Syiahindonesia.com – Salah satu penyimpangan terbesar dalam ajaran Syiah adalah pandangan mereka tentang kematian dan akhirat. Alih-alih berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ﷺ, mereka membangun keyakinan berdasarkan khurafat, berlebihan dalam mengagungkan imam, dan menyimpang dari aqidah Islam yang lurus.
1. Konsep Syafaat Hanya Melalui Imam
Dalam Islam, syafaat pada hari kiamat adalah milik Allah ﷻ yang diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ dan orang-orang saleh dengan izin-Nya.
Allah ﷻ berfirman:
"مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ"
"Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya."
(QS. Al-Baqarah: 255)
Namun, Syiah meyakini bahwa syafaat hanya bisa didapat melalui para imam mereka. Bahkan sebagian dari mereka berkeyakinan bahwa imam lebih berhak memberi syafaat daripada Rasulullah ﷺ. Ini jelas pelecehan terhadap syariat Islam dan merendahkan kedudukan Nabi ﷺ.
2. Mengagungkan Kubur Imam Melebihi Syariat
Syiah mengajarkan bahwa ziarah ke kuburan Husain bin Ali di Karbala lebih utama daripada haji ke Makkah. Mereka juga meyakini bahwa orang yang mati setelah berziarah ke Karbala akan langsung masuk surga tanpa hisab.
Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ"
"Barang siapa membuat perkara baru dalam agama kami yang bukan darinya, maka ia tertolak."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Menjadikan ziarah kubur sebagai jaminan surga adalah bid’ah besar yang bertentangan dengan Islam.
3. Keyakinan Reinkarnasi Terselubung
Beberapa kelompok Syiah ghulât (ekstrem) mempercayai bahwa ruh imam atau orang Syiah tertentu bisa pindah ke tubuh lain. Ini menyerupai konsep tanasukh arwah (reinkarnasi) yang jelas bukan dari Islam.
Islam menegaskan bahwa setelah mati, manusia akan masuk ke alam barzakh dan menunggu hari kiamat.
Allah ﷻ berfirman:
"وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ"
"Dan di hadapan mereka ada alam barzakh sampai hari mereka dibangkitkan."
(QS. Al-Mu’minun: 100)
4. Menganggap Imam Bisa Menentukan Surga dan Neraka
Dalam sebagian riwayat Syiah, disebutkan bahwa imam mereka memiliki kekuasaan untuk memasukkan pengikutnya ke surga dan musuhnya ke neraka. Dengan kata lain, nasib akhirat tidak ditentukan oleh iman dan amal, tetapi oleh loyalitas kepada imam.
Padahal Allah ﷻ menegaskan:
"فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ"
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya)."
(QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa hisab didasarkan pada amal perbuatan, bukan pada loyalitas kepada imam.
5. Ritual Menyiksa Diri sebagai Jalan Surga
Setiap bulan Muharram, Syiah mengadakan ritual asyura dengan melukai tubuh sendiri, menyiksa diri, bahkan menumpahkan darah. Mereka menganggap hal ini sebagai bentuk penghapusan dosa.
Dalam Islam, dosa hanya bisa dihapus dengan taubat, amal saleh, dan rahmat Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
"التائب من الذنب كمن لا ذنب له"
"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa."
(HR. Ibn Majah)
Menyiksa diri tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Itu adalah perbuatan bid’ah yang menyerupai ritual kaum kafir.
Kesimpulan
Penyimpangan Syiah dalam konsep kematian dan akhirat sangat berbahaya, di antaranya:
-
Mengganti syafaat Nabi dengan syafaat imam.
-
Mengagungkan ziarah kubur lebih dari ibadah haji.
-
Meyakini reinkarnasi terselubung.
-
Menjadikan imam sebagai penentu surga-neraka.
-
Menyiksa diri sebagai penghapus dosa.
Semua ini tidak ada dalam Islam, melainkan penyimpangan yang menjauhkan umat dari aqidah yang benar. Islam menegaskan bahwa keselamatan akhirat hanya bisa diraih dengan iman, amal saleh, dan rahmat Allah, bukan dengan khurafat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: