebencian terhadap siapa pun yang tidak sesuai dengan ideologi mereka, termasuk istri-istri Rasul sendiri.


6. Pandangan Ulama Sunni terhadap Kekejian Ini

Ulama besar seperti Ibn Taimiyyah, Al-Dzahabi, dan Ibn Hajar al-Asqalani menegaskan bahwa siapa pun yang mencela Aisyah atau istri Nabi lainnya telah kafir atau zindiq, karena itu berarti menolak ayat-ayat Al-Qur’an.

Ibn Taimiyyah berkata dalam Ash-Sharim al-Maslul:

“Barang siapa menuduh Aisyah dengan tuduhan yang dibersihkan Allah darinya dalam surat An-Nur, maka ia telah kafir, karena mendustakan Al-Qur’an.”


7. Kesimpulan

✅ Syiah secara sistematis menanamkan kebencian terhadap istri-istri Rasulullah ﷺ, khususnya Aisyah dan Hafshah.
✅ Mereka menyebarkan fitnah keji yang bertentangan dengan Al-Qur’an, sunnah, dan akhlak Islam.
✅ Dengan mencela istri Nabi, mereka telah menyakiti Rasulullah ﷺ dan melanggar kehormatan rumah tangga kenabian.

Umat Islam harus berhati-hati terhadap penyebaran ajaran ini, karena siapa yang membenci istri Nabi, sejatinya ia membenci Nabi sendiri.

اللهم إنا نبرأ إليك من كل من يسب أصحاب نبيك أو أزواجه الطاهرات

“Ya Allah, kami berlepas diri kepada-Mu dari siapa pun yang mencaci sahabat-sahabat Nabi-Mu dan istri-istrinya yang suci.”


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: