Syiahindonesia.com – Dalam Islam, Asmaul Husna (الأسماء الحسنى) adalah nama-nama Allah ﷻ yang indah dan agung, yang menunjukkan kesempurnaan-Nya. Pemahaman terhadap Asmaul Husna sangat penting karena menjadi dasar dalam beribadah, berdoa, serta menanamkan keyakinan tentang keesaan dan keagungan Allah ﷻ. Namun, Syiah memiliki banyak penyimpangan dalam memahami Asmaul Husna, bahkan menggeser makna dan mengaitkannya dengan para imam mereka.
Konsep Asmaul Husna dalam Islam
Allah ﷻ berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا
“Dan hanya milik Allah nama-nama yang terbaik (Asmaul Husna), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu.” (QS. Al-A’raf: 180)
Ayat ini menegaskan bahwa Asmaul Husna adalah khusus milik Allah ﷻ, tidak boleh diberikan atau diserupakan kepada makhluk. Ulama Ahlus Sunnah menekankan bahwa pemahaman Asmaul Husna harus tanzih (menyucikan Allah dari segala kekurangan) dan tidak boleh ditafsirkan secara berlebihan, apalagi dinisbatkan kepada manusia.
Penyimpangan Syiah dalam Memahami Asmaul Husna
-
Menghubungkan sifat Allah dengan para imam
Kaum Syiah meyakini bahwa sebagian sifat Allah ﷻ, seperti sifat “Al-‘Alim” (Maha Mengetahui) dan “Al-Hakim” (Maha Bijaksana), juga dimiliki oleh para imam mereka. Mereka bahkan menganggap imam memiliki ilmu gaib sebagaimana Allah ﷻ. Padahal Allah jelas berfirman:قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65) -
Melebih-lebihkan kedudukan imam
Mereka sering menyebut imam sebagai “wajah Allah” atau “tangan Allah” di bumi. Ini adalah bentuk ghuluw (berlebihan) yang menjurus pada kesyirikan, karena mengangkat manusia pada derajat sifat ketuhanan. -
Mencampuradukkan doa dengan kultus imam
Doa-doa dalam literatur Syiah sering mengandung pujian berlebihan kepada imam, bahkan kadang lebih banyak menyebut nama imam daripada Asmaul Husna. Hal ini bertentangan dengan tuntunan Rasulullah ﷺ yang mengajarkan doa dengan menyebut nama-nama Allah ﷻ, bukan mengagungkan manusia.
Bahaya Penyimpangan Ini
Kesalahan Syiah dalam memahami Asmaul Husna berdampak serius terhadap akidah umat:
-
Mengaburkan tauhid dengan menyamakan sifat Allah ﷻ dengan sifat imam.
-
Menyuburkan syirik terselubung, karena menganggap imam sebagai perantara utama doa, bahkan lebih tinggi dari Nabi ﷺ.
-
Menghancurkan konsep ibadah murni, sebab doa yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah ﷻ malah dipalingkan kepada makhluk.
Pandangan Ulama
Imam Ahmad rahimahullah pernah berkata:
“Barang siapa menyerupakan makhluk dengan sifat Allah, maka ia telah kafir. Dan barang siapa menolak apa yang Allah sifatkan untuk diri-Nya, maka ia juga kafir. Tidak ada jalan selamat kecuali beriman kepada apa yang Allah sifatkan untuk diri-Nya, tanpa tahrif (merubah), tanpa ta’thil (menolak), tanpa takyif (membagaimanakan), dan tanpa tasybih (menyerupakan).”
Pernyataan ini menegaskan bahwa Asmaul Husna harus dipahami sebagaimana yang Allah tetapkan, tanpa penyelewengan seperti yang dilakukan Syiah.
Penutup
Pemahaman yang benar tentang Asmaul Husna adalah bagian dari tauhid. Syiah dengan penyimpangannya telah menjadikan imam mereka seolah-olah memiliki sifat-sifat ketuhanan, yang jelas menyalahi ajaran Islam. Kaum Muslimin hendaknya waspada dan kembali kepada pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam menyucikan nama-nama Allah ﷻ.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: