Syiahindonesia.com – Setiap bulan Muharram, kaum Syiah menjadikannya sebagai momen utama dalam penyebaran ajarannya. Ritual-ritual yang mereka lakukan, seperti meratap, memukul-mukul tubuh, bahkan melukai diri dengan pedang, dianggap sebagai bentuk kecintaan kepada cucu Rasulullah ﷺ, Al-Husain bin Ali. Namun, di balik itu semua, Muharram dijadikan sebagai sarana efektif untuk menyusupkan pemahaman sesat mereka ke tengah umat Islam.
1. Muharram Dijadikan Alat Propaganda
Bagi Ahlus Sunnah, Muharram adalah bulan mulia dengan keutamaan puasa, terutama pada hari Asyura. Rasulullah ﷺ bersabda:
"أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم"
"Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram." (HR. Muslim)
Namun Syiah menggeser makna mulia ini dengan menjadikannya bulan duka cita yang penuh dengan ratapan. Mereka mempropagandakan kisah Karbala secara berlebihan, seakan-akan seluruh Islam hanya berpusat pada peristiwa itu, dan dengan itu mereka menanamkan kebencian kepada Ahlus Sunnah serta sahabat Nabi.
2. Ritual Ratapan dan Penyiksaan Diri
Syiah meyakini bahwa meratap dan melukai diri adalah tanda cinta kepada Imam Husain. Padahal Rasulullah ﷺ telah melarang perbuatan semacam itu:
"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ"
"Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar pipinya, merobek bajunya, dan berteriak dengan teriakan jahiliyyah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ritual seperti ini bukanlah ibadah, melainkan bentuk tasyabbuh (menyerupai) tradisi jahiliyyah, yang hanya merusak aqidah dan akhlak umat.
3. Penanaman Kebencian terhadap Sahabat
Setiap Muharram, Syiah menggunakan momentum Karbala untuk menebarkan narasi kebencian terhadap sahabat Nabi ﷺ, terutama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Mereka menyebarkan tuduhan bahwa para sahabat merebut kekuasaan dari Ali dan berkonspirasi atas wafatnya Husain. Padahal Allah ﷻ telah memuji para sahabat dalam firman-Nya:
"وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ"
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (QS. At-Taubah: 100)
4. Menggiring Umat pada Kultus Imam
Muharram dijadikan panggung untuk mengkultuskan Imam Husain hingga di atas batas kewajaran. Syiah tidak hanya mengenang perjuangan Husain, tetapi juga menempatkannya seolah sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan, padahal Islam menegaskan bahwa keselamatan hanya dengan mengikuti Rasulullah ﷺ.
5. Strategi Syiah Menyusupkan Ajarannya
Dengan ritual Muharram, Syiah berusaha:
-
Membangkitkan emosi dan simpati umat dengan kisah Karbala yang dilebih-lebihkan.
-
Menanamkan doktrin kebencian terhadap Ahlus Sunnah dan sahabat.
-
Menyebarkan ajaran ghuluw dalam bentuk kultus terhadap imam.
-
Menarik simpati pemuda dengan acara teatrikal, pawai, dan drama yang menyentuh sisi emosional.
Kesimpulan
Ritual Muharram yang dilakukan oleh Syiah bukanlah bagian dari ajaran Islam, melainkan sarana propaganda untuk menyesatkan umat. Mereka mengubah bulan mulia ini dari bulan ibadah menjadi bulan ratapan, kebencian, dan penyimpangan aqidah. Kaum Sunni harus waspada, menjaga generasi muda, dan mengajarkan ajaran Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah agar tidak terjebak dalam perangkap Syiah.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: